MOM'S LIFE
Kisah Wanita RI Tinggal di Swedia, Sekolah Anak Gratis & Gaji Besar Kerja di Pabrik
Asri Ediyati | HaiBunda
Sabtu, 25 Dec 2021 08:20 WIBKatanya tinggal di Eropa itu enak, benarkah? Seorang bunda diaspora bernama Mita Edvardsson kali ini berbagi cerita dan pengalamannya tinggal di salah satu negara paling bahagia di dunia yaitu Swedia, nih.
Tak pernah terbayangkan oleh Mita bahwa ia bakal mendapatkan banyak pengalaman menarik ketika menetap di Swedia. Menikah dengan Eddie, pria asal Swedia, Mita datang ke sana pertama kali di 2017.
Namun, di awal pernikahannya, wanita asal Banyuwangi, Jawa Timur, ini memilih untuk bolak-balik Swedia-Indonesia karena anak pertamanya masih berada di Indonesia.
Akhirnya, pada awal tahun 2020, Mita memutuskan untuk menetap di Swedia. Ia sekolah Bahasa Swedia dan bekerja di sana. Tak terlalu banyak kendala yang dialami Mita karena ia menganggap dirinya cepat beradaptasi.
Satu-satunya kendala pada saat itu adalah bahasa. Karena kesehariannya Mita menggunakan Bahasa Jawa saat di Indonesia, ia pun agak lost in translation di awal.
"Saya tidak begitu bisa bahasa Inggris kadang saya memakai Google translate untuk berkomunikasi, dan bahasa Sweden apa lagi 0 saya enggak bisa sama sekali," tutur Mita kepada HaiBunda, belum lama ini.
Di akhir 2020, Mita kembali ke Indonesia untuk menjemput anaknya dari pernikahannya yang pertama. Anak lelakinya diboyong ke Swedia untuk sekolah di sana, Bunda.
Sebagai pendatang, Mita beruntung karena pemerintah Swedia menyediakan fasilitas gratis berupa sekolah bahasa untuk dirinya dan anaknya itu. Bahkan, anak lelakinya itu dapat laptop baru dan transportasi gratis dari sekolahnya.
"Di sini kita dapat free sekolah bahasa dari pemerintah termasuk sekolah SMA. Anakku di sini semua gratis full fasilitas dapat laptop baru, makan siang di sekolah dan free transportation," ujarnya.
Tak cuma sekolah gratis, Mita bersyukur ia tak mengalami rasisme ketika pindah ke Swedia, Bunda. Warga lokal sana katanya ramah-ramah, lho. Baca ceritanya di halaman berikut.
Simak juga kisah wanita RI tinggal 8 tahun di Finlandia:

TAK ALAMI RASISME