HaiBunda

MOM'S LIFE

Mengenal Sosok Roehana Koeddoes, Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

ANNISAAFANI   |   HaiBunda

Rabu, 27 Jul 2022 22:00 WIB
Mengenal Sosok Roehana Koeddoes, Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia/Foto: Getty Images/Rouzes
Jakarta -

Bunda pernah mendengar tentang sosok Roehana Koeddoes? Ia merupakan wanita pertama di Indonesia yang berkiprah di bidang jurnalistik.

Selain itu, Roehana Koeddoes juga sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Keputusan tersebut ditetapkan berdasarkan rapat antara Dewan Gelar dan mendapat gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan oleh Presiden Jokowi pada 6 November 2019 lalu.

Rapat yang membahas usulan calon Pahlawan Nasional 2019 itu tertuang dalam Surat Menteri Sosial Rl nomor 23/MS/A/09/2019, tanggal 9 September 2019. Hal ini pun menjadi kabar baik bagi Pemerintah Sumatera Barat, yang sebenarnya sudah telah mengusulkan nama Roehana Koeddoes sebagai pahlawan nasional sejak setahun sebelumnya.


Masa kecil Roehana Koeddoes

Siti Rohana sebetulnya lebih dikenal dengan nama Roehana Koeddoes, Bunda. Ia lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 20 Desember 1884.

Mengutip situs web padangpariamankab.go.id, putri dari Moehammad Rasjad Maharadja Sutan dan Kiam ini tumbuh dalam keluarga moderat yang gemar membaca. Sejak kecil, dia memiliki akses untuk membawa buku, majalah ataupun surat kabar yang dibeli ayahnya.

Ayahnya merupakan sosok yang dihormati, ia seorang Kepala Jaksa di pemerintah Hindia Belanda. Hobi membaca Roehana pun rupanya turun dari sang ayah.

Menurut informasi, Roehana Koeddoes ternyata tidak mengenyam pendidikan di bangku sekolah secara resmi, Bunda. Meski begitu, karena didikan dari sang ayah, Roehana sudah mampu mengenal abjad latin, Arab dan Arab Melayu saat ia masih berusia lima tahun.

Lalu ketika Roehana Koeddoes berusia enam tahun, sang ayah harus pindah tugas ke Alahan Panjang sebagai juru tulis. Roehana Koeddoes tentu harus ikut ke tempat baru dan di sana keluarga mereka bertetangga dengan Jaksa Alahan Panjang, yakni Lebi Jaro Nan Sutan.

Karena tak memiliki anak, Lebi Jaro Nan Sutan dan sang istri, Adiesa, menganggap Roehana sebagai anak kandung mereka. Adiesa pun diketahui kerap memanggil Roehana Koeddoes untuk main ke rumahnya.

Di sana, Roehana juga diajari banyak hal. Mulai dari membaca, menulis, berhitung, menyulam, menjahit, merenda, dan menjahit. Selama dua tahun bersama, dia terus mendapat didikan dari Adiesa, Bunda.

Usai dua tahun belajar, Roehana Koeddoes lantas mahir menulis. Menariknya, dia juga mahir berbahasa Inggris sejak usia delapan tahun.

Melihat potensi yang dimiliki Roehana Koeddoes, sang ayah lantas tak menyia-nyiakan hal tersebut. Agar Roehana Koeddoes terus memperdalam sekaligus mengasah kemampuan yang dimiliki, sang ayah lantas memutuskan untuk rutin berlangganan buku dongeng anak terbitan Medan.

Bahkan, dalam beberapa kesempatan, ayahnya juga membelikan buku cerita terbitan Singapura atau mendapat oleh-oleh bacaan dari rekannya yang merupakan pegawai Belanda.

Mendirikan sekolah untuk perempuan

Lalu pada 11 Februari 1922, Roehana Koeddoes mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia. Di sana, para perempuan diajarkan beragam hal hingga beberapa jenis keterampilan. Mulai dari cara mengelola keuangan, tulis-baca, budi pekerti, pendidikan agama, dan Bahasa Belanda.

Sekolah Roehana Koeddoes memang berbasis industri rumah tangga. Terdapat koperasi simpan pinjam dan jual beli, yang semua anggotanya adalah perempuan.

Dalam berkarier memperjuangkan pendidikan kaum perempuan, Roehana Koeddoes juga harus menghadapi tantangan sosial dari banyak pihak, termasuk dari pemuka adat masyarakat Koto Gadang.

Lembaga pendidikan khusus kaum perempuan yang didirikan Roehana Koeddoes juga bisa dikatakan sebagai pendidikan vokasi. Harapannya, lewat pendidikan dan keterampilan yang diajarkan tersebut, para perempuan diharapkan mandiri dan tidak sepenuhnya tergantung pada kaum laki-laki.

Perjuangan Roehana Koeddoes tak berhenti sampai di situ saja, Bunda. Ia selalu ingin menolong kaum wanita dan terus bertekad untuk memperluas perjuangan tersebut.

Niat tersebut kemudian ia diskusikan kepada sang suami. Roehana Koeddoes mengatakan bahwa ia hendak berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan perempuan di daerah lain. Dengan begitu, ia bisa membantu kaum perempuan lebih banyak lagi.

