Beda dengan Crazy Rich Palsu, Ini 3 Hal yang Takkan Dibeli Oleh Crazy Rich Asli

Ilustrasi Orang Kaya / Foto: Getty Images/iStockphoto/howtogoto

Hidup bergelimang harta, crazy rich dapat membeli apa saja tanpa ragu. Namun orang kaya yang sebenarnya tidak akan mau memanfaatkan kekayaan mereka untuk hal-hal tertentu, lho.

Belakangan ini banyak crazy rich bermunculan dan gemar memperlihatkan kekayaan mereka di media sosial. Padahal, orang kaya sesungguhnya cukup selektif dalam berbelanja dan mengeluarkan uang mereka.

Survey yang diungkapkan dalam buku The Millionaire Next Door karya Thomas J. Stanley menyebutkan bahwa orang kaya memiliki kebiasaan mengeluarkan uang yang tak biasa.

Fasilitas dan barang-barang mewah tak selalu menjadi yang utama bagi orang kaya. Mereka mampu membedakan mana yang merupakan kebutuhan dengan yang merupakan hasrat saja, Bunda.

Tak sedikit pula orang kaya yang justru membuat dirinya terlihat seperti orang biasa saja. Melansir dari Medium, berikut ini 3 hal yang enggak mungkin dibeli oleh orang kaya sesungguhnya:

Banner Crazy Rich Palsu/ Foto: HaiBunda/ Annisa Shofia

1. Tidak menghamburkan uang untuk barang branded

Barang branded kerap digunakan oleh orang kaya untuk menaikkan pamor dan status mereka di masyarakat. Di lingkungan para crazy rich, barang branded tak pernah luput digunakan di acara pertemuan mereka.

Artikel yang dipublikasikan oleh Business Insider pada 2007 silam menyebutkan bahwa 1 persen orang paling kaya di Amerika Serikat hanya menghabiskan sedikit uang untuk barang branded.

Dalam sebuah wawancara, Bill Gates bahkan menggunakan arloji seharga US$10 atau Rp143 ribu. Sementara itu Mark Zuckerberg kerap mengenakan t-shirt biasa di kehidupan sehari-harinya.

Jutawan dan miliarder biasanya berfokus untuk memanfaatkan uang dan mengumpulkannya sebaik mungkin daripada membelanjakannya untuk barang desainer mahal.

Alih-alih membeli barang branded, banyak orang kaya memilih membelanjakan uang mereka untuk pendidikan, kesehatan, dan kebugaran.

Selain itu, orang kaya tidak menghabiskan banyak uang untuk kenyamanan bepergian. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

Saksikan juga video tentang zodiak yang diprediksi paling cuan di 2022:

[Gambas:Video Haibunda]

TIDAK RAKUS DENGAN KEMEWAHAN

A posh young woman reclining on a deck chair with her hands behind her head

Ilustrasi Orang Kaya / Foto: Getty Images/PeopleImages

2. Mereka tidak menghabiskan banyak uang untuk kenyamanan bepergian

Banyak orang kaya sering terlihat berlibur dengan menggunakan fasilitas mewah. Mulai dari pesawat kelas bisnis, hingga pesawat jet pribadi.

Akan tetapi, tak semua orang kaya mendambakan fasilitas mewah, lho. Ada juga yang memilih berpergian dengan sederhana. Contohnya Ingvar Kamprad, pendiri IKEA yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia.

Ingvar Kamprad percaya bahwa perjalanan kelas bisnis hanyalah sebuah kemewahan ekstra. Ia dan semua karyawan IKEA selalu berpergian dengan kelas ekonomi dan tinggal di akomodasi murah terlepas dari posisi mereka.

Menurut buku The Millionaire Next Door, 50 persen dari jutawan tidak pernah menghabiskan lebih dari $29.000 (Rp417 juta untuk sebuah kendaraan. Mereka jarang menyewa mobil baru atau membeli mobil mahal.

3. Mereka tidak membeli rumah mewah yang tidak mampu mereka beli

Orang kaya yang sesungguhnya selalu mengetahui kapasitas kemampuan mereka. Hal ini membuat mereka tak pernah memaksakan diri untuk membeli barang mahal hanya untuk status. Bunda.

Kepala eksekutif Zappo, Tony Hsieh, tinggal di "Llamapolis," sebuah taman trailer Las Vegas yang ia bangun pada tahun 2014. Sedangkan Mark Zuckerberg tinggal di rumah yang setara dengan 0.01 persen kekayaannya.

Robert Kiyosaki, penulis klasik keuangan Rich Dad Poor Dad, berpendapat bahwa tempat tinggal mewah harus dilihat sebagai kewajiban daripada aset karena mahal, dan nilainya tidak selalu naik.

Para orang kaya mengetahui fakta ini, sehingga mereka hanya berinvestasi di rumah yang terjangkau. Jika mereka membeli rumah besar yang tidak mampu mereka beli, tabungan mereka akan habis, dan kemewahan mereka hanya akan berubah menjadi kewajiban terbesar mereka.