Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Mau Rintis Usaha? Intip 6 Tips Kembangkan Produk & Cara Bidik Target Konsumen

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 29 Jan 2022 12:22 WIB

Young Asian female freelancer using her laptop and working at home, Small business female owner or Start up small business entrepreneur working online marketing packaging box delivery
ilustrasi/ Foto: Getty Images/Six_Characters

Peluang Bunda untuk merintis usaha sebenarnya begitu banyak di zaman yang sudah maju ini. Bunda tinggal pandai-pandai melihat peluang tersebut, serta tidak gegabah dalam merintis usaha.

Dalam merintis sebuah usaha, apalagi yang ingin diproduksi sendiri, maka harus menyiapkan proses pengembangan produk atau product development. Product development itu adalah semua hal yang kita lakukan untuk merealisasikan ide konsep produk hingga akhirnya rilis di pasar.

Untuk langkah-langkahnya, menurut Linda Anggrea CEO dari Buttonscarves, tidak ada pakem yang bisa dipakai ke semua pelaku usaha, Bunda. Ini tergantung dari variabel atau produk yang ingin Bunda kembangkan.

Namun, sebagai pengusaha di bidang fashion retail, Linda Anggrea pun memberikan contoh bagaimana brand miliknya mengembangkan suatu produk. Proses pengembangan produk dan tipsnya yang sejauh ini Linda lakukan adalah sebagai berikut:

1. Ideation, proses menemukan ide untuk membuat produk. Di sini semua ide digodok agar memunculkan suatu produk yang inovatif, Bunda.

2. Research, salah satu langkah yang tak boleh dilewatkan. Setelah ide sudah terkumpul, jangan lupa validasi ide produk. Kenapa? Kita harus memastikan produk yang akan kita rilis itu membuat calon konsumen atau customer kita mau bayar. Selain itu, dengan tahapan ini kita bisa efisiensi waktu dan biaya untuk ide-ide yang kurang masuk akal.

3. Planning, merencanakan dari apa yang sudah diriset. Di tahap ini kita sudah yakin, dan kembali menegaskan akan seperti apa produk yang kita kembangkan. Masukkan segala informasi sejelas mungkin agar kita tidak kecewa dengan produk yang dihasilkan lewat langkah selanjutnya yaitu prototyping (membuat contoh produk).

"Intinya kita harus tahu informasi selengkap-lengkapnya tentang produk yang kita kembangkan. Oh, saya ingin produk ini materialnya seperti apa. Jadi semua yang ada di bayangan kita, kita tuangkan di-planning," ujar Linda Anggrea, di Stellar Women via Zoom, Selasa (26/1/2022).

Banner Skincare Penghilang Flek HitamBanner Skincare Penghilang Flek Hitam/ Foto: HaiBunda

4. Prototyping adalah realisasikan produk sebagai sampel yang bakal kita rilis di pasar. Proses ini tidak ada batasan waktu. Bisa sehari, sebulan, bahkan setahun. Ini lantaran setiap produk memiliki waktu pengerjaan yang berbeda. Linda menyarankan jangan cepat puas dalam prototyping sebuah produk. Setidaknya, ada revisi sehingga produk sesuai dengan ekspektasi kita, Bunda.

5. Sourcing. Setelah prototype sudah firmed, kita beralih ke proses ini. Kita sudah tahu dan yakin dengan produk yang kita kembangkan, kita tentukan materinya dan partner produksinya. Di sini, kita melibatkan vendor, pencarian warehouse.

"Yang paling penting adalah memilih partner produksi yang tepat karena partner produksinya tidak tepat, kita pusing. We have to find more than one supplier," ujarnya.

"Take your time to compare, the art of doing production is negotiation. Jangan main terima saja semuanya," katanya.

6. Costing. Tahap ini pun tak kalah penting. Linda menyarankan jangan lupa menghitung biaya dari product development karena kalau tidak, bisa salah kaprah. Bisa saja ada hidden cost dan itu bisa berbahaya, misalnya beli bahan dari luar negeri, pasti ada pajak masuk.

"Karena kalau kita salah menghitung cost, salah menghitung biaya jual, bisa salah juga ending-nya. Bukan cari untung malah jadi buntung," kata Linda.

Dalam proses keseluruhan pengembangan produk, jangan lupa untuk memahami target konsumen kita, Bunda. Di kesempatan yang sama, Teresa Wibowo CEO and Founder of Ruparupa.com membagikan tipsnya. Apa saja tipsnya? Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga cara pengusaha tanaman hias raup omzet miliaran hanya lewat media sosial:

[Gambas:Video Haibunda]



TIPS MEMAHAMI TARGET KONSUMEN

Asian businesswoman talking on the phone using laptop at the office.

ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/undefined undefined

Teresa Wibowo CEO and Founder of Ruparupa.com membagikan tips bagaimana memahami target konsumen. Dalam memasarkan produk, Tere mengatakan bahwa penting untuk mengetahui segmentasi pasar.

"Market segmentation itu proses dalam mengkotak-kotakan grup konsumen berdasarkan pola konsumsi dan perilaku. Macamnya ada apa saja? Ada empat macam, ada segmentasi demografi, psikografi, geografi, dan behavioral (perilaku) "

Menurut Teresa, kita beruntung karena di era digital proses segmentasi pasar ini lebih mudah dilakukan dengan adanya data. Teresa ambil contoh di e-commerce yang ia pimpin, Teresa mengungkap bahwa e-commerce-nya itu sudah memiliki target market primer yang spesifik.

"Demographic segmentation di Rupa Rupa, karena targetnya keluarga kita menyasar ke usia 20-40 tahun. Lalu, siapa yang ditargetkan di segmentasi psikografi, saya targetkan kepada orang-orang yang hobinya itu tertarik dengan yang namanya desain interior, rumah," ungkapnya.

"Google, Facebook, itu sudah bisa memetakan kita itu interest-nya ke mana. Berdasarkan ini lah kita bisa memilih apa-apa saja yang berhubungan dengan orang-orang yang kita anggap cocok dengan produk yang kita jual."

Untuk segmentasi geografi, Tere menyarankan agar pelaku usaha untuk menargetkan pasar sesuai dengan asal tempat usahanya. "Jangan buka usaha di Makassar tapi menargetkan pasar di Jakarta," ungkapnya.

Lalu, untuk segmentasi perilaku, Bunda perlu lihat lagi bagaimana perilaku konsumen yang ditargetkan. Apakah biasa belanja saat momen gajian, atau tidak. "Karena orang-orang biasanya belanja lebih saat momen gajian."

Dengan kita bisa memahami target konsumen, mengetahui budget yang bisa kita keluarkan, meningkatkan penjualan, bisa mengantisipasi persaingan, dan lain sebagainya.


(aci/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda