MOM'S LIFE
Kisah Cinta Raja Thailand dengan Pengawal Pribadinya
Maya Sofia & Radian Nyi Sukmasari | HaiBunda
Jumat, 03 May 2019 10:01 WIBBeberapa hari sebelum penobatannya, Raja Thailand Maha Vajiralongkorn menikahi wakil kepala pengawal pribadinya, Jenderal Suthida Vajiralongkorn Na Ayudhya. Raja Maha Vajiralongkorn juga memberi istri barunya tersebut gelar Ratu.
Rekaman dari upacara pernikahan ditayangkan di saluran TV Thailand Rabu (1/5) malam, memperlihatkan anggota keluarga kerajaan dan penasihat istana yang hadir.
Raja Maha Vajiralongkorn tampak menuangkan air suci di kepala Ratu Suthida. Pasangan itu kemudian menandatangani surat nikah.
Raja telah lama menjalin hubungan dengan Ratu Suthida dan sudah terlihat bersamanya di depan umum selama bertahun-tahun, meski hubungan mereka belum pernah secara resmi diakui.
Pada 2014, Vajiralongkorn menunjuk Suthida Tidjai yang juga mantan pramugari Thai Airways, sebagai wakil komandan unit pengawalnya. Dia menjadikannya seorang jenderal penuh di ketentaraan pada Desember 2016.
Sebelumnya, Raja Maha Vajiralongkorn diketahui telah menikah dan bercerai tiga kali serta memiliki tujuh anak. Berbicara soal pernikahan dan perceraian, psikiater Mark Banschick, M.D. mengatakan, menikah untuk kedua kalinya memang harus mempertimbangkan banyak hal.
Seperti dilansir Psychology Today, penulis buku The Intelligent Divorce ini memaparkan, setidaknya lima hal berikut membantu meyakinkan diri saat menikah lagi.
Pertama, yakinkan pada calon pasangan, masa lalu akan memicu apapun dalam perjalanan di masa depan. Mintalah dia untuk tidak mudah menghakimi dan bersabar karena drama pasti berlalu.
Kedua, meski saat ini dia sudah resmi menjadi suami, tapi harus disadari kalau secara biologis, dia bukan ayah anak-anak dari pernikahan Anda dengan mantan pasangan. Jadi, jangan pernah memaksa anak untuk menerima dan memanggil dia sebagai ayah.
Ketiga, jika dia pernah merasa tersakiti oleh mantan pasangannya, yakinkan diri sendiri agar tidak melakukan kesalahan yang sama.
Keempat, penting untuk berkomitmen menentukan rencana masa depan berdua dan juga anak-anak, termasuk masalah keuangan. "Uang bukan hal buruk, tapi bukan segalanya dalam pernikahan," kata Banschick.
Kelima, agama atau keyakinan juga menjadi pertimbangan penting dalam rumah tangga. Jangan sampai perbedaan dalam menjalani keyakinan menjadi pemicu perpisahan terulang lagi.
(som)