Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Produk Asli Indonesia Mahal di Jerman, Kangkung Seikat Harganya Rp64 Ribu Bun

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 04 Apr 2022 12:25 WIB

Ilustrasi manfaat kangkung
Ilustrasi Supermarket / Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

Kehidupan diaspora di luar negeri cukup sulit ketika dihadapkan soal masalah makanan. Ada kalanya, mereka rindu dengan masakan Indonesia. Namun untuk memasaknya, mereka harus merogoh kocek sangat dalam nih.

Bahan baku makanan memiliki perbedaan yang pesat dari segi harga apabila sudah diekspor, Bunda. Terutama, ketika bahan-bahan makanan itu dijual di negara maju yang terletak di kawasan Eropa, seperti Jerman.

Di Jerman, masyarakat memerlukan biaya hidup tinggi apabila ingin memasak makanan khas Indonesia. Pasalnya, banyak bahan makanan dijual dengan harga berkali-kali lipat ketika di sana.

Cerita itu datang dari seorang diaspora di Jerman bernama Irwan Prasetiyo. Pemuda keturunan Jawa ini membagikan pengalamannya dalam menjalani hidup bertahun-tahun di Jerman.

Irwan mengawali karier di Jerman sejak Agustus 2016 sebagai seorang spesialis di bidang keuangan. Saat ini ia sudah menduduki jabatan sebagai Senior Manager, Bunda.

Lewat akun TikTok @irwanprasetiyo, ia kerap membagikan pengalamannya sebagai seorang diaspora di Jerman. Dalam salah satu videonya, Irwan memperlihatkan betapa sulitnya masyarakat Indonesia untuk mendapatkan bahan baku makanan di Jerman.

Banner Kode Janin LaparBanner Kode Janin Lapar/ Foto: HaiBunda/ Novita Rizki

Bahan baku tersebut sebenarnya dapat dengan mudah didapatkan di supermarket atau pasar yang menjual barang-barang khusus dari negara Asia. Hanya saja, pembeli harus siap mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk berbelanja, Bunda.

Beberapa barang di sana dijual dengan harga yang wajar. Namun beberapa barang dijual berkali-kali lipat dari yang biasa kita temukan di Indonesia. Hal itu karena barang sudah melewati proses ekspor-impor yang cukup panjang dari negara asalnya.

"Ada 3 barang asli Indonesia ini mahal banget di Jerman," kata Irwan membuka videonya.

"Hari ini aku mengunjungi toko Asia di Jerman, di mana kita bisa beli barang-barang dari Asia," ujarnya ketika memasuki supermarket.

Di supermarket itu, Irwan memperlihatkan berbagai barang-barang impor dari berbagai negara Asia, termasuk Indonesia. Setidaknya, ada 3 barang yang menarik perhatian Irwan karena dijual sangat mahal di Jerman. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

Jangan lupa saksikan video tentang pekerjaan yang paling dicari di Jerman:

[Gambas:Video Haibunda]


SYOK HARGA KANGKUNG SEGINI

Ilustrasi manfaat kangkung

Ilustrasi Kangkung / Foto: Getty Images/iStockphoto/ridzky setiaji

Irwan Prasetiyo kemudian berjalan menyusuri rak-rak supermarket. Ia kemudian mendekati bagian yang menjual aneka macam saus, bumbu, dan penyedap dapur. Perhatiannya tertuju pada botol kecap, Bunda.

"Di Jerman juga ada kecap manis, harganya 4 euro atau Rp64 ribu," kata Irwan sambil memperlihatkan botol kecap itu.

Selanjutnya, Irwan Prasetiyo juga melihat bagian sayuran. Di sana, banyak sayuran murah dari Indonesia yang dijual dengan harga berkali-kali lipat. Salah satunya kangkung, Bunda.

"Kangkung sebungkus gini harganya Rp64 ribu, gila nggak? Kalau di Indonesia sudah dapat sekebun kali ya?" ujarnya.

Selain itu, Irwan juga terkejut ketika menemukan daun pisang yang dijual per lembar. Dapat didapatkan dengan murah bahkan gratis di Indonesia, daun pisang di Jerman dijual sangat mahal.

"Daun pisang guys, satu lembar gini harganya Rp40 ribu," ungkapnya.

Meski begitu, enggak semua bahan makanan dari Indonesia dijual dengan harga selangit. Masyarakat Indonesia juga masih bisa menemukan makanan dengan harga terjangkau, seperti mi instan.

"Orang sini juga suka sama Indomie dan harganya enggak terlalu mahal ya, cuma Rp8 ribu aja," tutur Irwan.

"Jadi gimana? Sudah pada siap jadi tukang ekspor belum?" ucapnya.


(anm)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda