Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Viral Tren Sleepover Date, dr Boyke Wanti-wanti Rawan Tularkan HIV

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Minggu, 11 Sep 2022 17:35 WIB

tourist in paris at the arch du triomphe
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/franckreporter
Jakarta -

Tahukah Bunda? Belum lama ini istilah ‘Sleepover date’ tengah viral di kalangan para remaja di Jakarta. Ini adalah salah satu pergaulan bebas yang perlu Bunda khawatirkan. Pasalnya, risiko model pergaulan bebas yang satu ini tidak jauh beda dengan FWB atau Friend With Benefit yang sempat populer juga.

Bunda, semakin banyak model pergaulan bebas yang sebaiknya perlu dihindari. Hal ini karena pergaulan bebas tersebut dapat mengancam kesehatan, bahkan keselamatan diri sendiri. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menghindarinya.

Sleepover date ini artinya kencan yang dilanjutkan dengan menginap bersama pasangan. Pada dasarnya, pergaulan bebas model ini hampir sama dengan FWB, sleepover date juga dikaitkan dengan hubungan seks di luar nikah di kalangan anak muda.

Melihat tren yang tengah viral ini, seorang Praktisi Kesehatan Seksual, dr. Boyke memberikan tanggapannya dengan memperingatkan mereka untuk berhati-hati dengan risiko yang mungkin akan menghampiri mereka.

Ia pun menambahkan bahwa setiap pergaulan bebas yang berkaitan dengan perilaku seks bebas tentunya akan berisiko dengan penyakit HIV/AIDS, lho, Bunda. “Sama saja. Semua perilaku seks bebas. Hati-hati HIV/AIDS,” kata dr. Boyke, dikutip dari laman Detikcom.

Sebelumnya perlu dipahami bahwa HIV/AIDS adalah salah satu penyakit menular seksual yang dapat dialami setiap orang yang melakukan perilaku seks bebas.

Tak hanya dr. Boyke saja yang memberikan pendapat terkait tren yang tengah viral di kalangan remaja tersebut. Salah satu psikolog klinis juga sempat mengatakan bahwa pergaulan bebas ini membuatnya khawatir.

“Yang menjadi saya khawatir kalau dari sudut pandang psikologi, ini seolah-olah nanti istilah yang lebih mudah dikatakan. Semakin mudah dikatakan, menjadi normalisasi seolah-olah ini adalah hal yang normal, hal yang wajar, baik-baik saja,” kata Anastasia Sari Dewi, psikolog klinis dan founder pusat konsultasi Anastasia and Associate.

Tak hanya itu, ia juga sempat mengatakan pendapatnya terkait risiko yang akan diterima oleh para remaja yang mengikuti pergaulan bebas selain terkena HIV/AIDS. Lalu, apa saja risiko lain yang mungkin akan mereka terima?

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bunda, yuk, download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga video tips edukasi seks kepada anak menurut psikologi, yang ada di bawah ini, ya, Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]

(asa/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda