7 Hal yang Bikin Kulit Wajah Bruntusan, Salah Pakai Skincare hingga Terlalu Sering Cuci Muka

Skin problem. Young girl squeezing her pimple in front of mirror in bathroom

Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

Tujuan pemakaian skincare tentu agar kulit jadi sehat, tampak glowing dan bahkan jadi awet muda. Tapi Bunda perlu tahu, jika kebiasaan skincare yang diterapkan keliru, kulit wajah malah bisa jadi bruntusan!

Maka dari itu, penerapan skincare rutin perlu disesuaikan dengan kondisi kulit. Hindari sekadar ikut tren, tapi justru tak tepat.

Dikutip dari American Academy of Dermatology Association, skincare rutin yang tak tepat dapat membuat kulit jadi bruntusan dan memperparah kondisi jerawat.

Nah, apa saja kebiasaan pakai skincare yang bisa bikin wajah bruntusan dan berjerawat, ya? Berikut ulasannya:

1. Pakai terlalu banyak produk skincare sekaligus

Dilansir Associated Dermatologists, produk skincare terutama yang mengandung bahan aktif seperti benzoil peroksida dan asam salisilat, memberi efek kering dan kasar pada kulit.

Jika Bunda menggunakan terlalu banyak skincare jenis ini pada saat yang sama, kulit rentan iritasi dan jadi bruntusan.

Misalnya, jika Bunda sudah menggunakan cleanser dengan kandungan tersebut, maka hindari pemakaian skincare lain dengan komposisi yang sama. Konsultasikan terlebih dahulu pada dokter kulit.

2. Menggosok kulit dengan kasar

Jika kulit wajah Bunda rentan bruntusan, cobalah untuk lebih berhati-hati saat memakai produk skincare. Menggosok terlalu kasar dapat membuat kulit jadi iritasi, kemerahan dan bahkan bruntusan.

Untuk pembersihan, Bunda dapat membasahi kulit dengan air dan gunakan cleanser dengan ujung jari. Usap-usap lembut, kemudian bilas hingga bersih.

Keringkan kulit wajah dengan menepuk-nepuk perlahan menggunakan handuk lembut.

3. Keliru memilih jenis skincare

Beberapa jenis make-up dan produk skincare mengandung minyak atau bahan lain yang dapat menyebabkan bruntusan. Jika Bunda tetap terus menggunakannya, maka kulit wajah pun jadi rentan berjerawat.

Jadi, gunakan hanya make-up, tabir surya, dan produk skincare yang berlabel 'non-komedogenik' atau 'tidak menyumbat pori-pori'.

4. Tidur tanpa membersihkan make-up

Make-up dengan jenis apapun, termasuk 'non-komedogenik', dapat menyebabkan kulit bruntusan dan jerawat jika tidak dibersihkan saat Bunda tidur.

Maka dari itu, jangan pernah lupa untuk menghapus make-up sebelum tidur, ya.

Bunda bermasalah dengan flek hitam? Coba atasi dengan skincare alami deh:

[Gambas:Video Haibunda]

Terlalu Sering Cuci Muka Bikin Kulit Bruntusan?

Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

5. Terlalu sering cuci muka sepanjang hari

Mencuci wajah beberapa kali dalam sehari dapat membuat kulit sensitif jadi iritasi dan menyebabkan kulit wajah bruntusan.

Cuci muka cukup dua kali sehari: saat bangun dan sebelum tidur. Jika Bunda baru saja selesai beraktivitas berat hingga berkeringat, boleh sesekali cuci muka lagi.

6. Tidak pakai pelembap

Kulit yang rentan bruntusan dan berjerawat biasanya lebih berminyak, sehingga Bunda mungkin enggan memakai pelembap dalam rutinitas skincare sehari-hari.

Namun nyatanya hal ini justru dapat memperparah kondisi kulit, lho. Mengoleskan pelembap setelah cuci muka justru menjadi langkah perawatan kulit yang tidak boleh dilewati, termasuk jika kulit Bunda rentan berjerawat.

Pelembap membantu 'melonggarkan' sebum yang menumpuk di dalam pori-pori, sehingga bruntusan lebih kecil kemungkinannya untuk terbentuk.

Tapi Bunda perlu berhati-hati dalam memilih pelembap yang tepat. Carilah pelembap lembut yang direkomendasikan khusus untuk kulit berjerawat.

7. Senang memencet jerawat

Saat memencet jerawat, maka Bunda cenderung akan mendorong sebagian isinya masuk lebih dalam ke lapisan kulit. Termasuk nanah, sel kulit mati, atau bahkan bakteri.

Ketika ini terjadi, risiko iritasi dan peradangan pada kulit justru akan meningkat.

Jadi, cobalah untuk lebih berhati-hati dalam menerapkan rutinitas skincare agar kulit wajah tak jadi bruntusan ya, Bunda. Jika perlu, lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kulit.