Say No to Drugs! 5 Cara Positif Ini Bisa Hapus Kenangan Mantan
Yuni Ayu Amida |
HaiBunda
Sabtu, 05 Oct 2019 12:47 WIB
Say No to Drugs! 5 Cara Positif Ini Bisa Hapus Kenangan Mantan
Melupakan seseorang yang pernah kita cintai tentunya enggak mudah ya, Bunda? Namun, bukan artinya hal tersebut tak bisa kita lakukan.
Jangan sampai pula, untuk menghapus kenangan mantan, kita melakukan hal negatif. Seperti yang dilakukan seorang wanita asal Bali, yang melupakan mantannya dengan cara mengonsumsi narkoba.
"Tersangka inisial NGS menggunakan sabu-sabu untuk menghilangkan kenangan dengan mantan pacar yang sebagai pengedar dan telah ditangkap di Polda Bali," kata Kasubag Humas Polres Badung Iptu I Ketut Oka Bawa, dilansir detikcom.
Menurut psikolog Jennice Vilhauer, Ph.D., luka hubungan lama bisa menjauhkan kita dari masa depan yang lebih bahagia. Kita semua pernah mengalami cinta yang indah, kemudian berubah buruk dan itu menyakitkan.
"Bukan tentang situasinya, atau siapa yang salah dan benar, intinya rasa sakit bisa mencegah kita bergerak maju," jelas Vilhauer, dilansir Psychology Today.
Kata Vilhauer, meskipun waktu adalah penyembuh terbaik, ada lima langkah konkret yang bisa kita lakukan, untuk memfasilitasi proses tersebut. Simak di halaman berikutnya ya, Bunda.
Simak pula soal kasus narkoba yang menjerat Nunung ini, Bunda.
Lakukan ini setidaknya untuk sementara waktu. Tidak masalah, kita tidak perlu berteman dengan mantan. Saat kita terluka, kita rentan. Melindungi diri dengan batas-batas yang sehat adalah bagian penting dari perawatan diri yang baik. Beri tahu mantan dengan sopan bahwa kita membutuhkan ruang dan lebih memilih untuk tidak berhubungan untuk saat ini.
2. Ingat kenangan pahit
Karena pikiran kita berusaha menyembuhkan hati kita, ingatan yang menyakitkan sering terkenang dan kita mendapati diri kita mengingat dan merindukan masa-masa indah.
Strategi yang baik untuk melewati saat-saat ini adalah dengan menuliskan setiap hal menyakitkan yang kita ingat dan terjadi selama hubungan. Kemudian membacanya untuk diri sendiri sambil berusaha mengingat kembali kenangan-kenangan itu sampai perasaan menyakitkan mereda.
"Intinya di sini bukan untuk tetap marah, tetapi untuk mengingat kebenaran penuh mengapa hubungan itu berakhir," tutur Vilhauer.
Pada akhirnya, melepaskan peristiwa ini akan menjadi bagian penting dari proses memaafkan dan penyembuhan. Tetapi untuk melepaskan sesuatu, kita harus terlebih dahulu mengakui dan menerima bahwa itu terjadi.
Intip tiga cara lain di halaman selanjutnya.
Cintai diri sendiri
Foto: (iStock)
3. Damai dengan masa lalu
Ketika seseorang memperlakukan kita dengan buruk atau melakukan sesuatu yang menyakitkan, adalah respons alami dan sehat untuk marah. Kemarahan memfasilitasi proses pemisahan dari hubungan yang tidak sehat.
Tetapi ketika kita berpegang pada kemarahan dan kebencian dari masa lalu, dan membawanya ke masa depan, itu akan sangat buruk. Selain itu, membiarkan tindakan orang lain membatasi kemampuan kita untuk bergerak maju berarti dia masih memegang kendali atas hidup kita.
Memaafkan bukan tentang membiarkan orang itu lolos dari perilaku buruknya, ini tentang kebebasan emosional kita. Belajar untuk memaafkan dan berdamai dengan apa yang terjadi di masa lalu akan terasa lebih mudah ketika kita mengalihkan fokus dari peristiwa spesifik yang terjadi.
"Jika kita marah karena sesuatu yang dilakukan orang lain, cobalah untuk menarik kembali dan mengingat sifat-sifat baik yang ada dalam diri orang tersebut, ketika kita pertama kali bertemu. Dan kenali bahwa kita semua memiliki kekurangan dan melakukan kesalahan," ujarnya.
4. Boleh tetap mencintai mantan, tapi...
Bagian dari kedewasaan adalah mengakui bahwa cinta saja tidak cukup untuk membuat hubungan berjalan. Banyak faktor dan keadaan lain, seperti waktu, nilai yang tidak cocok, atau pilihan yang kita buat, memainkan peran penting agar suatu hubungan dapat berkembang.
Tetapi, pindah dari hubungan yang tak berjalan baik tidak selalu berarti mengakhiri cinta yang kita rasakan. Terkadang, satu-satunya cara untuk melepaskannya adalah dengan tetap mencintainya, namun tidak berarti harus bersama. Ada banyak bentuk cinta, jadi biarkan cinta romantis yang kita rasakan menjadi jenis cinta yang berbeda, seperti rasa peduli dan kasih sayang kepada sahabat. Ini bisa membantu memperlancar proses penyembuhan.
5. Cintailah diri sendiri
Percayalah, kita layak memiliki hubungan cinta dengan orang yang tepat, yang memperlakukan kita dengan baik, mengharuskan kita memandang diri sendiri secara positif. Selain itu, kita tidak dapat mengharapkan orang lain memperlakukan kita lebih baik daripada kita memperlakukan diri sendiri.
"Memaafkan diri sendiri adalah bagian penting dari mencintai diri," kata Vilhauer.
Sebaliknya, menyalahkan diri sendiri dengan cara mencela diri sendiri adalah pemborosan energi yang sia-sia, yang hanya menghasilkan emosi negatif dan menunda proses penyembuhan. Itu sebabnya, kita yang sedang patah hati, sebaiknya ubah rasa sakit menjadi pembelajaran.
Karena sebenarnya, setiap hubungan yang berakhir dapat mengajarkan kita sesuatu tentang diri sendiri, dan memberikan kejelasan lebih besar tentang apa yang sebenarnya kita butuhkan untuk bahagia.