Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kronologi Uang Rp222 Juta Lenyap Usai Scan QR Code Beli Bubble Tea

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Kamis, 11 May 2023 18:40 WIB

Japanese man.

Shot in an actual hair salon.

Taken in Tokyo.
Kronologi Uang Rp222 Juta Lenyap Usai Scan QR Code Beli Bubble Tea/Foto: Getty Images/iStockphoto/Kayoko Hayashi
Jakarta -

Modus baru penipuan siber tampaknya semakin beragam, belum lama ini seorang wanita di Singapura telah dirampok sebanyak 20 ribu dolar Singapura atau setara dengan Rp222 juta setelah scan QR Code saat beli bubble tea.

Wanita tersebut diketahui diminta untuk memindai stiker QR di toko bubble tea yang dia datangi. Setelah memindainya, ternyata dia diminta melakukan survei online dengan iming-iming secangkir teh susu gratis, Bunda.

Namun, saat malam hari ponsel wanita tersebut menyala. Ternyata, dari aplikasi yang diunduh dari QR Code itu penipu melakukan aksi perampokan dengan mengambil alih perangkatnya.

Akibatnya, korban pun kehilangan uangnya, Bunda. Pelaku diketahui berhasil menguras 20 ribu dollar Singapura atau Rp222 juta dari rekening banknya.

Menanggapi hal ini, kepala anti penipuan departemen kepatuhan kejahatan keuangan grup Bank OCBC, Beaver Chua, mengatakan bahwa makin banyak jenis penipuan. Salah satunya dengan menempelkan QR Code palsu di bagian tempat makan untuk menjerat para korbannya.

“Selain spanduk pop-up situs web, yang paling umum, menempelkan kode QR palsu di luar perusahaan F&B adalah cara jahat lain menggaet korban karena konsumen tidak bisa membedakan QR yang sah dan berbahaya,” jelasnya, dikutip dari laman cnbc, pada Kamis (11/5/2023).

Setelah meminta untuk mengunduh aplikasi, para korban juga diminta mengaktifkan fitur Layanan Aksesbilitas Android. Jadi, para pelaku bisa melihat dan mengontrol layar ponsel korbannya.

Selanjutnya, mereka akan menunggu korban menggunakan aplikasi mobile banking. Lalu, mencatat kredensial login dan password korban.

Tak hanya itu, para pelaku juga akan menonaktifkan fungsi pengenalan wajah. Jadi, korban akan masuk ke akunnya secara fisik.

Menurut polisi dan Cyber Security Agency of Singapore, aplikasi tersebut mengandung malware. Kedua lembaga tersebut juga menjelaskan bahwa malware akan membuat data rahasia dan sensitif, mudah dicuri.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video enam jenis cyberbullying yang ada di bawah ini, ya, Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]

(asa/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda