Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cerita Komika Dani Aditya & Istri Ajarkan Anak Bangga dengan Keterbatasan Fisik Ayahnya

ANNISAAFANI   |   HaiBunda

Rabu, 12 Oct 2022 18:11 WIB

Dani Aditya
Cerita Komika Dani Aditya & Istri Ajarkan Anak Bangga dengan Keterbatasan Fisik Ayahnya/Foto: Instagram @daniaaditya

Ada kisah mengharukan dari keluarga stand-up comedian atau komika, Dani Aditya, Bunda. Sebagai satu-satunya stand-up comedian dengan disabilitas di Indonesia, pria kelahiran 30 tahun silam ini ternyata menyimpan banyak cerita.

Salah satunya kisah mengenai sang anak dari pernikahannya dengan Dian Desty Wijaya. Dani yang merupakan penyandang cerebral palsy ini diketahui telah menikah dengan Dian di Tanah Suci.

Awalnya, ternyata Dani sempat takut memiliki anak, Bunda. Kepada sang istri, ia mengaku kondisi fisiknyalah yang menjadi alasan utama.

Dian lantas mengungkapkan bahwa apa yang dipikirkan Dani sebetulnya sama seperti yang ada di benak ayahnya. Ya, ayahanda Dian juga memiliki kebutuhan khusus.

Kata Dian, ketakutan yang ada dalam pikiran ayah dan suaminya terkait soal kepercayaan diri anak. Ia khawatir, mereka akan merasa malu memiliki ayah tak sempurna.

"Aku takut punya anak, segala macam. Istri mana coba hatinya yang enggak hancur kan kalau suaminya ngomong begitu," tutur Dian mengingat ucapan sang suami, dikutip dari kanal YouTube HAS Creative.

Ungkapan itu ia lontarkan sesaat setelah akad pernikahan, Bunda. Kebetulan saat itu sudah masuk waktu salat magrib. Keduanya pun berdoa pada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak laki-laki yang menyayangi ayahnya.

"Kebetulan mau magrib, kami salat. Di depan Ka'bah saya nangis sejadi-jadinya. Berdoa, 'Ya Allah ingin punya anak cowok yang sayang, enggak malu sama ayahnya, sehat'. Satu bulan pulang dari sana, hamil," kenangnya.

Doa Dian dan Dani di sana diijabah oleh Allah, Bunda. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Rehan Aditya. Ia sangat pengertian dengan kondisi sang ayah, bahkan selalu mengutamakan ayahnya dalam berbagai kondisi.

"Alhamdulillah anaknya cowok. Terus dia pengertian sekali sama ayahnya. Ada gempa di Malang, dia lari ke kamar, masih umur 3 tahun bilang, 'Ayah-ayah'. Dia enggak mau keluar kalau enggak ayahnya yang diselamatkan dahuulu. Kalau belajar jalan saja, ayahnya yang dia tuntun. Kalau mau naik mobil, harus dia lihat ayahnya masuk dahulu, baru dia mau masuk."

Memang, Dian dan Dani sudah mengajarkan Rehan untuk menerima dan bangga dengan kondisi ayahnya sejak dini. Bahkan, Dian menuturkan bahwa hal tersebut sudah tertanam dalam pikirannya.

"Itu kami ajarkan dari kecil. Harus sayang Ayah, alhamdulillah tertanam," kenang Dian.

"Bangga dia punya ayah cacat," sambung Dani.

"Kami tanamkan dia harus sebangga itu, biar orang lain ngomong apa, tapi dia harus bangga ayahnya berjuang buat dia," kata Dian lagi.

Simak juga 4 cara mempersiapkan kehamilan sehat saat promil demi mencegah cacat janin dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

PERNAH BERTANYA PADA IBUNDA

Dani Aditya

Cerita Komika Dani Aditya & Istri Ajarkan Anak Bangga dengan Keterbatasan Fisik Ayahnya/Foto: Instagram @daniaaditya

Dalam kesempatan yang sama, Dani Aditya juga menceritakan momen kelahirannya. Ternyata, tak ada faktor genetik yang membuat ia mengalami kondisi seperti saat ini. Hanya saja, kelahirannya terjadi karena kondisi di luar dugaan.

Di masa ia dalam kandungan, ternyata sang ibunda pernah jatuh di kamar mandi. Kecelakaan tersebut lantas membuat ia harus lahir prematur dengan kondisi tak sempurna.

"Anak-anak yang lahir kayak aku ini biasanya ada faktor traumatik, (seperti) kecelakaan, lahir prematur. Aku kan lahir prematur, enam bulan aku lahir," tuturnya.

"Waktu itu, kata ibu, dia jatuh di kamar mandi. Kalau aku lihat fotoku zaman dahulu ya, kepalanya gede terus bedanya kecil," sambungnya komika tersebut.

Dani Aditya juga menceritakan hal yang pernah ia alami saat kecil. Kala itu, ia pernah protes pada sang ibunda. Dani mengaku tak terima dengan kondisinya tersebut.

Banner Diet Air Hangat Seminggu

Semua ia rasakan saat ingin bermain seperti teman-teman seusianya. Dengan kondisi seperti itu, ia minder tak leluasa bergerak sedangkan teman-temanya aktif berlarian.

"Dahulu sempat minder liat teman-teman main bola, teman-teman lari-lari, main petak umpet. Aku sampai nangis, terus tanya ke Mamaku. 'Kenapa aku kayak gini, dari berjuta-juta orang di dunia ini'," kenangnya.

Pertanyaan Dani tak mendapat jawaban. Sang ibunda justru menangis dan hal tersebut lantas membuat Dani merasa amat bersalah.

"Mama enggak jawab, nangis. Di situ aku ngerasa menyakiti hati Mama dengan kata-kataku," ujarnya.

Dari pengalaman tersebut, Dani kemudian tak lagi pernah membicarakan kondisinya. Segala rasa sakit hati, kecewa, ia simpan dalam hati dengan rapat-rapat.

"Jadi aku enggak berani tanya lagi. Semenjak itu, umur enam tahun itu, ada perasaan apa-apa dipendam. Kecewa, dipendam. Sakit hati, dipendam," tuturnya.


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda