Jakarta -
Belum lama ini,
Sarita Abdul Mukti mengungkap telah menjual rumah mewah miliknya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Rumah tersebut laku Rp48 miliar dan dia katakan untuk membayar utang senilai Rp30 miliar. Lalu, kenapa sekarang sang mantan suami, Faisal Harris murka?
Dikutip dari
InsertLive, Sarita mengaku menjual rumah mewah tersebut demi melunasi utang di bank yang jumlahnya fantastis. Diketahui, utang tersebut merupakan tanggungan ia dan sang mantan suami.
"Ada utang di bank 30 miliar rupiah," ujarnya.
Baru-baru ini, rupanya Faisal Harris menanggapi. Hal tersebut diketahui dari unggahan istrinya, Jennifer Dunn, di Instagram. Dalam postingan tersebut, rentetan kalimat berisi bantahan sekaligus menegaskan dirinya yang membayar utang.
Unggahan itu memuat tulisan:
"
Dengar baik2 yaa spy pada pandai..! Sejak duluuuuu itu saya yg selesaikan semua karena sejak duluuuuuu juga Alhamdulillah sy pemiliknya, ngk ada tuh dia yg byr! siapa yg ngaku2 byw temui saya! jd jgn drama2 mulu.. (duhh jd nge down grade diri gue komenin bgnian) kali ini gatal telinga dengar yg gini an..!"
Jennifer Dunn pun menuliskan caption: "
Repost from my husband. Be patient dear."
Postingan Instagram Jennifer Dunn/ Foto: Instagram |
Seperti diberitakan sebelumnya, Sarita awalnya menawarkan rumah mewah itu dijual Rp50 miliar. Dilepas beserta perlengkapan dan furnitur mewah di dalamnya, rumah dengan luas bangunan 900 meter persegi itu kemudian laku terjual Rp48 miliar.
Dalam
channel YouTube Sarita Abdulmukti, bunda empat anak ini menuturkan, rumah tersebut dilengkapi empat kamar tidur dan dua kamar tidur utama. Salah satunya kamar yang ia tempati.
"Ini kamar aku, maaf ya berantakan. Aku tidur di sini berdua anakku. Enggak mau sendiri, biar ada teman curhat," katanya.
Seperti Bunda ketahui,
Sarita dan Faisal Harris resmi bercerai pada November 2018. Disayangkan, hubungan keduanya tidak harmonis, meski Harris menyempatkan mengajak anak-anak mereka liburan.
Sejatinya, orang tua yang berkonflik setelah bercerai harus bisa menyelesaikan perselisihan, serta memelihara pertumbuhan sosial dan emosional anak-anak mereka. Seperti yang terjadi pada Sarita dan Faisal Harris.
Dikutip dari
Psychology Today, penelitian menunjukkan, frekuensi dan intensitas konflik orang tua, gaya konflik, dan cara penyelesaian, adalah alat ukur paling penting dari penyesuaian anak. Hal ini kemudian dijelaskan Linda Esposito, LCSW, seorang psikoterapis asal Pasadena, Amerika Serikat.
"Efek pada perkembangan sosial-emosional, menurut penelitian yang diterbitkan dalam
The American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP), efek negatif langsung dari konflik tinggi termasuk pemodelan anak-anak dari perilaku orang tua, kegagalan untuk belajar keterampilan interaksi sosial yang tepat, dan efek fisiologis," tutur Esposito.
Ia pun memastikan, anak-anak akan menyerap perilaku marah, impulsif, dan kasar ke dalam perilaku mereka sendiri, sebagai hasil melihat tanggapan orang tua mereka terhadap frustrasi dan kemarahan.
Bunda, simak juga tips pesinetron Hikmal Abrar merayu saat sang istri, Nuri 'Shaden', lagi ngambek, dalam video di bawah ini:
(muf/som)