Jakarta -
Seorang ibu bisa dibilang sosok penting dan penggerak sebuah keluarga. Di kacamata
Fery Farhati, istri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, ibu adalah sosok yang melakukan segala demi kenyamanan keluarganya. Seorang ibu bisa melakukan pekerjaan dengan lingkup yang luas.
Tak cuma membesarkan anak, ibu juga menjadi kunci keharmonisan sebuah keluarga. Kata Fery, jika seorang ibu berhasil melakukan pekerjaannya dengan lingkup yang luas, maka keharmonisan tak hanya dirasakan oleh keluarga. Akan tetapi lingkungan sekitarnya juga mendapat dampak harmonisnya.
"Ibu itu kan penggerak dalam keluarga, kalau ibu melakukan segala hal untuk kenyamanan keluarganya dan kalau ada seorang ibu yang bisa melakukan pekerjaan yang lingkup luas, tentunya keharmonisan itu tak hanya dirasakan keluarga. Namun dirasakan oleh lingkungan sekitarnya," kata Fery Farhati di acara Menuju Ibu Ibukota Awards, di The Hall Senayan City, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019).
Selain itu, menurut Fery, ibu itu punya peran luar biasa untuk menjaga keharmonisan bagi kotanya, terutama di Jakarta. "Kunci kebahagiaan sebuah keluarga itu sebetulnya yang paling tinggi adalah keharmonisan keluarga, jadi kalau keluarganya harmonis maka Jakarta akan jauh lebih bahagia," sambungnya.
Apresiasi untuk para ibu lewat Ibu Ibukota Awards 2019
Oleh karena itu, untuk menghargai dan mengapresiasi peran ibu, Fery beserta PKK, Dekranasda, Yayasan Kanker Indonesia, dan Dharma Wanita Persatuan DKI Jakarta menggelar ajang Ibu Ibukota Awards. Fery pun menceritakan sedikit latar belakang munculnya narasi Ibu Ibukota.
"Ketika saya memegang peran sebagai istri gubernur, saya mendapat tugas yang selama ini belum saya rasakan. Dahulu waktu pak Anies menjabat sebagai menteri, saya menjadi penasihat Dharma Wanita, urusannya hanya Departemen Pendidikan saat itu. Jadi lingkupnya sangat kecil," ujar Fery.
Begitu menjadi istri gubernur tugasnya banyak luar biasa. Fery ditunjuk menjadi ketua tim PKK Provinsi DKI Jakarta, ketua Dekranasda DKI Jakarta, Ketua Yayasan Kanker Indonesia, serta bunda PAUD.
 Fery Farhati dan segenap panitia Ibu Ibukota Awards 2019/ / Foto: Asri Ediyati |
"Jadi banyak peran yang menjadi tanggung jawab saya. Rupanya memang, di DKI ini ibu PKK punya program untuk men-training ibu gubernur supaya bisa menyerap apa perannya, saya diajak keliling bertemu ibu wali kota, bupati, selama proses itu, saya banyak berdecak kagum dengan aktivitas ibu-ibu yang saya belum pernah lihat," tutur Fery.
Disebutkan Fery, aktivitas para ibu yang ia lihat begitu sederhana namun berdampak luas pada lingkungan. "Di sana saya bertemu seorang ibu yang punya hobi tanaman, hobinya itu tidak hanya untuk dirinya bagaimana ia menjalankan hobi bisa berdampak ke masyarakat yang begitu luas, penuh dengan berbagai macam bidang. Mereka semua sosok yang sederhana," lanjut
Fery Farhati.
Menurut Fery, cerita seperti itu tidak pernah muncul dalama narasi Jakarta. Hal ini karena narasi Jakarta pada umumnya yang orang tahu kan macet, banjir, kemudian sibuk ke kantor dari pagi sampai malam, Bun. Ternyata ada lho, di pelosok-pelosok Jakarta yang membuat Jakarta lebih humanis, tertib, kondusif.
"Apresiasi pada ibu-ibu itu harus tinggi, jadi ternyata senyaman itu ibu kota. Saya ingin ibu-ibu yang bekerja (di rumah maupun kantoran) diapresiasi usahanya kemudian juga kisah-kisah para ibu itu muncul ke permukaan.
Di akhir, Fery berpesan dengan menggali cerita para
ibu membuat kita merasa bahwa Jakarta itu ada penggerak-penggerak yang bekerja dalam sunyi. Meski tak terasa namun membawa perubahan yang lebih baik. Itu lah sosok ibu.
Simak juga tips menjadi ibu bahagia ala Zee zee Shahab.
[Gambas:Video Haibunda]
(aci/som)