Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Disangka Gembel, Kakek Ini Ternyata Sultan Sawahnya Luas & Punya Emas Batangan

Annisa A   |   HaiBunda

Kamis, 03 Mar 2022 08:15 WIB

Ilustrasi emas batangan
Ilustrasi emas batangan/ Foto: Ari Saputra

Kekayaan tak selalu mencerminkan penampilan. Bagi beberapa orang, mereka justru terbiasa tampil sederhana meski memiliki harta yang bergelimang. Seperti kisah seorang kakek dari Jawa Barat ini, Bunda.

Kisah tersebut dibagikan oleh YouTuber Alman Mulyana. Kala itu, Alman tengah berkunjung ke suatu desa di Jawa Barat. Ia bertemu dengan seorang kakek tua berpenampilan lusuh yang hidup di gubuk tengah sawah.

Lewat tayangan vlognya, Alman bercerita bahwa kakek tersebut sudah lama tinggal di tengah sawah. Rupanya, ia memilih untuk menghabiskan masa tuanya jauh dari perkotaan. Sang kakek lebih nyaman tinggal di tengah sawah, Bunda.

Kakek tersebut terlihat sudah sangat tua dan memiliki penampilan lusuh. Sehari-harinya, ia hanya mengenakan baju sederhana. Bahkan, tampak percikan lumpur yang mengotori sudut-sudut pakaian si kakek.

Hal itu kerap membuat banyak orang mengira kakek sebagai gelandangan, Bunda. Ia tampak seperti orang miskin yang berkeliaran di sekitar sawah. Namun ternyata, kakek merupakan salah satu orang kaya di kampung halamannya.

"Kakek pernah jalan di jalanan ini ke rumahnya, disangka gelandangan sama orang kota yang lewat ke sini bawa mobil. Mereka enggak tahu kalau kakek orang kaya," kata Alman dalam videonya, dikutip dari kanal YouTube Alman Maulana, Rabu (2/3/2022).

Banner Kebiasaan di Eropa

Menurut pemaparan Alman, kakek merupakan pemilik sawah yang berada di kaki pegunungan. Sebagian lahan tersebut dimiliki oleh kakek tua yang tinggal seorang diri di tengah gubuk.

Sawah tersebut juga memiliki lokasi strategis. Tempatnya yang berdekatan dengan jalan raya membuat lahan sawah dapat terjual dengan harga tinggi, Bunda.

"Ini sawah dari sini sampai ke sana itu sawahnya si kakek. Sawahnya berada di pinggir jalan raya, ini enggak kebayang harga sawahnya per meter sudah mahal ya kalau tanah di pinggir jalan raya," ujarnya.

Alman bercerita, banyak orang kota yang hidup mapan dan memilih menghabiskan masa tua mereka di kawasan pegunungan. Suasana di kampung tersebut sangat sejuk karena masih asri sehingga banyak diminati oleh orang kota.

Sebagian orang memilih membangun rumah di atas bukit, sementara kakek justru memilih tinggal di tengah sawah. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]




HIDUP DI GUBUK

Ilustrasi emas batangan

Ilustrasi emas batangan/ Foto: Ari Saputra

Alih-alih membangun rumah di atas bukit, kakek justru membangun gubuk di tengah sawah. Gubuk tersebut sangat kecil dan hanya dibangun memakai anyaman bambu.

"Rumahnya berada di tengah sawah. Mungkin sebagian orang melihat kakek seperti hidup menderita. Tapi justru kakek hidup bahagia dan tenang di sini," kata Alman.

Kakek itu bercerita, ia telah bekerja keras di sawah sejak tahun 40-an. Ia kemudian menikah dan membangun keluarga pada tahun 70-an.

Kini anak-anak si kakek sudah tumbuh dewasa dan memiliki keluarga sendiri. Kakek pun memutuskan tinggal di sawah menikmati masa tua.

"Kerja di sawah dari tahun 40-an. Di tahun 70-an saya menikah," ucap kakek tersebut.

Meski sudah berusia 90 tahun, kakek masih sangat bugar dan sehat. Warga sekitar biasa menemukan kakek sedang bersantai di atas pohon rambutan.

Meski hidup di gubuk tengah sawah, kakek itu ternyata menyimpan harta yang sangat berharga. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

PRINSIP HIDUP SEDERHANA

Ilustrasi emas batangan

Ilustrasi/ Foto: Ari Saputra

Tak hanya memiliki sawah di kampung tersebut, si kakek juga punya harta benda yang sangat berharga. Kakek memiliki sebatang emas peninggalan zaman Soekarno, Bunda.

Emas batangan itu memiliki bobot setengah kilogram. Terdapat ukiran gambar Presiden Soekarno yang menghiasi permukaannya. Setiap hari, kakek selalu membawa emas tersebut di dalam tasnya. Ia tidak takut emasnya hilang.

Sudah banyak orang yang mengincar emas tersebut. Bahkan, banyak yang berani membelinya dari kakek dengan nilai fantastis. Namun kakek selalu menolak tawaran orang.

"Itu tadi ditimbang setengah kilo. Sudah ditawar orang sekitar Rp500 juta. Tapi ini kalau dijual nanti uangnya habis," ucap kakek.

Bagi kakek, kenangan emas tersebut lebih penting dari nilai uang yang dihasilkan. Ia terbiasa hidup sederhana tanpa mengejar kekayaan. Bahkan kakek mengaku bahwa ia tak pernah mengutang, Bunda.

"Ah enggak, alhamdulillah. Kakek ke mana-mana lancar. Tapi kalau kita punya utang, jalan kita jadi sempit," ujarnya.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda