HaiBunda

MOM'S LIFE

COVID-19 JN.1 Melonjak di China, Ini Kharateristiknya Menurut Ahli

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 18 Dec 2023 18:08 WIB
COVID-19 JN.1 Melonjak di China, Ini Kharateristiknya Menurut Ahli/Foto: iStock
Jakarta -

Dalam satu bulan terakhir, China mendeteksi adanya tujuh kasus COVID-19 subvarian JN.1, nih Bunda. Melihat itu, Administrasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional tidak mengesampingkan kemungkinan varian bisa menjadi dominan di China.

Meski begitu, para ahli menyarankan masyarakat untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap varian baru ini. Mereka juga memperingatkan ancaman kesehatan yang muncul akibat tumpang tindihnya berbagai patogen, seperti influenza dominan dan pneumonia mikoplasma, dengan COVID-19.

"Meskipun tingkat prevalensi varian JN.1 di China saat ini sangat rendah, karena dampak lanjutan dari strain epidemi internasional dan kasus impor, kemungkinan varian JN.1 menjadi strain epidemi yang dominan di negara tersebut tidak dapat dikesampingkan keluar," kata pemerintah yang dikutip dari Global Times, Senin (18/12/2023).


Sejak November tahun ini, proporsi varian JN.1 sebagai strain yang beredar telah meningkat pesat di luar China. Dari sekitar 4 persen pada awal November menjadi sekitar 30 persen pada awal Desember. Pada 10 Desember, varian tersebut telah terdeteksi di setidaknya 40 negara di seluruh dunia.

Proporsi varian JN.1 di Eropa merupakan yang tertinggi. Dan proporsinya di Amerika Serikat serta benua lain juga menunjukkan tren pertumbuhan yang pesat.

Karakteristik varian JN.1

Seorang ahli imunologi yang berbasis di Beijing yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada Global Times, bahwa diperkirakan akan ada lebih banyak kasus varian JN.1. Sebab, virus tidak mengenal batas dan penyakit menular adalah takdir bersama seluruh umat manusia.

Namun, hal tersebut tidak menjadi kekhawatiran masyarakat karena varian baru virus corona baru bisa muncul kapan saja di masa depan.

"Hanya dengan meningkatkan sistem kekebalan masyarakat dapat mengelola infeksi berbagai patogen, dan meningkatkan ketahanan terhadap infeksi saluran pernafasan secara keseluruhan," kata ahli imunologi tersebut.

Kepala Rumah Sakit Rakyat Ketiga di Shenzhen, Lu Hongzhou, menunjukkan bahwa meskipun kemampuan melarikan diri dari kekebalan JN.1 telah meningkat, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa patogenisitas varian JN.1 telah meningkat. Menurut kementerian, ketujuh infeksi JN.1 merupakan kasus ringan dan tanpa gejala.

Beberapa ahli di China mengatakan orang yang pernah menderita flu lebih rentan tertular COVID-19. Setelah terinfeksi flu, dibutuhkan waktu beberapa bulan agar sel T CD4+ di dalam tubuh pulih.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Ternyata Gejala COVID-19 pada Bumil Lebih Berat, Simak Penjelasan Dokter Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Selena Gomez dan Benny Blanco Gelar Pesta Pernikahan Intimate, Dihadiri Taylor Swift & Paris Hilton

Mom's Life Annisa Karnesyia

10 Karier Impian Gen Alpha, YouTuber dan Influencer Mendominasi

Mom's Life Arina Yulistara

Potret Persahabatan Marshanda dan Naysilla Mirdad, Banyak yang Berharap Bisa Satu Project

Mom's Life Amira Salsabila

Daftar 100 Pemenang Voting Pilihan Bunda Awards 2025, Dapat E-Wallet Total Rp5 Juta

Haibunda Squad Annisa Karnesyia

Ummi Quary Ungkap Perjuangan Naik BB 6 Kg, Sempat Minder Disebut Terlalu Kurus

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Tampil Lebih Fresh, Luna Maya Potong Rambut Pendek Turuti Permintaan Suami

Marsha Natika Tetap Sibuk dan Aktif saat Hamil Anak Keempat, Semangat Sambut Baby Girl

10 Karier Impian Gen Alpha, YouTuber dan Influencer Mendominasi

Selena Gomez dan Benny Blanco Gelar Pesta Pernikahan Intimate, Dihadiri Taylor Swift & Paris Hilton

Gembira Parenting Rayakan 1 Tahun Perjalanan, Ajak 100 Keluarga Seru-seruan di Ragunan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK