Jakarta -
Kebaikan kecil yang kita berikan bisa saja mengubah hidup seseorang. Hal tersebut dialami betul oleh
Melanie Subono. Melanie berbagi kisah harunya lewat media sosial.
Diceritakan Melanie, saat itu ia sedang memesan ojek online. Tak disangka-sangka olehnya, pengemudi tersebut tampak begitu emosional begitu datang menjemputnya. Melanie pun diceritakan oleh sang pengemudi kalau Melanie pernah memberikan santunan padanya 23 tahun lalu.
"Pernah enggak naik ojol, pas turun lo dan abangnya sama sama berkaca-kaca? Baru aja kejadian di gue barusan. Pas jemput gue, mas ini emosional. Dengan sederhananya dia cerita, 'Kak, kakak lupa? 23 tahun lalu saya anak panti yatim pernah kakak ajak ke Dufan,'" tulis Melanie Subono.
Pengemudi itu juga bercerita, Melanie membelikan sandal baru karena sandalnya putus begitu sampai Dufan. Menahan malu, alhasil sang pengemudi kala itu menangis. Sejak melihat perbuatan baik Melanie, sang pengemudi berusaha berbuat baik dengan semua orang. Momen itu juga tak akan ia lupakan.
"Hari ini dia kerja halal, nikah, punya anak dua, dan sibuk nerusin kebaikan yang gue aja lupa tapi ternyata merubah hidup dia. Sekecil Dufan, perhatian dan sendal jepit," sambung
Melanie Subono.
[Gambas:Instagram]
Tak lupa, Melanie juga didoakan sang pengemudi selama perjalanan. Di akhir kalimat, Melanie berpesan untuk kita semua agar selalu berbuat baik. Bagi kita mungkin terasa kecil dan sepele, Bun, namun bagi seseorang bisa berarti segalanya.
Wah, benar-benar momen yang bikin haru ya, Bun? Terkait hal ini, kita sebagai orang tua tentunya ingin anak juga selalu berbuat baik pada orang. Tak memandang perbedaan apalagi derajat. Terlebih di Indonesia sendiri banyak sekali keberagaman suku, budaya sehingga berbuat baik adalah sebuah tantangan.
Menurut psikolog anak Feka Angge Pramita berpesan orang tua jelaskan ke anak bahwa kita hidup di tengah masyarakat yang heterogen. Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, agama, dan sebagainya. Anak kita harus sadar bahwa tidak ada 'norma' tentang bagaimana melihat seseorang.
Dorong mereka untuk memiliki teman dengan latar belakang dan etnis berbeda. Bermain dan berkomunikasi dengan anak-anak lain akan membantunya menyadari bahwa mereka adalah anak-anak yang sama, terlepas dari warna kulit, agama, atau latar belakang budaya mereka.
"Anak-anak harus dikenalkan dengan perbedaan itu dan
menanamkan sikap saling menghormati, menghargai, dan mencintai perbedaan yang ada. Jadi jangan langsung melarang anak untuk berteman dengan anak yang berbeda suku, agama, dan ras," kata Feka.
Berbuat baik bisa dilakukan dengan bentuk apa pun, tak terkecuali sulap. Kok bisa? Simak video berikut ini, Bun.
[Gambas:Video Haibunda]
(aci/som)