Jakarta -
Sebuah kisah inspiratif datang dari pasangan asal Makassar. Adalah Muhlis, seorang sopir pick yang rela kerja keras demi mendukung istrinya merampungkan pendidikan S2.
Puspita Iriyanti menjadi perempuan yang beruntung. Melansir Instagram @makasar_info, diceritakan kalau Puspita bergelas S.Pd, M.Pd yang baru saja meraih gelar S2 di Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.
Demi mendukung pendidikan sang istri, berbagai cara dilakukan Muhlis. Tak cukup kejar setoran hasil menarik pick up, pria ini diceritakan juga kalau berjualan cobek, Bunda.
Dalam foto yang diunggah di Instagram tersebut, nampak orang yang disebut sebagai Muhlis dan Puspita berfoto bersama. Dalam foto yang pertama nampak orang yang diduga bernama Muhlis sedang berjualan cobek. Berkalung handuk, dia menjajakan cobek yang dihias pita warna-warni.
Sedangkan di foto kedua, kedua orang itu berfoto di depan sebuah gedung. Puspita terlihat sedang mengenakan kostum wisuda. Sedangkan Muhlis mengenakan topi toganya, Bun.
 Sopir Pick-up bantu istri lulus S2/Foto: Instagram @info_makasar |
Pengirim cerita dan foto berharap agar kisah Muhlis dan Puspita menjadi inspirasi bagi banyak orang. Setidaknya, apapun profesi yang diemban suami tidak membuat istrinya minder dan malu. Serta motivasi untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya.
Banyak dukungan positif yang diterima pasangan tersebut, Bun. Di antaranya juga ikut mendoakan agar mereka tetap langgeng ke depannya. Seperti beberapa komentar berikut ini.
"
Semoga istrinya tetap setia, orang yang baik jodohnya orang baik juga," tulis pemilik akun @pageant_lovers.
"
Gw suka cowok gini , yg gak minder sama cewek pendidikan lebih tinggi dan kerja lebih bagus yg seharusnya bisa buat motivasi semangat kerja dan cari ilmu. Tapi sayang kebanyakan malah pengen ceweknya gak sekolah tinggi dan gak kerja hmm," tulis akun @fitriprp.
Pendidikan istri yang lebih tinggi dibanding suami, memiliki kelebihan tersendiri dalam kehidupan rumah tangga seseorang. Selama pasangan mengusahakan yang terbaik, dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada, diharapkan tidak ada masalah besar yang terjadi.
Diungkap psikolog perkawinan dan keluarga, Wulan Ayu Ramadhani, M.Psi, salah satu cara untuk mempertahankan rumah tangga, adalah dengan tidak meninggikan atau merendahkan penghasilan masing-masing pasangan.
"Misalnya, apakah seluruh pengeluaran total kebutuhan rumah tangga akan dibagi 50:50 antara suami dan istri. Atau misalnya suami membayar pengeluaran untuk tagihan-tagihan listrik, air, telepon, TV, sementara istri membeliÂ
kebutuhan harian rumah tangga," jelas Wulan, dikutip dari
detikcom.
Terpenting adalah keterbukaan antar pasangan, sehingga tidak menimbulkan salah paham.
(rap/rap)