Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Nangis Sedih, Ririn Ekawati Cerita Detik-detik Suami Meninggal

Maya Sofia   |   HaiBunda

Kamis, 03 Oct 2019 16:06 WIB

Ririn Ekawati menceritakan kembali momen sang suami, Ferry Wijaya, menghembuskan napas untuk terakhir kali.
Ririn Ekawati/ Foto: Veynindia Esaloni Pardede/detikHOT
Sudah dua tahun berlalu sejak sang suami, Ferry Wijaya, pergi meninggalkan Ririn Ekawati untuk selama-lamanya. Ferry meninggal pada 11 Juni 2017 karena kanker darah yang telah lama diidapnya.

Masih segar dalam ingatan perempuan berusia 37 tahun ini detik-detik saat sang suami menghembuskan napas terakhir. Ketika itu, Ririn sedang berada di Makkah untuk menjalankan ibadah umrah.

Awalnya Ririn dan Ferry berencana pergi umrah bersama. Namun karena kondisi Ferry yang tak memungkinkan, Ririn akhirnya berangkat bersama ibunda.

Ririn pun sempat ragu meninggalkan Ferry di Tanah Air. Apalagi selama sang suami sakit, ia tak pernah absen mendampinginya.

Ferry lah yang memaksanya untuk tetap berangkat umrah. Bahkan, ia pula yang mempersiapkan segala kebutuhan Ririn untuk umrah, seperti baju untuk tawaf, hijab, hingga kaus kaki.

"Empat hari sebelum berangkat, dia packing-in satu koper," ujar Ririn dalam channel YouTube Ussy Andhika Official.

Ferry juga selalu menyampaikan kata-kata yang menguatkan Ririn untuk tetap berangkat umrah. Kata-kata ini selalu diingat Ririn.

"Kamu pergi semoga dosa-dosa aku selama hidup diampuni. Jadi kalau aku sampai ada apa-apa...Dia tuh dalam keadaan bersih. Jadi itu yang bikin aku terenyuh," ucap Ririn sambil berlinang air mata.

Berlinang Air Mata, Ririn Ekawati Cerita Detik-detik Sang Suami MeninggalMomen Ririn Ekawati saat bersama sang suami, Ferry Wijaya. (Foto: Ririn Ekawati/Instagram)

Saat berangkat umrah, Ririn tak punya firasat apapun tentang sang suami. Apalagi sejak awal tahu Ferry mengidap kanker, ia selalu berpikir positif bahwa sang suami akan sembuh. Selain itu, Ferry juga turut mengantar Ririn dan ibunya ke bandara.

Ferry kemudian menjalani kemoterapi. Setelah kemoterapi, kondisi Ferry sehat dan bahkan bisa ikut jalan-jalan bersama keluarga ke Puncak.

Namun, tiba-tiba kesehatannya menurun. Ferry langsung dibawa ke UGD karena mengalami demam. Ketika itu Ferry didampingi oleh asisten Ririn, Indra, dan adik Ririn, Rini.

"Indra kirim foto setiap detik," kata Ririn.

Lewat foto, Ririn melihat ada yang berbeda dari wajah Ferry. Ia meminta Indra untuk memanggil dokter dan segera memeriksa sang suami.

Kata dokter, demam yang dialami Ferry tak wajar. Saat diperiksa, oksigen dalam darahnya ternyata sudah rendah. Ferry hanya bisa bertahan jika dilakukan trakeostomi atau membuat saluran pernapasan lewat leher bagian depan untuk memasukkan oksigen.

Ririn langsung teringat bahwa sang suami pernah berpesan agar jangan sampai ia menjalani prosedur trakeostomi. Namun, saat harus mengambil keputusan, Ferry akhirnya menyerahkan sepenuhnya kepada sang istri. Ferry dan Ririn kemudian berbicara lewat video call.

"Aku bilang,'Kamu masih kuat enggak?' Dia cuma kasih jempol. 'Terserah kamu,' katanya," ujar Ririn mengingat ekspresi tersenyum sang suami saat itu.

"Itu terakhir kali video call. Setelah dimasukkan alat, berapa lama kemudian dia enggak ada. Itu terakhir lihat dia ketawa, lihat muka dia," kata Ririn.

Sebelum sang suami meninggal, Ririn juga bercerita bahwa ia mengalami pengalaman aneh saat di Makkah. Bunda bisa baca selengkapnya di halaman berikut dengan meng-klik next.

[Gambas:Video 20detik]



Mencium wangi parfum suami saat tawaf

Ririn Ekawati dan suami/ Foto: Ririn Ekawati/Instagram

Empat jam sebelum Ferry meninggal atau tepatnya setelah Ririn melakukan video call dengan sang suami tercinta, perempuan kelahiran Tarakan itu mengalami hal tak biasa. Saat sedang tawaf, Ririn sempat mencium wangi parfum yang biasa digunakan oleh sang suami.

"Aku bilang gini ke mamahku,'Mah kayak parfumnya Ferry tadi lewat,'" kata Ririn.

Tanpa sadar sang ibunda langsung mengucapkan kalimat 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un'. Mendengar itu, Ririn sempat marah.

"Mamah jangan ngomong gitu. Tadi Ferry masih enggak kenapa-kenapa. Tadi video call."

Pengalaman aneh itu terjadi pukul 4 sore waktu Makkah. Jelang waktu berbuka puasa, Ririn kembali mendapat kabar dari Indonesia. Ketika itu, Ferry harus pindah RS karena ICU di RS tempatnya dirawat sudah penuh.

"Selama perjalanan video call. Akhirnya pas azan aku buka puasa, dikabarin baru sampai RS satu lagi kalau dia sudah enggak ada," ujarnya.


Berusaha tegar

Ririn Ekawati saat melahirkan Abigail Cattleya Putri/ Foto: instagram ririn ekawati

Ririn langsung tak sadarkan diri. Saat terbangun, ia sudah dalam kondisi berbaring di atas tempat tidur tempatnya menginap. Selain sang ibunda, di kamar tersebut juga sudah berkumpul teman-teman umrahnya.

"Enggak tahu kayak aku dikasih kekuatan. Aku mendampingi dia dua tahun sakit dibilang enggak siap aku haru siap karena saat aku memutuskan mau nikah aku harus siap bakal ditinggalin. Pas tahu dia sakit sampai drop banget sampai dia meninggal, ya sudah aku serahkan sama Allah," tutur ibu dari dua anak ini.

Kini sudah dua tahun berlalu. Anak Ririn dan Ferry, Abigail Cattleya Putri, yang saat itu masih berusia enam bulan sekarang telah tumbuh menjadi gadis cilik yang cantik. Tepat pada 22 Desember nanti, Abigail akan berusia 3 tahun.

Setiap malam sebelum tidur, Abigail pun selalu mendoakan sang ayah. "Kalau ditanya, papah dia papah Ferry. Papahnya lagi di surga, tidur, bobo. Tiap hari dia doain papahnya sebelum tidur. Kita doain papah supaya papanya senang di surga," kata Ririn.


(som/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda