Jakarta -
Bunda sering mendengar istilah susu pasteurisasi? Sebenarnya apa sih susu pasteurisasi dan apa manfaatnya untuk tubuh?
Melansir
Huffpost, pasteurisasi adalah proses memanaskan susu lebih tinggi dari titik didihnya dan kemudian dengan cepat mendinginkannya. Proses ini adalah untuk menghilangkan bakteri dan partikel berbahaya lain yang ditemukan dalam susu yang diproduksi secara konvensional.
Untuk pasteurisasi yang efektif, susu dapat dipanaskan hingga 62 derajat Celsius selama 30 menit, tetapi metode ini tidak terlalu umum. Yang lebih umum adalah memanaskan susu hingga setidaknya 72 derajat Celsius selama 15 detik, yang dikenal sebagai pasteurisasi Short-Time (HTST) suhu tinggi, atau pasteurisasi kilat. Metode ini akan membuat susu tetap segar selama dua hingga tiga minggu.
Lebih jelasnya, berikut ini jenis-jenis susu pasteurisasi:
1. High Temperature Short Time (HTST)Metode pasteurisasi yang paling umum adalah High Temperature Short Time (HTST). Metode ini melibatkan penggunaan pelat logam dan air panas untuk menaikkan suhu susu, hingga setidaknya 71 derajat Celsius selama tidak kurang dari 15 detik, atau 62 derajat Celsius selama 30 menit, kemudian segera didinginkan.
2. Higher Heat Shorter Time (HHST)Mirip dengan pasteurisasi HTST, Heat Shorter Time (HHST) menggunakan peralatan yang sedikit berbeda dan suhu yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih singkat.
Dengan HHST, susu dapat dipanaskan dari 89 derajat Celsius hingga 100 derajat Celsius, sesuai waktu yang ditentukan.
3. Ultra High Temperature (UHT)Metode pasteurisasi lain yang populer adalah Ultra High Temperature (UHT). Susu harus dipanaskan hingga 138 derajat Celsius selama setidaknya dua detik, lalu dinginkan dengan cepat.
Proses pemanasan susu ini menggunakan peralatan steril komersial dan kemudian disimpan dalam kondisi aseptik ke dalam kemasan yang tertutup rapat atau kedap udara. UHT membunuh lebih banyak bakteri (baik dan buruk) dan memberikannya umur simpan yang jauh lebih lama, meski tidak dalam lemari pendingin.
4. Ultra PasteurizedSedikit berbeda dengan UHT, Susu Ultra Pasteurisasi (UP) dipanaskan menggunakan peralatan steril komersial, tetapi tidak disimpan dalam kemasan kedap udara.
Susu dipanaskan hingga 138 derajat Celsius selama setidaknya dua detik, lalu didinginkan dengan cepat. Karena susu tidak tertutup rapat, ia harus disimpan dalam lemari es dengan masa simpan rata-rata 30 sampai 90 hari.
Sementara itu, pakar gizi, Emilia Achmadi mengatakan, sebenarnya susu yang paling baik dikonsumsi manusia adalah air susu ibu (ASI). Hal ini karena nutrisi dalam ASI paling mudah diserap tubuh. Namun, bukan artinya susu sapi dan jenis susu lainnya tidak baik dikonsumsi manusia. Hanya saja, kandungan gizinya berbeda, karena diciptakan untuk keperluan aktivitas yang berbeda.
Di sisi lain, Emilia juga mengatakan, semakin alami susu, maka semakin baik untuk tubuh. Ini menempatkan susu pasteurisasi pada urutan kedua terbaik, setelah susu segar.
"Semakin alami, semakin bagus untuk tubuh. Maka, susu segar adalah pilihan pertama. Pilihan terbaik kedua adalah pasteurisasi, lalu UHT, kemudian bubuk," kata Emilia, dilansir
CNN Indonesia.Meski demikian, susu pasteurisasi tetap memiliki manfaat bagi tubuh, di antaranya:
1. Mengurangi risiko terkena penyakitMengonsumsi susu pasteurisasi akan mengurangi risiko terhadap penyakit yang timbul dari susu mentah, yang rentan terhadap mikroba penyakit karena kontaminasi dengan lingkungan. Hal ini karena proses pasteurisasi menghancurkan mikrooganisme yang dapat muncul dalam susu dan menyebabkan penyakit.
Di antara penyakit tersebut seperti tuberkulosis, demam tifoid, demam kirmizi, sakit tenggorokan, diptheria dan penyakit gastrointestinal. Pasteurisasi juga dimaksudkan untuk melawan organisme yang menyebabkan susu menjadi asam.
2. Nilai gizinya baikBanyak yang mengklaim bahwa proses pasteurisasi mengakibatkan semua mikro-organisme yang baik maupun buruk dalam susu menjadi mati akibat proses pemanasan. Namun, FDA dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyatakan bahwa pasteurisasi tidak mengurangi nilai gizi susu.
Pasteurisasi tidak membunuh semua mikro-organisme dalam susu, tetapi dimaksudkan untuk membunuh beberapa bakteri dan membuat beberapa enzim tidak aktif. Sementara itu, CDC mengakui bahwa pasteurisasi menonaktifkan enzim tertentu dan mengurangi vitamin tertentu seperti vitamin C. Meski begitu, CDC berpendapat bahwa susu bukanlah sumber utama vitamin C. Jadi, hal ini tak perlu dikhawatirkan.
3. Adanya fortifikasiFortifikasi merupakan proses penambahan mikronutrien (vitamin dan unsur renik esensial) pada makanan. Susu pasteurisasi tentunya telah difortifikasi. Tujuannya untuk memperbaiki beberapa micro nutrien yang mungkin berkurang atau hilang karena proses pemanasan.
(yun/muf)