Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Peneliti Ungkap Kenapa Manusia Bisa Jatuh Cinta

ANNISAAFANI   |   HaiBunda

Selasa, 11 Oct 2022 16:09 WIB

ilustrasi pasangan/seks
Ilustrasi jatuh cinta/Foto: Getty Images/iStockphoto/Kiwis
Jakarta -

Saat seseorang jatuh cinta, biasanya gejala yang dialami yakni rasa gembira yang meluap, kerinduan yang menggebu, ya? Namun, adakah penjelasan ilmiah kenapa membuat manusia jatuh cinta saat merasa nyaman atau menatap keindahan?

Pada 1943, dalam karya L'etre et le Néant (Being and Nothingness), Jean-Paul Sartre meledek bahwa jatuh cinta yang pada dasarnya punya misi pragmatis buat diri sendiri.

"Mencintai pada intinya adalah cara untuk membuat seseorang dicintai," katanya.

Untuk apa manusia jatuh cinta?

Kini, para ahli memiliki bukti yang setidaknya membenarkan sebagian klaim eksistensialis terkemuka itu. Dosen Senior Biologi Evolusioner dan Paleontologi, University of Bath, UK, Nicholas R. Longrich, mengatakan bahwa cinta terkait dengan proses evolusi yang penuh persaingan.

"Evolusi bisa sangat kompetitif, namun kemampuan untuk merawat dan membentuk hubungan memungkinkan kelompok bekerjasama, yang menjadi pesaing efektif melawan kelompok dan spesies lain," ujarnya, dikutip dari The Conversation.

Senada dengan pendapat tersebut, Kepala ahli bedah saraf di New York, Amerika Serikat, Philip Stieg mengatakan jatuh cinta pada prinsipnya adalah kebutuhan untuk bertahan hidup.

Adakah cinta yang suci dan sejati?

"Ada berbagai tingkat dalam hubungan apa pun; nafsu, ketertarikan, dan keterikatan. Cinta adalah hal yang begitu kompleks. Dan itu semua kembali ke kebutuhan untuk bertahan hidup (survival) dan evolusioner kita untuk jatuh cinta dan berpasangan," ucapnya, dikutip dari situs New York-Presbyterian.

Lalu bagaimana kebutuhan survival itu bisa terealisasi menjadi cinta?

Steig mengatakan ketika merasakan kupu-kupu beterbangan, itu tidak benar-benar terjadi di hati atau perut . Yang terjadi adalah proses yang melibatkan hormon dan neurotransmitter (pemancar saraf) di otak.

"Para peneliti telah memindai otak orang-orang yang sedang jatuh cinta dan menemukan gelombang besar dopamin, neurotransmitter dalam sistem penghargaan otak yang membantu orang merasakan kesenangan," ujarnya.

Kenapa patah hati terasa sakit?

"Dopamin, bersama dengan bahan kimia lainnya, memberi kita energi, fokus, dan obsesi yang kita rasakan ketika kita tergila-gila pada seseorang," tambah dia.

Kenapa bisa jadi tergila-gila hingga buta?

Menurut Steig, itu karena ada "dorongan" (drive). Area otak yang memproduksi dopamin saat kita sedang jatuh cinta berada di dekat area lain yang mengontrol rasa haus dan lapar.

"Jadi, rasanya (cinta) 'menghabiskan semuanya' karena [memang] memakan semuanya, dan ini dimaksudkan untuk memacu kita bertindak. Dorongan biologis ini berevolusi jutaan tahun yang lalu untuk memberi kita kemampuan untuk memusatkan perhatian kepada anggota spesies lain dan pasangan kita," urai dia.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen. 

Simak juga 5 tips berhubungan intim tanpa kondom agar tidak hamil dalam video berikut

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda