Mengenal Liz Truss, Jadi PM Wanita Ketiga Inggris Usai Bertemu Ratu Elizabeth II

Mengenal Liz Truss, Jadi PM Wanita Ketiga Inggris Usai Bertemu Ratu Elizabeth II/ Foto: Instagram @elizabeth.truss.mp

Sosok politikus wanita Liz Truss sedang menjadi perbincangan, Bunda. Wanita kelahiran Oxford, Inggris ini baru saja terpilih menjadi Perdana Menteri (PM) Inggris yang baru.

Truss bukan orang baru di dunia politik Inggris. Ia telah aktif menjadi politikus sejak akhir tahun 90-an. Tak hanya itu, Truss juga sudah lama berkarier di kursi parlemen.

Kabar terpilihnya Truss menjadi PM Inggris sudah berembus selama beberapa hari terakhir. Lalu seperti apa sosok Liz Truss ini ya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini yuk, Bunda.

Liz Truss terpilih usai bertemu Ratu Inggris

Liz Truss terpilih menjadi PM Inggris menggantikan Boris Johnson. Media Inggris mengungkapkan, Truss menjadi salah satu kandidat kuat PM Inggris bersama Rishi Sunak, politikus dari Partai Konservatif Britania Raya.

Namun, pada akhirnya Truss yang terpilih menjadi PM Inggris, Bunda. Nah, sebelum resmi menjabat, Truss bertemu dengan Ratu Elizabeth II di Istana Balmoral.

Dilansir The Guardian, saat bertemu Ratu, Liz Truss diminta untuk membentuk pemerintahan setelah Boris Johnson mengundurkan diri dari jabatannya.

PM wanita ketiga Inggris

Liz Truss menjadi Perdana Menteri ke-56 Inggris. Bunda dua anak ini juga merupakan PM ketiga Inggris.

PM wanita Inggris pertama adalah Margaret Thatcher yang menjabat dari tahun 1979 sampai 1990. Sementara PM wanita Inggris kedua dijabat oleh Theresa May selama tiga tahun dari 2016 sampai 2019.

Melansir dari CNN, karier politik Liz Truss kerap dibandingkan dengan Theresa May, Bunda. Hal tersebut karena keduanya menjadi pemimpin Partai Konservatif di periode berbeda.

Lalu seperti apa perjalanan politik Liz Truss? Baca halaman berikutnya ya.

Pilihan Redaksi

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga profil Kamala Harris, wakil Presiden AS, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

KARIER POLITIK DAN PENDIDIKAN LIZ TRUSS

Mengenal Liz Truss, Jadi PM Wanita Ketiga Inggris Usai Bertemu Ratu Elizabeth II/ Foto: Instagram @elizabeth.truss.mp

Karier politik Liz Truss

Liz Truss sudah menjabat sebagai anggota dewan sejak awal tahun 2000-an. Namun, dia baru terpilih menjadi anggota Parlemen di tahun 2010, Bunda.

Dalam waktu yang singkat, Truss mengejar karier politiknya hingga terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris yang baru. Sebelum menjadi Perdana Menteri, Truss pernah bekerja di bawah tiga Perdana Menteri sebelumnya di beberapa kabinet berbeda. Jabatan terakhirnya adalah sekretaris luar negeri.

Baru-baru ini, Lizz Truss juga terpilih sebagai pemimpin Partai Konservatif setelah mengalahkan Rishi Sunak dalam pemilihan suara. Nah, kemenangan inilah yang menjadikannya Perdana Menteri.

Latar belakang keluarga

Dilansir BBC, Liz Truss pernah mengatakan bahwa ayahnya bekerja sebagai profesor matematika. Sedangkan, sang ibunda adalah perawat.

Truss menggambarkan keluarganya sebagai 'sayap kiri'. Wanita kelahiran tahun 1975 ini dibesarkan di negara bagian Inggris yang secara tradisional tidak memilih Partai Konservatif. Saat itu, dia mengaku sebagai seorang liberal Skotlandia.

Masa muda Truss dihabiskan bersama sang Bunda yang berpartisipasi dalam Kampanye Perlucutan Senjata Nuklir, yakni organisasi yang menentang keputusan pemerintah Thatcher untuk mengizinkan hulu ledak nuklir AS dipasang di RAF Greenham Common, sebelah barat London.

Pendidikan Liz Truss

Liz Truss mengenyam pendidikan di sekolah negeri di kota Yorkshire, Leeds. Di mata teman-temannya, Truss dianggap sebagai anak yang rajin. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Oxford University.

Selama di universitas, Truss aktif menjadi anggota Demokrat Liberal. Ini adalah partai oposisi sentris yang telah lama menjadi lawan bagi Partai Konservatif di sebagian besar negara Inggris.

Pada tahun 1996, Truss memutuskan bergabung dengan Partai Konservatif. Keputusan ini diambil hanya dua tahun setelah dia menyampaikan pidato di sebuah konferensi Demokrat Liberal yang menyerukan untuk mengakhiri monarki.