Suami Roehana Koeddoes setuju dengan niat mulia tersebut. Usai berdiskusi dan mendapatkan persetujuan suami, Roehana Koeddoes kemudian mengirim surat kepada Datuk Sutan Maharadja.

Datuk Sutan Maharaja merupakan pemimpin redaksi Oetoesan Melajoe di Padang, Sumatera Barat. Dalam surat itu, Roehana Koeddoes menyampaikan keingiannya agar perempuan diberi kesempatan mendapat pendidikan layaknya seperti kaum lelaki dan mengusulkan agar Oetoesan Melajoe turut memberi ruang pada tulisan para perempuan.

Dikutip dalam buku Jati Diri HMI Wati: Menggagas Nilai-nilai Dasar KOHATI (NDK) oleh Azhari Akmal Tarigan, sejarah mencatat dialog Roehana dengan Datuk Sutan Maharadja dalam sebuah pertemuan di Kotagadang.

"Keinginanku sebenarnya bukanlah sekedar meminta ruang kaum ibu dalam surat kabar Oetusan Melajoe yang bapak pimpin, tetapi penerbitan yang istimewa untuk kaum perempuan. Saya akan usahakan penulis-penulis perempuan lainnya, supaya benar-benar surat kabar itu merupakan suara kaum perempuan."

Roehana Koeddoes punya alasan tersendiri mengapa ia mengirim surat tersebut kepada Maradja. Kala itu, Maharadja merupakan wartawan senior yang bijaksana. Siapa sangka, Maharadja justru tersentuh membaca tulisan Roehana Koeddoes dan keduanya pun melakukan pertemuan di Koto Gadang.

Saat bertemu, Roehana Koeddoes menyampaikan idenya tak hanya sebatas pemberian ruang bagi tulisan perempuan. Namun, dia juga hendak menerbitkan surat kabar yang dikhususkan untuk perempuan. 

Jurnalis perempuan pertama

Dengan perjuangan tersebut, tak heran jika Roehana Koeddoes disebut-sebut sebagai 'Kartini dari Sumatera'. Dia bahkan dikenal sebagai penulis dan jurnalis perempuan pertama di Indonesia yang menuangkan ide-idenya sebagai kritik sosial, khususnya terhadap kondisi keterbelakangan kaum perempuan.

Kiprah Roehana Koeddoes tak sampai di situ saja, Bunda. Perjuangan selanjutnya yakni ikut mengelola surat kabar dan membela hak perempuan. Dia pun mengikuti jejak Tirto Adhi Soerya, dengan menerbitkan surat kabar perempuan pertama, bernama Poetri Hindia.

Enggak hanya itu, Roehana Koeddoes juga disebut sebagai 'Ibu Pers Indonesia'. Pada 10 Juli 1912, Roehana menerbitkan surat kabar Sunting Melayu yang merupakan surat kabar perempuan pertama di Hindia Belanda.

Tulisan miliknya pun tersebut mendobrak dunia kelam perempuan yang dipermainkan oleh adat istiadat condong sepihak alias tidak adil. Melalui tulisannya pula, Roehana Koeddoes aktif menyoroti isu-isu poligami di masa tersebut.

Melansir dalam buku Kisah Perjuangan Pahlawan Indonesia karya Lia Nuralia, Lim Imadudin dan Randi Renggana, Roehana mendirikan sekolah bernama "Roehana School" di Bukittinggi. Ia juga memperdalam keterampilan bordir pada orang China dengan menggunakan mesin jahit Singer.

Kariernya juga terus berkembang hingga ia memimpin surat kabar Perempuan Bergerak, Radio dan Cahaya Sumatera. Sepanjang kariernya, Roehana terus mendorong perempuan untuk membela kesetaraan dan melawan kolonialisme dengan berbagai prestasi yang diakui nasional.


Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen. 



(AFN/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Pemain Timnas Rizky Ridho dan Istri Umrah setelah Nikah, Ini Potret Kebahagiaannya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Ini 3 Dosa yang Menghapus Pahala sebesar Gunung

Mom's Life Amira Salsabila

Istana Inggris Diduga Balas Konten Viral Dance Hamil Meghan Markle, Posting Unggahan Ini

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Mengenal Orang Tua Overprotektif: Ciri-ciri, Bahaya, dan Cara Mengatasinya

Parenting Kinan

Humaira Putri Zaskia Sungkar Ultah Pertama, Intip 5 Potret Keseruan Playdatenya

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Pemain Timnas Rizky Ridho dan Istri Umrah setelah Nikah, Ini Potret Kebahagiaannya

Mengenal Orang Tua Overprotektif: Ciri-ciri, Bahaya, dan Cara Mengatasinya

Ini 3 Dosa yang Menghapus Pahala sebesar Gunung

Istana Inggris Diduga Balas Konten Viral Dance Hamil Meghan Markle, Posting Unggahan Ini

Humaira Putri Zaskia Sungkar Ultah Pertama, Intip 5 Potret Keseruan Playdatenya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK