Jakarta -
Peramal Indonesia, Suhu Naga meninggal karena sakit jantung di usia 49. Kepergiannya begitu tiba-tiba, pihak keluarga pun tak merasa ada yang pesan sebelum ia meninggal. Sang adik, Dewi pun menceritakan kronologi Suhu Naga meninggal.
"Kronologinya dia collapsed, dia pulang makan-makan jam 12. Pulang, dia minta tidur katanya ngantuk sama Mama. Jam 3 Mama dengar dia ngorok tapi aneh," kata Dewi kepada InsertLive.
"Mama telepon, saya ke rumah bawa ke dokter. Takut kenapa-kenapa. Pas sampai rumah diperiksa, oksigen di darahnya 30 persen. Jadi jantungnya kurang oksigen, saat itu gulanya tinggi," sambung Dewi.
Dewi dan dokter akhirnya mencari pertolongan ke tempat terdekat. Dewi membawa Suhu Naga ke puskesmas, namun begitu diberi infus cairan, tubuh Suhu Naga sudah menolak. Begitu pula saat diberikan CPR.
Diceritakan Dewi, sebelumnyaÂ
Suhu Naga memiliki riwayat penyakit diabetes. Ia bilang jika sedang kambuh, kakaknya sampai lemas namun bisa diatasi.
Dewi punya kenangan tersendiri dari mendiang. Suhu Naga dikenal sebagai sosok yang sangat baik , dekat dengan anak-anak Dewi. Dari kecil sang peramal sayang banget sering menjaga saya sebagai adiknya . "Sama anak anak saya juga dia baik banget sayang banget. Orangnya ramah. Ia tinggal bersama Mama di rumah karena harus jagain Mama," kata Dewi.
Yang di ingatan sang ibunda,Â
Suhu Naga bilang cita cita cuma satu yaitu membahagiakannya. "Yang pasti saya mau minta maaf atas kesalahannya dan semoga diterima sama yang di atas," ujar sang ibunda, Shao Tjun Yong.
Bicara soal ngorok atau mendengkur dan kaitannya dengan penyakit jantung, ternyata ada banget Bunda kaitannya. Ahli jantung dr.Aron Husink, Sp.JP dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, menjelaskan bahwa ngorok terjadi karena pangkal lidah menutup jalan napas, biasanya karena tidur telentang. Tertutupnya jalan napas berdampak pada ventilasi atau pertukaran udara yang buruk menuju paru-paru.
"Itu enggak bagus. Secara berkepanjangan oksigennya kurang, pembuangan CO2-nya juga tidak bagus, jadi sebenarnya itu beban ke jantung," jelas Aron.
Lalu, sebuah studi menunjukkan bahwa mendengkur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya. Dalam studi tersebut, peneliti di University of Pittsburgh mempelajari lebih dari 800 orang antara usia 45 dan 74 tahun mengenai kualitas tidurnya.
Tiga tahun kemudian, orang-orang yang melaporkanÂ
mendengkur keras dua kali lebih mungkin mengalami sindrom metabolik, yaitu faktor risiko penyakit jantung, diabetes dan stroke. Sindrom metabolik mencakup tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kadar kolesterol baik (HDL) rendah, trigliserida tinggi dan lemak perut berlebihan.
"Gangguan tidur kronis dapat memproduksi hormon stres tingkat tinggi dan memiliki respons kardiovaskular berlebihan, yang dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, metabolisme glukosa, dan berat badan," kata penulis utama studi,WendyTroxel, Ph.D., asisten profesor psikiatri dan psikologi di University of Pittsburgh.
(aci/rdn)