Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Bisnis Rumahan Piyama Beromzet Rp100 Juta Kala Pandemi, Ini Tantangannya

Siti Hafadzoh   |   HaiBunda

Jumat, 28 Aug 2020 19:45 WIB

Beautiful Caucasian brunette in blue pajamas and with eyeglasses using tablet while sitting on the floor in bedroom. On floor is breeakfast. Morning time.
Bisnis Rumahan Piyama Beromzet Rp100 Juta Kala Pandemi, Ini Tantangannya/ Foto: iStock
Jakarta -

Semenjak adanya pandemi corona, baju tidur seperti piyama menjadi laris manis. Karena lebih sering menghabiskan waktu di rumah, orang-orang sekarang lebih memilih mengenakan baju tidur nih, Bunda.

Penjual baju tidur yang merasakan dampak positif ini salah satunya adalah Evalindha. Wanita yang sudah 8 tahun menjual baju tidur ini mengaku, pandemi corona justru membawa dampak positif terhadap bisnisnya.

"Di mana masyarakat diharuskan untuk stay at home dan menghabiskan waktu serta melakukan aktivitas di rumah, otomatis banyak yang membutuhkan baju santai atau baju rumahan yang nyaman dipakai," ujar Eva kepada HaiBunda.

Eva juga melakukan berbagai strategi promosi. Sehingga, mungkin itu menjadi salah satu faktor meningkatnya penjualan baju tidur di akun Instagram bisnisnya yang bernama @sleepwear_id.

Penjual baju tidur yang satu ini memulai bisnisnya dengan modal di bawah Rp5 juta. Sekarang, omzet yang didapatkan Eva bisa mencapai Rp100 juta.

Namun, bukan berarti menjual baju tidur mudah dan mulus-mulus saja, Bunda. Eva merasakan tantangan seiring bertambahnya saingan di bidang penjualan baju tidur.

"Kendalanya cuma di persaingan harga yang tidak sehat oleh penjual-penjual yang baru terjun ke dunia bisnis, di mana menurut saya mungkin mereka masih pemula yang cuma bermodalkan iseng dan yg penting laku," ujarnya.

Menurutnya, banyak penjual baju tidur yang menawarkan harga yang sangat murah dan tidak logis. Tentu, hal ini berdampak bagi bisnisnya ya.

Eva mengatakan, seharusnya dalam berbisnis itu kita memperhitungkan risiko kerugian yang mungkin dialami. Misalnya, kalau barang rusak dan harus ganti rugi.

"Karena yang namanya bisnis pasti kan ada plus minus," kata Eva.

Lihat juga cerita Dewi Gita yang membuka bisnis clothing karena dulu hobi jualan berikut ini, Bunda:

[Gambas:Video Haibunda]

(sih/kuy)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda