Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Meski Murah, Jangan Beli Barang Bekas untuk 6 Perabotan Rumah Ini ya Bun!

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Jumat, 17 Sep 2021 03:00 WIB

Closeup pillow on vintage chair with sofa in living room
Perabotan rumah minimalis/iStock

Mungkin Bunda sering membeli barang bekas yang memberikan kesan vintage dan hemat budget tentunya. Tidak hanya berupa busana tapi juga perabotan rumah tangga. 

Barang-barang besar seperti sofa dan meja terpikir untuk mencari yang bekas saja agar menambah kesan klasik dan harganya pun bisa lebih terjangkau.

Jika hal tersebut ada di benak Bunda, pikirkan kembali. Mengutip dari Real Homes, Bunda tak disarankan membeli barang-barang bekas untuk sejumlah perabotan rumah tangga. 

Salah satu alasannya tentu terkait kesehatan Bunda. Akan lebih baik jika membeli perabotan rumah tangga yang baru demi menjaga kesehatan selama pandemi. 

Yuk simak deretan perabotan rumah tangga yang tidak disarankan beli bekas. Bunda lebih dianjurkan membeli barang baru untuk sederet perabotan rumah di bawah ini. 

1. Sofa

Perabotan rumah pertama yang paling tidak dianjurkan membeli bekas adalah sofa atau kursi berlapis kain maupun kulit. Sofa selalu tertutup kain dan hampir tidak mungkin dicuci. 

“Kecuali jika sangat akrab dengan pemilik perabotan sebelumnya. Furniture berlapis kain bisa penuh dengan bakteri jahat, tungau, hingga kutu busuk,” ujar pakar kebersihan Heather Barrigan dari MyJobQuote.co.uk.

2. Bantal berbulu

Bantal bisa membuat penampilan kamar tidur terlihat mahal, terutama jika Bunda lapisannya berbulu. Beberapa bantal sengaja tidak dicuci karena khawatir rusak.

Bantal busa atau lateks juga tidak bisa dicuci. Mengapa bantal tak disarankan beli bekas? Karena saat tidur, bantal bisa menampung air liur, keringat, air mata, kutu, hingga bakteri lainnya. Bunda dianjurkan membeli bantal baru dibanding bekas. 

“Bantal bulu yang berumur satu tahun bisa menampung hingga 17 jenis jamur berbeda,” ujar Heather.

3. Panggangan BBQ

Mengapa panggangan BBQ tak disarankan membeli bekas? Ini bisa mengurangi risiko terkena penyakit menular yang berasal dari bakteri. 

Belum lagi jika panggangan BBQ sudah berkarat maka bisa mempengaruhi kesehatan Bunda. Oleh sebab itu, akan lebih baik kalau Bunda membeli panggangan baru bukan bekas orang lain.

“Karat bisa menempel pada makanan. Meskipun ini mungkin tidak masalah setelah satu kali makan tapi kalau terus-menerus bisa berbahaya untuk saluran usus Bunda,” kata Heather.

Bersih-bersih rumah sambil bakar kalori? Bisa Bunda, lakukan ini saja:

[Gambas:Video Haibunda]



PERABOTAN RUMAH YANG TAK DISARANKAN BELI BEKAS: KARPET!

Closeup pillow on vintage chair with sofa in living room

Foto: Getty Images/iStockphoto/FollowTheFlow

4. Karpet

Mengapa tidak disarankan membeli karpet bekas? Tentu semua terkait kesehatan. Heather mengingatkan bahwa karpet bekas akan berisiko membawa infestasi serangga ke dalam rumah

“Semut, kutu busuk, tungau, bahkan jika penjual sudah membungkus dengan rapi sebelumnya telur mereka masih bisa bertahan,” jelas Heather. 

Karpet bekas juga bisa menyerap bau tidak sedap, kotoran, dan debu. Heather pun mengingatkan kalau biaya membersihkan karpet bekas bisa lebih mahal dibandingkan membeli yang baru.

5. Peralatan kecantikan

Bunda tak disarankan membeli peralatan kecantikan secara bekas. Heather mengatakan bahwa membeli kosmetik, lotion, peralatan mandi, dan skincare secara bekas menjadi hal yang sangat dilarang. 

“Ini risiko kesehatannya sangat besar. Bisa menyebabkan alergi, infeksi kulit, dan penyakit potensial seperti herpes,” ujar Heather. 

6. Helm

Satu lagi yang tak disarankan beli bekas adalah helm. Mungkin Bunda tergoda membeli helm bekas karena murah. Belum lagi kebutuhan setiap hari pergi bekerja menggunakan motor. 

Membeli helm bekas merupakan ide buruk menurut Heather. Tidak hanya dari sisi kebersihan tapi juga keselamatan. Helm bekas belum tentu memiliki fungsi yang sama seperti baru sehingga bisa berisiko terhadap keselamatan Bunda. 

“Kerusakan tidak selalu muncul pada permukaan helm. Jadi tidak akan benar-benar tahu apa helm kehilangan fungsinya atau tidak? Belum algi keringat dan kulit mati pemilik sebelumnya yang bisa mempengaruhi kesehatan,” terang Heather.


(fia/fia)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda