Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Cerita WNI Jadi Guru TK di Jerman, Bergaji Rp60 Juta per Bulan tapi Sepi Peminat

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Senin, 29 Jan 2024 21:00 WIB

Vicky Nastasha
Vicky Nastasha WNI yang jadi guru TK di Jerman/Foto: Instagram: @vicky_nastasha

Beberapa orang memiliki cita-cita untuk bekerja di luar negeri, Bunda. Namun, bagaimana rasanya jika menjadi seorang guru TK di Jerman, ya?

Seorang WNI bernama Vicky Nastasha, membagikan berbagai kisahnya sebagai seorang guru TK di Jerman pada laman media sosialnya. Belum lama ini, ia bahkan membeberkan kelebihan berprofesi sebagai guru TK di Jerman.

Sebelumnya, HaiBunda sudah menghubungi Vicky dan diperbolehkan untuk mengutip kisahnya.

Kelebihan menjadi guru TK di Jerman

Ada beberapa hal yang dibeberkan Vicky mengenai kelebihan menjadi guru TK di Jerman yang membuat banyak orang Indonesia iri, Bunda. Berikut ini deretannya:

1. Gaji Rp50-Rp60 juta per bulan

Dalam unggahannya, Vicky menyebut bahwa guru TK di Jerman memiliki gaji awal mulai dari 3.000-3.500 euro atau setara dengan Rp50 hingga Rp60 juta per bulan, