
moms-life
Cerita Bunda Besarkan Anak Cerebral Palsy Penghafal Al-Qur'an
HaiBunda
Kamis, 05 Jan 2023 21:20 WIB

Menjadi orang tua dari anak yang memiliki kondisi spesial memang tak mudah, Bunda. Seperti halnya yang dilalui oleh Dahlia Andayani, ibunda Muhammad Nazahudia Afifurrahman Agustian atau yang akrab disapa Naza.
Sejak lahir, Naza mengidap kondisi celebral palsy. Meski begitu, namanya kini dikenal sebagai seorang hafiz cilik.
Diketahui, ia mampu menghafal Al-Qur'an dalam waktu singkat, yaitu 10 bulan. Tentunya, ia menjadi pencapaian yang luar biasa dan membanggakan bagi orang tua, bukan?
Tak seperti pengidap celebral palsy pada umumnya, Naza cenderung lebih jelas saat berbicara. Hal ini terjadi karena Naza terbiasa muraja'ah (mengulang hafalan) Al-Qur'an.
"Alhamdulillah, karena sering muraja'ah," beber sang ibunda, dikutip dari kanal YouTube CERITA UNTUNGS.
Lebih lanjut, sang ibunda mengungkapkan bahwa sebetulnya Naza mengikuti terapi wicara. Hanya saja, ia memutuskan untuk berhenti dan kebiasaan muraja'ah justru membuat kemampuan bicara Naza jauh berkembang pesat.
"Jadi saya sudah berhentiin terapi wicaranya. Ketika waktunya terapi dia, muraja'ah 1 juz."
"Waktu kita ngikutin terapi wicara, yang selalu diajarkan itu kosakata-kosakata baba-wawa, gitu. Itu enggak ada maknanya jadi lebih baik kalimat Al-Qur'an. Itu kan sudah sempurna sekali. Jadi itu sih niatnya dahulu. Alhamdulillah," ujarnya.
Lebih dalam Dahlia menceritakan bahwa pada awalnya tak pernah berpikir anaknya akan menjadi penghafal Al-Qur'an. Namun, semua berubah seiring berjalannya waktu.
"Jadi sebenarnya sih dahulu tuh enggak ada bayangan punya anak hafiz karena background kita kan memang bukan dari Pondok Pesantren. Tapi waktu itu kondisi kehamilannya bermasalah dan memulai semuanya," tuturnya.
Masa kehamilan Naza memang tak baik. Dokter menyebut kandungan Dalia kala itu lemah. Hingga pada akhirnya, ia melakukan banyak usaha, termasuk mengonsumsi obat penguat kandungan.
Tak hanya sampai di sana, Dahlia juga disarankan dokter bed rest. Dahlia bahkan diminta untuk tidak stres dan tenang sambil mendengarkan musik klasik.
Saran tersebut Dahlia amini. Hanya saja, musik-musik tersebut justru membuatnya semakin tak tenang. Setelah berdiskusi dengan suami, akhirnya Dahlia mengganti musik tersebut dengan murottal.
"Saya gelisah, saya kasih tahu suami. Katanya, 'Kalau enggak nyaman, enggak usah. Dokter kan nyuruh yang mana bikin nyaman', gitu. Ya sudah bikin nyaman apa untuk dengar, murottal saja."
"Paling enggak, kalau kita tenang sebagai Ibu, anaknya juga," sambungnya.
Simak kisah selanjutnya di halaman berikut ya, Bunda.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Â
Simak juga 5 tanda awal autisme pada anak yang mudah dikenali dan cara mengatasinya dalam video berikut:
MENANGIS BERSAMA SUAMI SAAT TAHU KONDISI ANAK
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Domepitipat
Naza ternyata diketahui mengidap kondisi tersebut sejak berusia kurang lebih 4 bulan. Saat itu, naluri Dahlia sudah mencurigai ada yang tak beres dengan sang putra. Hanya saja, ia masih denial.
Begitu juga sang suami, turut memikirkan hal serupa. Sayangnya, pasangan ini justru menyimpan pikiran tersebut dalam hati masing-masing. Di lubuk hati masing-masing, ada keoptimisan bahwa Naza akan tumbuh baik-baik saja.
"Sebagai ibu kan biasanya lebih sensitif dengan anaknya. Jadi saya dari umur 4 bulan sudah curiga cuma saya enggak pernah ngomong termasuk ke suami. Di sisi lain, ternyata suami juga begitu."
Lalu tiba di hari keduanya memeriksakan keanehan tersebut, Dahlia mengaku syok dengan penjelasan dokter. Ada penolakan dalam hati karena Naza disebut tak bisa apa-apa sepanjang hidupnya.
"Dokter bilang dia enggak akan bisa jadi apa-apa, dia akan tetap membutuhkan Ibu. Jadi itu ada penolakan ketika dokter bilang seperti itu."
Ketika itu Dahlia dan suami juga tak begitu paham dengan diagnosa dokter. Berulah sampai di rumah, keduanya menangis bersama setelah melakukan riset singkat melalui Google.
"Sampai rumah ngumpulin informasi sendiri, nyari-nyari apa. Di situ nangis berdua. Bayangkan, ini anak laki-laki pertama, 'Terus gimana, mas?', 'Ya mau gimana lagi', gitu," kenangnya.
Simak kisah selanjutnya di halaman berikut ya, Bunda.
BERTEMU DENGAN HAFIZ CELEBRAL PALSY LAIN
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/omairhq
Dahlia bahkan sempat tinggal berpisah dari suami selama 3 tahun. Ia membawa Naza dan anaknya pertamanya saat berusia 2,5 tahun ke Solo, demi mendapatkan terapi untuk Naza.
"Untuk terapi itu dan banyak sekali kemajuannya. Yang semula enggak bisa duduk sendiri jadi bisa. Yang semula berbaring saja, bisa bangun sendiri, duduk sendiri, bisa merangkak."
Hal yang membuat Dahlia lebih bersyukur yakni dipertemukan dengan Mas Fajar, hafiz Al-Qur'an dari Bandung yang juga celebral palsy.
"Dari situ mulanya saya tahu ada anak celebral palsy yang menghafal Al-Qur'an."
Saat itu Dahlia berbicara panjang lebar dengan ibunda Fajar. Ternyata, Fajar saat itu usah hafal 30 juz. Saat ditanya bagaimana caranya, ibunda Fajar menyebut tak ada usaha khusus selain selalu memperdengarkan murottal pada anaknya.
Sejak itu pula, Dahlia berusaha mendekatkan putranya pada Fajar. Keduanya pun menjadi sangat dekat, setiap terapi selalu ingin berdekatan untuk saling memotivasi.
"Itulah yang enggak bisa terbayar dengan apapun. Jadi hilanglah semua keluh kesah kita selama 3 tahun dengan kenal dengan Mas Fajar. Sampai akhirnya yakin, Insya Allah bisa seperti Mas Fajar yang hafal Al- Qur'an 30 juz."
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda