Kisah Balita Selamat dari Reruntuhan Gempa Turki-Suriah, Sang Ibunda yang Sedang Hamil Tewas

Gempa besar Magnitudo (M) 7,8 yang mengguncang Turki-Suriah pada Senin (6/2/2023) menyebabkan banyak bangunan runtuh hingga memakan ribuan korban jiwa, Bunda. Di balik bencana tersebut, ada kisah menyentuh dialami oleh seorang balita di Suriah.

Mengutip Reuters, balita berusia 18 bulan tersebut berhasil diselamatkan dari puing-puing bangunan tanpa luka, Bunda. Balita berjenis kelamin perempuan ini bernama Raghad Ismail.

Di kota Azaz yang berada dekat perbatasan Turki, ia tinggal bersama ayah, dua orang kakak, dan sang ibunda yang tengah hamil. Saat ditemukan oleh salah seorang tim penyelamat, Raghad Ismail langsung digendong dan dibawa ke tempat aman, menjauh dari reruntuhan.

Namun, sebagian besar anggota keluarganya yang lain tak berhasil diselamatkan. Sang ibunda yang tengah hamil dan dua saudara Raghad tewas.

Sang ayah kini tengah mendapat perawatan karena mengalami cedera serius. Disebut sang paman, Abu Hussam, punggung ayah Raghad Ismail dikhawatirkan mengalamii patah tulang.

"Punggung sang ayah dikhawatirkan patah, putrinya yang masih kecil (Raghad Ismail) baik-baik saja. Istrinya yang hamil, putrinya yang berusia lima tahun dan putra yang berusia empat tahun semuanya telah meninggal," ujar Abu Hussam.

Mengutip BBC, jumlah korban tewas tercatat mencapai lebih dari tiga ribuan orang. Angka tersebut meningkat pesat sejak gempa pertama terjadi pada Senin pagi.

Tim penyelamat telah menyisir tumpukan puing bangunan runtuh demi terus menemukan korban yang selamat. Negara-negara di seluruh dunia juga menunjukkan simpati dengan mengirimkan dukungan untuk membantu upaya penyelamatan, termasuk tim spesialis, anjing pelacak, dan peralatan.

Survei Geologi AS mengatakan gempa berkekuatan ini terjadi pada pukul 04:17 waktu setempat di kedalaman 17,9 km (11 mil) di dekat kota Gaziantep. Lebih lanjut, Seismolog menyebut gempa pertama adalah salah satu yang terbesar yang pernah tercatat di Turki.

Lalu gempa kedua berkekuatan M 7,5. Kali ini, berpusat di distrik Elbistan, provinsi Kahramanmaras. Dan sejak saat itu, ada beberapa gempa susulan yang masih dirasakan di seluruh wilayah.

Simak informasi selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.

Pilihan Redaksi

Simak juga tips menangani korban trauma bencana alam dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

KORBAN TEWAS DIPERKIRAKAN TERUS BERTAMBAH

GAZIANTEP, TURKIYE - FEBRUARY 06: Damage occurred on the roads in Fevzipasa town of Gaziantep's Islahiye district due to earthquakes of magnitude 7.7 and 7.6 affecting 10 provinces centered in Turkiye's Kahramanmaras, on February 06, 2023 in Gaziantep, Turkiye. Early Monday morning, a strong 7.7 earthquake, centered in the Pazarcik district, jolted Kahramanmaras and strongly shook several provinces, including Gaziantep, Sanliurfa, Diyarbakir, Adana, Adiyaman, Malatya, Osmaniye, Hatay, and Kilis. Later, at 13.24 p.m. (1024GMT), a 7.6 magnitude quake centered in Kahramanmaras' Elbistan district struck the region. Turkiye declared 7 days of national mourning after deadly earthquakes in southern provinces. (Photo by Emin Sansar/Anadolu Agency via Getty Images)

Aspal di Jalanan Turki Retak Imbas Guncangan Gempa / Foto: Emin Sansar/Anadolu Agency via Getty Images

Jumlah korban tewas dan luka-luka dari gempa Turki-Suriah ini terus meningkat secara pesat sepanjang Senin. Menanggapi hal tersebut WHO telah memperingatkan bahwa jumlah tersebut kemungkinan akan meningkat sebanyak delapan kali lipat karena penyelamat menemukan lebih banyak korban di reruntuhan.

"Kami selalu melihat hal yang sama dengan gempa bumi. Sayangnya, laporan awal jumlah korban jiwa atau terluka akan meningkat cukup signifikan pada minggu berikutnya," kata pejabat darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood.

Dahsyatnya gempa yang terjadi membuat sebagian besar bangunan di kedua negara ini runtuh, Bunda. Dari video yang beredar di internet, terlihat seperti apa momen bangunan-bangunan tersebut runtuh dan orang-orang berlarian mencari perlindungan.

Bangunan yang dulunya setinggi 12 lantai, kini rata dengan tanah. Jalanan juga tampak hancur dan sejauh mata memandang hanya terlihat tumpukan reruntuhan bangunan.

Di antara bangunan yang hancur ini termasuk Kastil Gaziantep. Ini merupakan bangunan bersejarah yang telah berdiri selama lebih dari 2.000 tahun.

Anna Foster selaku koresponden BBC Timur Tengah yang memberi laporan dari dekat pusat gempa. Ia menggambarkan seperti apa pemandangan dan apa saja yang terjadi sejak gempa.

Katanya, hingga saat ini upaya penyelamatan masih terus berlangsung. Hanya aja, hujan yang mengguyur jadi penghambat dan listrik juga tak ada.

"Benar-benar hujan deras yang menghambat upaya penyelamatan. Tidak ada listrik sama sekali di kota malam ini."

"Kami masih merasakan gempa susulan... Dan masih ada kekhawatiran bahwa mungkin masih ada lagi bangunan yang akan runtuh," katanya.