Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Studi Sebut Suami-Istri Rentan Berbagi Hipertensi, Ini Sebabnya

Annisa A   |   HaiBunda

Rabu, 03 Jan 2024 13:25 WIB

Husband and wife who do not understand each other unhappy in marriage. After they quarreled The relationship is coming to an end.
Studi Sebut Suami-Istri Rentan Berbagi Hipertensi, Ini Sebabnya / Foto: Getty Images/P Stock
Jakarta -

Ketika menikah, pasangan suami istri akan berbagi banyak hal mulai dari finansial hingga kesehatan. Bahkan, pasutri juga bisa berbagi hipertensi alias darah tinggi.

Hal ini dibuktikan dalam studi yang dipublikasikan di Journal of American Heart Association. Dalam jurnal tersebut, disebutkan bahwa tekanan darah yang dimiliki seseorang bisa 'menular' ke pasangannya.

Studi dilakukan oleh para peneliti dari beberapa universitas di Amerika. Mereka melakukan berbagai pengamatan, termasuk detak jantung, konsumsi alkohol, BMI, sampai aktivitas fisik.

Penelitian dilakukan terhadap puluhan ribu pasangan heteroseksual yang tersebar mulai dari China, India, hingga Amerika Serikat dalam rentang waktu 2015-2019.

Dilansir Business Insider, para peneliti menemukan bahwa perempuan dengan pasangan laki-laki penderita hipertensi lebih mungkin menderita tekanan darah tinggi pula, Bunda.

Prevalensi darah tinggi juga disebut banyak terjadi pada pasangan yang menetap di Inggris dan Amerika. Rekan pasca-doktoral di Universitas Michigan dan rekan penulis studi, Chihua Li mengatakan ada dua alasan mengapa Inggris dan Amerika lebih tinggi dari negara lainnya.

"Pertama, AS dan Inggris telah menyelesaikan transisi epidemiologi beberapa dekade lalu, sementara China dan India sedang mengalami transisi epidemiologi," paparnya.

Transisi epidemiologi mengacu pada perubahan pola distribusi umur penduduk, angka kematian, kesuburan, angka harapan hidup, dan penyebab kematian.

Li mengatakan, transisi epidemiologi menjelaskan pergeseran pola kematian dan penyakit dari penyakit menular dan akut menjadi penyakit kronis dan degeneratif. Terutama pada kasus penyakit yang dipengaruhi oleh tingkat pembangunan ekonomi.

Sementara itu, Elizabeth Klodas, MD, FACC, ahli jantung preventif, anggota American Heart Association, rekan dari American College of Cardiology, dan pendiri Step One Foods, punya alasan pendukung dari temuan penelitian tersebut.

"Sebagian besar hipertensi didorong oleh faktor gaya hidup termasuk merokok, tidak aktif, kelebihan berat badan, tidur yang tidak nyenyak, stres, asupan kafein, konsumsi alkohol, dan makanan tinggi sodium," ujar Klodas.

Klodas memaparkan bahwa orang-orang yang tinggal bersama dan berbagi lingkungan yang sama, lebih mungkin mengalami tingkat pemicu darah tinggi yang serupa.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Saksikan juga video tentang hubungan hipertensi dengan KB hormonal:

(anm/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda