Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kerap Bertengkar, Attila Syach dan Bunga Sophia Pilih Bercerai

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Minggu, 06 Dec 2020 09:09 WIB

Attila Syach
Attila Syach/ Foto: Instagram

Perceraian terkadang menjadi satu-satunya solusi untuk mengakhiri hubungan suami istri yang tak lagi dinilai sehat. Belum lama ini, aktor Attila Syach dan istrinya, Bunga Sophia memutuskan untuk bercerai, Bunda.

Rumah tangga Attila Syach dengan Bunga Sophia tak lagi bisa diselamatkan. Keduanya diketahui tengah menjalani proses perceraian.

Attila sendiri bahkan mendaftarkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada 6 Oktober 2020 lalu. Hal tersebut dibenarkan oleh Humas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Taslimah.

"Untuk Attila Arius Syach memang telah mendaftarkan perkaranya di pengadilan Jakarta selatan tertanggal 6 Oktober tahun 2020," kata Taslimah, dikutip dari InsertLive.

Attila Syach dan Bunga Sophia juga telah melaksanakan sidang pertamanya pada 22 Oktober 2020 lalu di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Sidang terakhir digelar pada 3 Desember 2020.

"Sidang pertama pada tanggal 22 Oktober tahun 2020. Persidangan selanjutnya yang terakhir adalah tanggal 3 Desember tahun 2020," kata Taslimah.

Apa pemicu keretakan rumah tangga Attila Syach dan Bunga Sophia? Abu Bakar, selaku kuasa Hukum Bunga Sophia mengatakan bahwa penyebab retaknya rumah tangga Attila Syach dengan Bunga Sophia adalah banyaknya pertengkaran yang terjadi.

Menurut keterangan Abu Bakar, kliennya merasa tak sanggup untuk melanjutkan rumah tangga dengan Attila lantaran kerap mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya itu.

"Selalu ribut, selalu ada pertengkaran dan itu dipicu dari sikap suami yang agak temperamental, mudah marah. Kalau marah meledak-ledak," ujar Abu Bakar J. Lamatapo.

Meskipun belum melakukan kekerasan fisik, Abu Bakar yakin jika hal tersebut dapat saja terjadi, melihat dari emosi Attila saat marah kepada sang istri.

"Marahnya tidak melihat tempat. Di situ ada anak juga masih marah," ungkap Abu Bakar.

Klik NEXT untuk ke halaman berikutnya.

Banner Alat KontrasepsiFoto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

Simak juga pesan Lenna Tan untuk Bunda yang gagal dalam pernikahan, dalam video Intimate Interview berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



Attila disebut sering menghina dan merendahkan istri

Attila Syach

Attila Syach/ Foto: Instagram

Lebih lanjut, Abu Bakar menjelaskan bahwa Attila Syach sering mengancam istrinya. Ia juga disebut sering menggunakan kekerasan verbal. Attila bahkan disebut kerap menghina dan merendahkan istri sebagai perempuan, Bunda.

"Kekerasan fisik memang diakui tidak pernah ada, tetapi potensi ke arah sana itu ya bisa dibilang cukup banyak, ancaman ancaman gitu. Terus yang kedua kekerasan verbal, dengan kata kata kasar, menghina, merendahkan sebagai istri dan perempuan. Itu sering kali terjadi," ujar Abu Bakar.

Diketahui dari pernikahannya dengan Bunga Sophia, Atilla Syach dikaruniai empat orang anak. Attila sempat berkarier sebagai model di tahun 1990-an. Namun, namanya meredup dan hilang begitu saja dari dunia hiburan ketika bercerai dengan istri pertamanya, Wulan Guritno.

Semoga keduanya tetap menjalin hubungan baik walaupun memutuskan untuk berpisah ya, Bunda.

Bicara soal kekerasan verbal antara suami istri, kekerasan verbal itu bisa begitu halus ada pula yang kasar. Hal ini membuat korban sangat sakit hati dan kebingungan.

Menurut Berit Brogaard, D.M.Sci., Ph.D., profesor filsafat dan Direktur Brogaard Lab for Multisensory Research di University of Miami, korban mencoba untuk memahami perlakuan pelakunya, tidak memahami bahwa kadang-kadang perilaku jahat orang lain tidak masuk akal, tidak memiliki penjelasan rasional.

"Namun korban sangat ingin memahami perilaku tersebut sehingga dia tidak mengakhirinya, malah terus mencari penjelasan tentang apa yang bisa menyebabkan pelaku memperlakukannya seperti itu," ujarnya, dikutip dari Psychology Today.

"Korban berpikir bahwa mungkin sesuatu tentang perilakunya membuat mereka pantas diperlakukan dengan buruk," katanya.

Sayangnya, menurut Brogaard, hanya sedikit orang yang benar-benar memahami kekerasan verbal. Orang yang terpapar biasanya tidak menyadari bahwa mereka begitu terekspos. Mereka sangat ingin orang lain berperilaku rasional. Mereka memahami kemarahan dan kejengkelan jika ada alasan bagus untuk itu.

"Mereka mengerti bahwa kita tidak selalu akur sepanjang waktu. Tetapi mereka gagal untuk melihat bahwa ketika seseorang melakukan kekerasan secara verbal, tindakan mereka (pelaku) tidak didasarkan pada alasan sama sekali," kata Brogaard.


(aci/jue)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda