moms-life
Orang Introvert Rentan Sakit dan Depresi? Begini Penjelasannya
Sabtu, 11 Feb 2023 17:15 WIB
Seseorang yang memiliki sifat introvert cenderung terlihat pemalu dan anti sosial. Para introvert lebih senang berada dalam kesendirian dan merasa energinya cepat habis usai bersosialisasi. Namun, tahukah Bunda bahwa seorang introvert rentan sakit?
Penyakit fisik seseorang bisa diawali dari kondisi psikologis. Kepribadian introvert lebih senang menyendiri. Jika harus bersosialisai, mereka lebih nyaman menghabiskan waktu bersama satu atau beberapa orang saja.
Psikolog senior Dr. Russell Morfitt mengatakan bahwa orang dengan tipe kepribadian introvert cenderung lebih rentan alami kecemasan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang dimiliki oleh kepribadian introvert, seperti memendam perasaan.
Nah, sebelum membahas lebih lanjut mengenai penyebab orang berkepribadian introvert rentan sakit, ketahui dulu ciri-ciri kepribadian introvert seperti apa.
Ciri-ciri kepribadian introvert
Berikut beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh orang introvert.
1. Memiliki circle pertemanan yang kecil
Seorang introvert akan memilih untuk mempunyai hubungan yang berkualitas, sebab itu banyak introvert yang hanya mempunyai sedikit teman yang benar-benar akrab.
2. Berorientasi kepada benak sendiri
Kegiatan membaca, meneliti atau menulis lebih menarik bagi introvert. Karena orang introvert cenderung memikirkan gagasan atau memori yang ada dalam benak mereka.
3. Lebih nyaman berbincang empat mata
Orang-orang dengan tipe introvert cenderung lebih nyaman jika berbicara secara empat mata kepada seseorang. Bagi mereka interaksi dengan sedikit orang yang memiliki makna dalam bisa lebih bermanfaat.
Lanas, apa yang menyebabkan orang introvert rentan sakit?
Penyebab orang introvert rentan sakit
Dilansir Bustle, terdapat beberapa pemicu orang introvert lebih rentan sakit:
1. Sering memendam perasaan
Seseorang yang introvert sangat nyaman dengan keheningan. Setelah berinteraksi dengan dunia luar, tentu ia akan menyendiri dengan tujuan mengembalikan energinya yang sudah terkuras.
Dikarenakan keterbatasan energinya dalam berinteraksi, seorang introvert cenderung memendam sendiri masalah-masalah berat dan perasaan emosionalnya. Namun, terlalu sering memendam perasaan tentu tidak sehat bagi kesehatan mental.
Dengan terus menerus memendam perasaan yang tidak tersalurkan, maka akan terus menumpuk perasaan tanpa menemukan titik terang. Hal inilah yang bisa memicu gejala kecemasan.
2. Terbiasa menutup diri
Seseorang yang introvert lebih nyaman untuk bicara dan bercerita pada orang-orang tertentu yang telah mereka percaya. Oleh karena itu, biasanya orang introvert cenderung tertutup pada orang lain yang tidak begitu akrab dan bahkan ragu untuk mengekspresikan diri.
Kesulitan berekspresi ini bisa disebabkan oleh kecenderungan seorang introvert yang terus menerus mengevaluasi dirinya karena takut citra yang ditampilkan tidak sesuai ekspektasi. Ketakutan akan citra yang tidak sesuai harapan ini akan menyebabkan kecemasan terjadi.
3. Berlebihan dalam memikirkan sesuatu
Berlebihan dalam memikirkan sesuatu atau biasa disebut dengan overthinking bisa dialami baik introvert maupun ekstrovert. Namun, overthinking pada introvert bisa membuatnya lebih rentan mengalami kecemasan.
Ketika seorang introvert menyendiri, biasanya dia akan menyelam dalam permasalahan bahkan ketakutan-ketakutan di dalam kepalanya. Hal ini dikarenakan seorang introvert lebih punya banyak waktu untuk memikirkan segala hal secara mendalam dalam kesendiriannya.
Seseorang yang berlebihan dalam memikirkan sesuatu akan memicu kecemasan dan membuat masalah akan lebih besar seiring waktu tanpa ada penyelesaian.
Mitos seputar kepribadian introvert
Meski senang menyendiri, seorang introvert tidak sama dengan pemalu, lho. Ini merupakan salah satu mitos yang sering beredar tentang seorang introvert. Selain itu, ada juga beberapa mitos lainnya. Dilansir WebMD berikut mitos lain mengenai introvert:
1. Orang introvert tidak ramah
Beberapa orang berpikir bahwa seorang introvert tidak ramah karena mereka cenderung tidak memiliki banyak teman dan merenungkan situasi secara diam-diam daripada bergabung dalam percakapan di pertemuan. Namun, menjadi seorang introvert tidak mempengaruhi seberapa ramah kepribadiannya lho, Bun.
2. Orang introvert tidak bisa menjadi pemimpin
Meskipun dikenal sebagai pendiam atau pemalu, seorang introvert juga memiliki keterampilan untuk menjadi bos dan pemimpin, Bun. Beberapa kualitas yang mereka miliki bisa menjadikan dirinya menjadi pemimpin yang efektif. Salah satunya yaitu mendengarkan ide-ide dari karyawannya dan tetap fokus pada tujuan jangka panjang.
3. Sulit untuk mengenal introvert
Introvert lebih suka memiliki persahabatan yang mendalam dengan hanya segelintir orang. Mereka mungkin tidak terbuka untuk semua orang yang ingin berbasa-basi, tetapi orang-orang terdekat mengenal mereka dengan sangat baik.
Tips untuk orang introvert agar tetap berkembang dan bersosialisasi
Dilansir Healthline, terdapat beberapa cara agar seorang introvert bisa mengembangkan diri dan tetap bisa menjaga kesehatan emosional.
1. Mendalami bidang yang diminati
Dalami sesuatu hal yang diminati hingga menjadi ahli dalam bidang tersebut. Lalu, lanjutkan dengan berbagi pengetahuan itu kepada orang lain. Tanpa disengaja, ini jadi cara untuk berlatih bersosialisasi dengan menyenangkan karena menyangkut bidang yang disenangi.
2. Melakukan interaksi sederhana
Lakukan interaksi sederhana dengan orang lain. Misal dengan menyapa orang dengan kontak mata yang baik serta melakukan percakapan dengan beberapa orang.
3. Belajar public speaking
Terdapat banyak penawaran pelatihan public speaking, hal ini bisa dilakukan untuk membuat seorang introvert mampu berbicara di depan banyak orang. Jadi, terlepas dari kepribadian sebagai introvert, Bunda bisa tetap mengasah skill komunikasi di depan publik.
4. Menikmati waktu sendiri
Luangkan waktu untuk diri sendiri. Kegiatan semacam ini bermanfaat untuk menyegarkan diri dari kepenatan.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
(fia/fia)