moms-life
Saran 'Tidurlah Saat Bayimu Tidur', Semudah Itukah Dilakukan?
Selasa, 30 Oct 2018 19:05 WIB
Jakarta -
Sewaktu ibu baru melahirkan terutama anak pertama, banyak sekali kerabat yang mengingatkan untuk tidur saat bayi tidur. Bunda mungkin termasuk yang mendapat nasihat itu. Ternyata nggak semua ibu baru senang mendengarnya. Salah satunya seorang ibu bernama Rebecca Brown.
Rebecca bercerita ia masih belum paham mengapa orang-orang masih memberitahu para ibu baru untuk tidur ketika bayi tidur. Padahal, saran tersebut menurutnya nggak terlalu berguna untuknya. Apa alasannya?
Inilah penjelasan Rebecca tentang pesan yang menurutnya nggak terlalu membantu dia sebagai ibu baru, seperti dilansir Pop Sugar.
1. Sudah mendengarnya ribuan kali
"Jika saya sudah mendengarnya ribuan kali, Anda sudah mendengarnya 2.000 kali. Jadi mengapa Anda ingin mengatakan sesuatu yang begitu umum dan biasa-biasa saja? " katanya.
Rebecca mengaku lebih senang jika mendapat informasi tentang sesuatu yang lebih spesifik. Misalnya saja, produk yang perlu banget selalu tersedia di rumah bagi bayi baru lahir.
2. Kadang bayi cuma tidur 10 menit
Refleks moro atau bayi tekejut karena mendengar suara berisik umum dialami bayi. Pada anak Rebecca, refleks moro kadang membangunkan anaknya berkali-kali setelah hanya beberapa menit tertidur siang.
"Kalau begini, gimana saya akan tidur siang? Sedangkan saya butuh waktu lebih lama untuk itu." ujar Rebecca.
3. Banyak hal yang mesti dilakukan
Bunda bisa jadi yang juga mengalaminya. Beberapa minggu pertama, kita sebagai ibu baru masih bisa tak mengerjakan pekerjaan rumah tangga karena ada yang membantu. Kita hanya fokus memulihkan tubuh dan mempererat ikatan dengan bayi.
Tapi, waktu terus berjalan. Saat anak sudah agak besar, tugas di rumah bahkan di kantor pun kembali menanti seiring pulihnya tubuh. Sehingga, saat anak tidur para ibu termasuk Rebecca lebih memilih memanfaatkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya.
4. Transisi nggak secepat itu
Saat baru memiliki bayi, kurang istirahat itu pasti ya, Bun. Saat kita baru memejamkan mata sebentar, eh 'dipaksa' melakukan sesuatu hal. Jadilah kita harus fokus melakukannya meski mata sudah berat.
"Transisi dari kita merasa lelah, terbangun, lalu mengantuk lagi nggak secepat itu," ujar Rebecca. Ya, walaupun kadang ketika diri ini sudah capek banget, sedang di mana pun kadang bisa tertidur walaupun hanya beberapa menit. Ya nggak, Bun?
Memang saran buat ibu baru melahirkan cukup banyak didapat, terutama dari orang tua. Padahal, nggak semua saran bikin kita sreg. Dikutip dari buku 'Anti Panik Menjalani Kehamilan' yang disusun tim Tiga Generasi, kita jangan lupa mengucapkan terima kasih lebih dulu setelah orang tua mengemukakan pendapatnya. Nah, kalau kita langsung menyanggah besar kemungkinan orang tua atau siapapun merasa tersinggung.
"Sampaikan juga fakta dengan data pendukung. Jangan ragu informasikan data yang sudah kita miliki. Tekankan kita mencari data pendukung bukan karena nggak percaya pada orang tua atau mertua, tapi karena ilmu kesehatan berkembang terus sehingga kita merasa perlu memperbarui pengetahuan yang dimiliki," tulis tim penulis.
Selain itu, Bun, menurut psikolog keluarga, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, beberapa ibu yang baru melahirkan bisa mudah tersinggung. Banyak faktor penyebabnya, misalnya kelelahan. Seperti kita tahu ya, Bun, melahirkan itu melelahkan. Tadinya cuma mengurus diri sendiri, lalu sekarang mengurus manusia kecil yang saat menangis kita nggak selalu tahu apa maunya.
