Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

10 Pantun dan Puisi Kemerdekaan 17 Agustus untuk Rayakan HUT RI Ke-77

Annisa A   |   HaiBunda

Minggu, 14 Aug 2022 11:20 WIB

hand grab Indonesian Flag in the air
10 Pantun dan Puisi Kemerdekaan 17 Agustus untuk Rayakan HUT RI Ke-77/Foto: Getty Images/iStockphoto/Bimo Wicaksono
Jakarta -

Momen 17 Agustus hanya tinggal menghitung hari. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada 1945 silam itu patut dirayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, Bunda.

Biasanya, masyarakat akan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang kemudian diikuti oleh lagu kemerdekaan. Beberapa perayaan juga dimeriahkan oleh lagu dan tarian tradisional.

Selain lagu, Bunda juga bisa lho menambah semarak kemerdekaan dengan memakai pantun dan puisi. Bunda dapat mengirimkannya bersamaan dengan ucapan 17 Agustus yang dikirimkan kepada sanak saudara.

Puisi terdiri dari untaian kata yang indah dan menyentuh hati. Sementara itu, Bunda bisa memberi sentuhan guyonan lewat pantun.

Nah, HaiBunda telah merangkum berbagai pantun dan puisi dari detikcom yang bisa digunakan untuk memeriahkan momen 17 Agustus yang ke-77, nih:

Puisi kemerdekaan 17 Agustus

1. Aku Tulis Pamplet Ini

Karya : W.S Rendra

Aku tulis pamplet ini

Karena lembaga pendapat umum ditutupi jaring labah-labah

Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,

dan ungkapan diri ditekan menjadi peng-iya-an

Apa yang terpegang hari ini bisa luput besok pagi

Ketidakpastian merajalela

Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki menjadi marabahaya menjadi isi kebon binatang

Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,

Maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam

Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan

Tidak mengandung perdebatan

Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan


Aku tulis pamplet ini

karena pamplet bukan tabu bagi penyair

Aku inginkan merpati pos

Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku

Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian

Aku tidak melihat alasan kenapa harus diam tertekan dan termangu

Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar

Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju

Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?

Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan

Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka

Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api

Rembulan memberi mimpi pada dendam

Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah yang teronggok bagai sampah

Kegamangan

Kecurigaan

Ketakutan

Kelesuan


Aku tulis pamplet ini

Karena kawan dan lawan adalah saudara

Di dalam alam masih ada cahaya

Matahari yang tenggelam diganti rembulan

Lalu besok pagi pasti terbit kembali

Dan di dalam air lumpur kehidupan,

aku melihat bagai terkaca:

ternyata kita, toh, manusia!

2. Sukmaku Merdeka

Karya: Wiji Thukul

Tidak tergantung kepada Departemen Tenaga Kerja

Semakin hari semakin nyata nasib di tanganku

Tidak diubah oleh siapapun

Tidak juga akan dirubah oleh Tuhan Pemilik Surga

Apakah ini menyakitkan? entahlah !

Aku tak menyumpahi rahim ibuku lagi

Sebab pasti malam tidak akan berubah menjadi pagi

Hanya dengan memaki-maki


Waktu yang diisi keluh akan berisi keluh

Waktu yang berkeringat karena kerja akan melahirkan

Serdadu-serdadu kebijaksanaan

Biar perang meletus kapan saja

Itu bukan apa-apa

Masalah nomer satu adalah hari ini

Jangan mati sebelum dimampus takdir


Sebelum malam mengucap selamat malam

Sebelum kubur mengucapkan selamat datang

Aku mengucap kepada hidup yang jelata

M E R D E K A ! !

Indonesia Flag Fluttered in the Blue Sky. Indonesian Independence Day in August.Ilustrasi Kemerdekaan Indonesia/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Bastian Saputra

3. Menatap Merah Putih

Karya: Sapardi Djoko Damono


Menatap merah putih

Melambai dan menari-nari di angkasa

Kibarannya telah banyak menelan korban

nyawa dan harta benda

Berkibarnya merah putih

Yang menjulang tinggi di angkasa

Selalu teriring senandung lagu Indonesia Raya

Dan tetesan air mata


Dulu, ketika masa perjuangan pergerakan kemerdekaan

Untuk mengibarkan merah putih harus diawali dengan pertumpahan darah

Pejuang yang tak pernah merasa lelah

untuk berteriak : Merdeka!


Menatap merah putih

Adalah perlawanan melawan angkara murka

Membinasakan penindas dari negeri tercinta Indonesia

Menatap merah putih

Adalah bergolaknya darah demi membela kebenaran dan azasi manusia

Menumpas segala penjajahan di atas bumi pertiwi

Menatap merah putih

Adalah kebebasan yang musti dijaga dan dibela

Kinarannya di angkasa raya

Berkibarlah terus merah putihku dalam kemenangan dan kedamaian

4. Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini

Karya: Taufik Ismail


Tidak ada pilihan lain

Kita harus berjalan terus

Karena berhenti atau mundur

Berarti hancur

Apakah akan kita jual keyakinan kita

Dalam pengabdian tanpa harga

Akan maukah kita duduk satu meja

Dengan para pembunuh tahun yang lalu

Dalam setiap kalimat yang berakhiran

"Duli Tuanku ?"


Tidak ada lagi pilihan lain

Kita harus berjalan terus

Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan

Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh

Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara

Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama

Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka

Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan

Dan seribu pengeras suara yang hampa suara

Tidak ada lagi pilihan lain

Kita harus berjalan terus

5. Pahlawanku, Inilah Janjiku

Karya : NN


Aku tak pernah tahu siapakah dirimu

Apakah pekerjaanmu kala itu

Yang aku tahu sejarah telah menaburi dirimu dengan bunga-bunga yang mengharumkan namamu

Pahlawanku,

Perjuanganmu dalam memperjuangkan kemerdekaan

Mempertahankan harga diri bangsa

yang bertahun-tahun lamanya diinjak-injak bangsa kolonialis

Telah menggugah semangat di dalam dadaku

Menghadirkan rasa nasionalisme yang sama dengan yang engkau miliki kala itu

Kini, kuberjanji akan meneruskan perjuanganmu, pahlawanku

Berpikir demi kemajuan bangsa

Melangkah demi terwujudnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Berkarya demi kemanusiaan

Bertindak demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Itulah janjiku, wahai pahlawanku

teach the spirit of patriotismIlustrasi puisi dan pantun kemerdekaan 17 Agustus./ Foto: Getty Images/iStockphoto/Yamtono_Sardi

Pantun kemerdekaan 17 Agustus

1. Di sungai ada seekor buaya
Sedang bersiaga mencari mangsa
Segala persatuan wajib dijaga
Demi menjaga Indonesia merdeka

2. Hari Jumat mencuci sajadah
Hari Minggu liburan ke pantai
Ayo jangan mudah menyerah
Apapun masalahnya pasti selesai

3. Ke pasar membeli bunga
Bunga mawar kesukaan mama
Hari merdeka harus dijaga
Sebagai hormat pada pahlawan kita

4. Naik motor kehujanan
Nyari jas hujan tidak ditemukan
Selamat hari kemerdekaan
Marilah kita saling bergandeng tangan

5. Ayam jantan ayam betina
Setiap pagi selalu bangunkan warga
Dirgahayu negaraku tercinta
Semoga semakin maju dan berjaya

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga video tentang resep gurame merah putih di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(anm/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda