Jakarta -
Akhir tahun, masyarakat Indonesia enggak cuma disambut musim hujan nih, Bun. Beberapa wilayah juga merasakan musim ular yang 'meneror' pemukiman warga.
Ular kobra banyak di temukan di wilayah Jakarta dan daerah di sekitarnya. Terbaru, teror ular kobra dirasakan masyarakat Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ditemukan 8 anak kobra di jalan Rawa Bambu di kawasan tersebut.
Ahli Hepertologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy menjelaskan, ular yang ditemukan di wilayah Bogor dan Jakarta masuk dalam jenis naja sputatrix atau biasa disebut ular sendok Jawa.
Biasanya, ular jenis ini tersebar di Pulau Jawa, Madura, Bali, Lombok hingga Flores. Menurut Amir, ular ini menyebar dari Afrika hingga Asia Tenggara. Sedangkan yang ada di Indonesia terdapat dua jenis yaitu, naja sumatrana dan naja sputatrix.
Penemuan ular di pemukiman warga/Foto: Achmad Syauqi/detikcom |
"Kalau naja sumatrana ini ada di Pulau Sumatra, Bangka, dan Kalimantan. Sedangkan
naja sputatrix atau kobra Jawa ada di Pulau Jawa, Madura, Bali, Lombok sampai ke Flores. Persebaran alaminya seperti itu," terang Amir dikutip dari
CNN Indonesia.
Nah, Bun, pada masa reproduksi seekor ular kobra Jawa bisa menghasilkan 10-20 butir telur. Sedangkan saat sudah menetas, ular kobra Jawa ini bisa bertahan hidup sampai usia 25 tahun.
Ular kobra Jawa memiliki ukuran lebih besar, dengan kemampuan reprosuksi lebih bagus dibanding kobra sumatrana. Panjang ular kobra Jawa bisa mencapai 1,8, Bun.
Sedangkan teror ular yang marak belakangan ini, dijelaskan Amir jika hal tersebut merupakan imbas dari musim telur ular menetas. Menurutnya, musim hujan merupakan fase yang baik untuk menetaskan ular kobra.
Ular kobra merupakan jenis ular yang bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan manusia. Terutama di lingkungan rumah yang dianggap sebagai wilayah yang bisa menyediakan makanan mereka.
"Jadi, memang populasi yang banyak ada di lokasi-lokasi seperti itu karena menyediakan pakan yang cukup buat mereka untuk bertahan, berkembang biak dan tempat untuk bertelur juga tersedia," pungkas Amir.
Bebricara mengenai teror ular, tentu membuat kita waspada ya, Bun. Cara teraik untuk mencegah bahaya adalah dengan rajin bersih-bersih rumah.
Tapi, bagaimana jika ular masuk ke dalam kamar mandi? Seperti akhir pekan lalu, Minggu (15/12/2019) ditemukan belasan ular kobra berukuran 20 cm di kloset kamar mandi seorang warga Kembangan, Jakarta Barat. Hal ini menjadi ancaman bagi anggota keluarga, jika tidak wasapda.
Melansir
Instructables, ada beberapa cara yang bisa Bunda dan keluarga lakukan untuk mencegah ular masuk rumah. Berikut ulasannya:
1. Singkirkan gulma, tumbuhan berlebih, puing-puing dan area yang bisa dijadikan tempat persembunyian ular.
2. Memotong rumput halaman secara teratur. Hal ini tidak hanya mencegah ular mendekat, juga bisa mengendalikan tikus dan serangga lainnya.
3. Memindahkan tumpukan kayu bakar dari tanah.
4. Jaga lingkungan tetap bersih, terutama dari buah-buahan dan kacang-kacangan yang jatuh ke halaman rumah. Buah dan kacang-kacangan merupakan makanan yang disukai ular dan serangga lain.
5. Periksa semua celah di sekitar fondasi rumah, dan tutup agar ular tidak masuk.
6. Pasang penutup di atas lubang ventilasi, serta lubang pipa yang menghubungkan dalam dan luar rumah.
7. Simpan tumpukan kompos dalam wadah tertutup untuk menjaga ular dan tikus tidak mendekati rumah Bunda.
Semoga membantu ya!
Bunda, simak juga nih penjelasan mengapa tawon juga bisa menyebabkan kematian. Klik video di bawah ya!
(rap/rap)