
moms-life
Gelar KUPI II, Ajak Masyarakat Sadar Pentingnya Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban dan Keadilan
HaiBunda
Rabu, 23 Nov 2022 15:26 WIB

Setelah sukses menyelenggarakan kongres pertama pada 2017, KUPI hadir kembali dengan mengangkat tema ‘Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan,’ pada 23-26 November 2022.
KUPI kedua ini diselenggarakan untuk merefleksikan perjuangan para perempuan dan memperjuangkan hak-hak perempuan dari perspektif Islami yang akan dipaparkan oleh para ulama perempuan.
Sesuai dengan tujuannya sebagai tempat meneguhkan keadilan masyarakat terutama para perempuan, KUPI mengangkat tema untuk meneguhkan peradaban ulama perempuan untuk membangun peradaban yang berkeadilan.
“Kongres ulama perempuan itu merupakan tempat, di kongres kedua itu mengangkat tema meneguhkan peradaban ulama perempuan untuk membangun peradaban yang berkeadilan,” ujar Pera Sopriyanti, direktur Rahima dalam Konferensi Pers Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan.
Sementara itu, Pera juga menyampaikan bahwa KUPI kedua merupakan kelanjutan dari KUPI pertama yang mana eksistensi perempuan sudah mulai diakui dan diterima.
“KUPI II ini merupakan follow up dari KUPI pertama di mana eksistensi para perempuan sudah mulai diakui, sudah mulai diterima, bahkan tulisan tentang ulama perempuan, pemikirannya, gerakannya, sudah mulai diterima oleh pemerintah, ormas agama, dan masyarakat,” jelas Pera.
“Karena itu di KUPI kedua meneguhkan keberadaan ulama perempuan untuk mewujudkan peradaban yang berkeadilan,” tambahnya.
Banyak membicarakan isu-isu keadilan gender
Dengan adanya kongres ini, KUPI mengajak agar masyarakat sadar akan pentingnya peran ulama perempuan untuk mewujudkan peradaban dan keadilan masyarakat, terutama hak-hak perempuan.
“Ulama perempuan adalah orang-orang atau individu-individu yang beriman, punya pengetahuan, bergerak bersama-sama untuk membangun peradaban yang berkeadilan dengan sama sekali tidak boleh melupakan perempuan,” jelas Kyai Faqihudin Abdul Qodir, Sekretaris SC KUPI 2.
Sementara itu, Faqih juga menjelaskan bahwa kongres ini juga akan membahas banyak isu-isu, gagasan terkait dengan keulamaan perempuan.
“Kongres ini adalah konsolidasi, refleksi, dan pengetahuan serta gerakan. Jadi, dalam kongres ini kita akan membicarakan isu-isu gagasan terkait dengan keulamaan perempuan,” tambahnya.
KUPI 2 akan diselenggarakan mulai dari 23-26 November 2022 dengan membahas isu-isu pentingnya peran ulama perempuan. Yuk, lanjut baca halaman berikutnya, ya, Bunda.
Bunda, yuk, download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga video RUU TPKS disahkan setelah 10 tahun yang ada di bawah ini, ya, Bunda.
KUPI 2 DIGELAR DI SEMARANG DAN JEPARA
Gelar KUPI II, Ajak Masyarakat Sadar Pentingnya Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban dan Keadilan/Foto: Konferensi Pers KUPI 2
KUPI 2 digelar di Semarang dan Jepara
Kongres kedua yang mengusung tema meneguhkan peran ulama demi peradaban yang berkeadilan ini akan digelar pada 23-26 November 2022, di Semarang dan Jepara, Jawa Tengah.
Bukan hanya kongres, KUPI juga akan menyelenggarakan serangkaian acara yang akan diramaikan oleh seratus tokoh ulama, lho, Bunda.
“Bukan hanya kongres, ada banyak sekali kegiatan yang bersifat spiritual, yang bersifat akademik, ada penulisan buku ulama perempuan, begitu pun kita ada penulisan seratus tokoh ulama yang hadir nanti, ada bedah buku, kuliner, hingga budaya,” ujar Faqih.
![]() |
Sementara itu, Faqih juga menyampaikan bahwa ada satu hal yang menjadi ciri khas dalam kongres kedua, yakni mereka akan mengkonsolidasi paradigma dan metodologi fatwa KUPI.
“Ada satu hal yang sangat khas dalam kongres ini, yaitu kita akan sekaligus mengkonsolidasi dan me-launching paradigma dan metodologi fatwa KUPI,” kata Faqih.
Dengan adanya kongres ini, KUPI mengajak semua masyarakat untuk menyadari adanya ketidakadilan gender di dunia yang mungkin meresahkan sebagian masyarakat, seperti salah satunya korban kekerasan seksual yang dialami beberapa wanita.
“KUPI mengajak kita semua untuk berpikir ulang tentang sejumlah hal menyadari banyak sekali ketidakadilan gender di dunia ini. Bukan saja di Indonesia soal perkawinan anak atau persoalan terkait dengan kurangnya pemenuhan hak korban, kekerasan seksual misalnya di sejumlah wilayah,” jelas Ruby Kholifah.
TOPIK TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda