Jakarta -
Sudah banyak penelitian menunjukkan manfaat
berkebun untuk kesehatan. Mulai dari mengurangi stres, tekanan darah, kecemasan, hingga memperpanjang umur seseorang.
Kalau melihat manfaat yang demikian besar, apakah Bunda masih malas
bercocok tanam? Yuk, mulai dari halaman rumah. Meski lahan terbatas, Bunda bisa memanfaatkan pot-pot atau bahkan kaleng bekas yang sudah tidak terpakai.
Lalu kira-kira tanaman apa ya, Bun, yang bisa menyegarkan mata sekaligus berkhasiat bagi kesehatan? Mengutip web
Kementerian Kesehatan, ada empat jenis tanaman obat yang beredar di sekitar kita berdasarkan hasil kajian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Kesehatan.
1. Lengkuas
 Lengkuas/ Foto: iStock |
Bunda pasti sudah familiar dengan bumbu dapur yang satu ini. Ternyata, rimpang yang merupakan salah satu bagian dari lengkuas bisa dijadikan obat lho. Rimpang diketahui mengandung minyak atsiri lebih kurang satu persen dengan komponen utama kamfer, sineol dan asam metal sinamat.
Lantas bagaimana caranya kita mendapatkan minyak atsiri? Bunda bisa mengiris atau menumbuk lengkuas. Minyak atsiri rimpang lengkuas mempunyai aktivitas sebagai antimikroba dan antijamur.
Selama ini ada dua jenis lengkuas yang dikenal di Tanah Jawa, yakni lengkuas merah dan putih. Lengkuas merah memiliki rimpang berwarna kemerahan dengan bentuk lebih kecil. Sementara itu, lengkuas putih mempunyai rimpang berwarna putih dengan bentuk yang relatif besar.
Biasanya masyarakat di pedesaan menggunakan irisan lengkuas merah untuk mengobati kutu air dan panu. Sementara perasan lengkuas merah yang ditambah dengan madu dapat digunakan untuk mengobati demam.
2. Jeruk nipis
 Jeruk nipis/ Foto: Istock |
Khasiat buah yang satu ini memang sudah sering dibahas ya, Bun. Jeruk nipis seperti Bunda tahu berkhasiat sebagai obat penurun panas, pegal linu, hingga batuk.
Apa saja kandungan dalam jeruk nipis? Buah tersebut mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonene, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali lasetat, aktilaldehid, annildehid), dammar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin B1 dan C. Wah, banyak ya Bun.
3. Seledri Seledri/ Foto: iStock |
Nah, tanaman yang satu ini sedang naik daun beberapa tahun terakhir lho, Bun. Bagian tanaman seledri yang bisa dijadikan pengobatan adalah daun dan herbanya.
Herba seledri mengandung flavonoid, kumarin, manitol serta minyak atsiri. Flavonoid apigenin dalam herba seledri mampu menurunkan tekanan darah. Adapun rebusan daun seledri dapat digunakan untuk memperlancar pengeluaran air seni.
Namun Bunda perlu hati-hati, sebab senyawa firanokumarin dalam herba seledri dapat memicu terjadinya reaksi alergi. Selain itu, biji seledri dapat memengaruhi siklus menstruasi. Oleh karena itu, baiknya minyak biji seledri tidak dikonsumsi oleh wanita.
4. Daun sereh wangi Sereh/ Foto: Getty Images |
Khasiat tanaman yang satu ini sudah dikenal sejak lama. Daun dan akar sereh wangi berkhasiat sebagai penghangat badan, peluruh keringat, dan obat kumur.
Daun sereh wangi mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol. Selain itu, daunnya juga mengandung minyak atsiri dengan sitral, sitronelol, geraniol, metilheptenon, eugenol-metilete, dipentel, eugenol, kadinen, kadinol, dan limonene.
Minyak atsiri dari daun dan akar sereh wangi dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitic, pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, bacilus subtilis, Salmonella typhimurium, Apergillus niger dan Candida albicans.
Ternyata, tanaman yang kita temui sehari-hari punya banyak khasiat ya, Bun. Yuk mulai berkebun tanaman obat. Ajak juga si kecil ya, Bun. Sebab, kegiatan berkebun juga punya banyak manfaat buat anak.
Dikutip dari laman
Washington Post, beberapa penelitian ilmiah menunjukkan tubuh yang dekat dan bermain dengan yang kotor-kotor bisa memperbaiki kesehatan mental dan fisik anak-anak. Enggak cuma itu, berkebun bisa membantu anak-anak membakar energi ekstra, mengendalikan impuls mereka, dan mengembangkan sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Bahkan, anak-anak yang diajak
berkebun untuk menanam dan memanen sayuran dan buah, secara sukarela juga mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran.
Hmm, bisa jadi solusi bagi anak yang malas makan buah dan sayur kan, Bun?
"Ketika anak saya berusia empat tahun, dia sangat senang saat saya ajak ke luar rumah dan bermain di halaman rumah. Anak saya langsung menggambar-gambar sesuatu di tanah. Rangsangan alami yang berada di luar tampaknya menambah pikiran mempraktikkan disiplin diri. Rangsangan ini memberi energi kembali pada bagian otak yang mengendalikan konsentrasi," kata Rosanna, ibu yang gemar berkebun.
[Gambas:Video 20detik]
(som/rdn)