"Merasa kehilangan kebebasan, faktor hormonal, belum lagi ekspektasi nggak sesuai sama realita. Yang diberitakan saat punya anak kayaknya indah-indah, tapi ternyata nggak seindah itu, bisa membuat munculnya gangguan kejiwaan ini," kata Vera beberapa waktu lalu.
(rdn/rdn)
Rebecca bercerita ia masih belum paham mengapa orang-orang masih memberitahu para ibu baru untuk tidur ketika bayi tidur. Padahal, saran tersebut menurutnya nggak terlalu berguna untuknya. Apa alasannya?
Inilah penjelasan Rebecca tentang pesan yang menurutnya nggak terlalu membantu dia sebagai ibu baru, seperti dilansir Pop Sugar.
1. Sudah mendengarnya ribuan kali
"Jika saya sudah mendengarnya ribuan kali, Anda sudah mendengarnya 2.000 kali. Jadi mengapa Anda ingin mengatakan sesuatu yang begitu umum dan biasa-biasa saja? " katanya.
Rebecca mengaku lebih senang jika mendapat informasi tentang sesuatu yang lebih spesifik. Misalnya saja, produk yang perlu banget selalu tersedia di rumah bagi bayi baru lahir.
2. Kadang bayi cuma tidur 10 menit
Refleks moro atau bayi tekejut karena mendengar suara berisik umum dialami bayi. Pada anak Rebecca, refleks moro kadang membangunkan anaknya berkali-kali setelah hanya beberapa menit tertidur siang.
"Kalau begini, gimana saya akan tidur siang? Sedangkan saya butuh waktu lebih lama untuk itu." ujar Rebecca.
3. Banyak hal yang mesti dilakukan
Bunda bisa jadi yang juga mengalaminya. Beberapa minggu pertama, kita sebagai ibu baru masih bisa tak mengerjakan pekerjaan rumah tangga karena ada yang membantu. Kita hanya fokus memulihkan tubuh dan mempererat ikatan dengan bayi.
Tapi, waktu terus berjalan. Saat anak sudah agak besar, tugas di rumah bahkan di kantor pun kembali menanti seiring pulihnya tubuh. Sehingga, saat anak tidur para ibu termasuk Rebecca lebih memilih memanfaatkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya.
 Ilustrasi bayi tidur/ Foto: dok.HaiBunda |
Saat baru memiliki bayi, kurang istirahat itu pasti ya, Bun. Saat kita baru memejamkan mata sebentar, eh 'dipaksa' melakukan sesuatu hal. Jadilah kita harus fokus melakukannya meski mata sudah berat.
"Transisi dari kita merasa lelah, terbangun, lalu mengantuk lagi nggak secepat itu," ujar Rebecca. Ya, walaupun kadang ketika diri ini sudah capek banget, sedang di mana pun kadang bisa tertidur walaupun hanya beberapa menit. Ya nggak, Bun?
Memang saran buat ibu baru melahirkan cukup banyak didapat, terutama dari orang tua. Padahal, nggak semua saran bikin kita sreg. Dikutip dari buku 'Anti Panik Menjalani Kehamilan' yang disusun tim Tiga Generasi, kita jangan lupa mengucapkan terima kasih lebih dulu setelah orang tua mengemukakan pendapatnya. Nah, kalau kita langsung menyanggah besar kemungkinan orang tua atau siapapun merasa tersinggung.
"Sampaikan juga fakta dengan data pendukung. Jangan ragu informasikan data yang sudah kita miliki. Tekankan kita mencari data pendukung bukan karena nggak percaya pada orang tua atau mertua, tapi karena ilmu kesehatan berkembang terus sehingga kita merasa perlu memperbarui pengetahuan yang dimiliki," tulis tim penulis.
Selain itu, Bun, menurut psikolog keluarga, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, beberapa ibu yang baru melahirkan bisa mudah tersinggung. Banyak faktor penyebabnya, misalnya kelelahan. Seperti kita tahu ya, Bun, melahirkan itu melelahkan. Tadinya cuma mengurus diri sendiri, lalu sekarang mengurus manusia kecil yang saat menangis kita nggak selalu tahu apa maunya.
"Merasa kehilangan kebebasan, faktor hormonal, belum lagi ekspektasi nggak sesuai sama realita. Yang diberitakan saat punya anak kayaknya indah-indah, tapi ternyata nggak seindah itu, bisa membuat munculnya gangguan kejiwaan ini," kata Vera beberapa waktu lalu.
