Annisa A | HaiBunda
Kamis, 23 Mar 2023 15:51 WIBRamadan tahun ini akan terasa lebih spesial. Indonesia akan mengalami mengalami dua fenomena gerhana matahari, Bunda.
Hal tersebut disampaikan oleh Tim Astrofotografi Universitas Brawijaya (UB). Mereka memaparkan, bagian Indonesia timur hingga tengah akan akan mengalami Gerhana Matahari Total atau GMT.
Sementara itu, masyarakat yang berada di Indonesia bagian tengah hingga barat dapat menyaksikan Gerhana Matahari parsial atau sebagian.
Tim Astrofotografi UB menyampaikan, fenomena kedua gerhana matahari itu akan terjadi pada tanggal 20 April 2023 mendatang, Bunda. Namun, akan ada pembagian waktu yang berbeda di setiap daerahnya.
Menilik laman Observatorium Bosscha ITB dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Gerhana Matahari merupakan salah satu pemandangan alam yang menakjubkan dan spesial.
Gerhana Matahari yang akan terjadi pada 20 April 2023 mendatang, bakal menjadi momen spesial karena merupakan Gerhana Matahari Hibrid.
Jenis gerhana itu termasuk yang jarang terjadi, Bunda. Johan Muhamad Peneliti Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan bahwa GMT di wilayah timur Indonesia akan berlangsung selama 1 menit 16 detik.
Beberapa wilayah yang akan mengalami fenomena GMT di bulan Ramadan ini adalah Kabupaten Fakfak, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten teluk Wondama, Kabupaten Kepulauan Yapen dan beberapa daerah lain di Papua Barat dan sebagian Timor Leste.
Diperkirakan penampakan GMT 2023 akan terjadi pada pukul 12.20 WIT atau 10.20 WIB dan puncaknya pada 13.57 WIT atau 11.57 WIB.
Sementara itu, Bunda yang berlokasi di Jakarta dan wilayah barat Indonesia bisa menyaksikan Gerhana Matahari Parsial pada pukul 09.29 WIB. Puncak fenomena ini akan terjadi pada 10.45 WIB.
Fenomena gerhana matahari dapat menyebabkan sejumlah dampak pada kehidupan di bumi. Eka Maulana anggota tim Astrofotografi UB memaparkan, salah satu dampaknya adalah intensitas radiasi inframerah Matahari yang jatuh ke lapisan ionosfer Bumi jadi berkurang.
Dengan begitu, jumlah foton yang merupakan gelombang elektromagnetik di atas Bumi ikut menurun. Perubahan radiasi ini dapat dirasakan oleh makhluk hidup yang peka terhadap perubahan intensitas gelombang elektromagnetik seperti hewan melata, burung, bahkan jenis tanaman tertentu.
Tak hanya itu, fenomena gerhana matahari juga dapat memberi dampak terhadap perubahan iklim, cuaca, dan fenomena alam lainnya.
"Bahwa adanya fenomena-fenomena ini adalah tanda-tanda alam dari sang Pencipta yang mestinya kita ambil pelajaran serta hikmahnya. Disarankan melihat gerhana Matahari dengan filter Matahari, sehingga tidak secara langsung radiasi sinar ini mengenai mata kita," katanya dilansir Prasetya UB.
Kendati demikian, gerhana matahari yang akan terjadi di bulan Ramadan 2023 dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat Indonesia, terutama Si Kecil nih.
Di beberapa daerah, fenomena ini juga memberi dampak baik karena menjadi ladang wisata spot gerhana.
Gerhana matahari merupakan salah satu fenomena alam yang paling dinantikan di tahun ini. Lantas, bagaimana cara menyaksikannya?
Perlu diperhatikan bahwa gerhana matahari sebaiknya diamati dengan memakai teleskop yang dilengkapi filter matahari. Selain itu, Bunda juga bisa memakai kacamata khusus gerhana matahari atau kamera DSLR dengan filter matahari.
Menatap gerhana matahari dengan mata telanjang, atau memakai alat bantu seperti binokular dan teleskop biasa akan sangat berbahaya, Bunda.
Intensitas permukaan matahari yang bersinar dengan sangat kuat dapat menyebabkan gangguan dan kerusakan pada jaringan halus mata.
TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Saksikan juga video tentang tips mengatasi asam lambung di bulan puasa:
(anm)