HaiBunda

MOM'S LIFE

Wow! Puasa 14 Jam & Makan 10 Jam Terbukti Efektif Turunkan Berat Badan

Maya Sofia   |   HaiBunda

Selasa, 10 Dec 2019 07:40 WIB
Ilustrasi puasa intermiten/ Foto: iStock
Jakarta - Bunda pernah mendengar tren puasa intermiten atau puasa berselang. Mengutip Healthline, tren ini melibatkan siklus puasa dan makan secara bergantian.

Menurut sejumlah penelitian, puasa intermiten mampu menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan metabolisme, dan banyak melindungi kita dari berbagai penyakit.


Ada beberapa metode puasa intermiten. Saat ini kebanyakan orang sudah melakukan 'puasa' itu sendiri, yakni saat tidur. Nah, puasa intermiten sesederhana memperpanjang waktu puasa sedikit lebih lama.


Misalnya saja, Bunda tidak sarapan di pagi hari dan menyantap makanan pertama di hari itu pada siangnya. Kemudian makanan terakhir yang Bunda makan adalah pada pukul delapan malam.

Dengan demikian, Bunda telah berpuasa selama 16 jam setiap hari dan membatasi waktu makan hingga delapan jam. Metode tersebut dikenal sebagai bentuk puasa intermiten paling populer dengan nama metode 16/8.

Diet puasa. (Foto: iStock)


Namun menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Cell Metabolism ada metode puasa intermiten lain yang juga efektif menurunkan berat badan. Mengutip NPR, metode puasa intermiten yang satu ini adalah membatasi makan Bunda hanya 10 jam sehari.

Artinya, Bunda menyantap makanan pertama kali pada pukul delapan pagi. Setelah itu makanan yang disantap terakhir adalah pada pukul enam malam.

"Biasanya orang mau eating window dari jam delapan pagi hingga enam malam," ujar dr.Pam Taub, ahli jantung dari University of California, San Diego's School of Medicine, yang juga penulis dari studi tersebut.

Dalam penelitian ini, para partisipan tetap diminta terhidrasi saat puasa dengan mengonsumsi air. Kemudian, partisipan juga memasukkan waktu makan dan tidur mereka dalam sebuah aplikasi.

"Kami melihat penurunan sebesar 3 persen dalam berat badan mereka 4 persen penurunan lemak perut," ucap Taub.

Tube menjelaskan bahwa ia tidak meminta para partisipan mengubah jenis makanan yang dikonsumsi. Namun uniknya, kalori yang dikonsumsi para partisipan berkurang hingga sekitar 8,6 persen. Hal ini kemungkinan dampak dari eating window.

Selain itu level kolesterol dan tekanan darah para partisipan juga menunjukkan perbaikan. Beberapa partisipan bahkan melaporkan bahwa mereka mengalami peningkatan kualitas tidur dan lebih berenergi.

Bunda juga bisa simak metode diet puasa dalam video berikut:

(som/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

7 Artis Perempuan Indonesia Berprestasi di Bidang Akademik, Sekolah hingga S3

Mom's Life Annisa Karnesyia

Benarkah Minuman Isotonik Bisa Memicu Kontraksi Jelang Persalinan?

Kehamilan Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil

12 Cara Baru Mendiagnosis dan Mengobati Kanker, Termasuk Payudara

Menyusui Annisa Aulia Rahim

10 Resep Masakan untuk Anak 2 Tahun yang Susah Makan

Parenting Asri Ediyati

11 Penyebab Telat Haid Selain Hamil, Perhatikan Kenaikan Berat Badan Bun

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Putri Isnari Tak Alami Ngidam di Kehamilan Pertama tapi Jadi Sensitif & Mood Swing

Menkes Berencana Ubah Rujukan BPJS dari Faskes Bisa Langsung ke RS Tipe A

30 Inspirasi Nama Anak Sulung Laki-laki dari Artis Indonesia dan Artinya

Benarkah Minuman Isotonik Bisa Memicu Kontraksi Jelang Persalinan?

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK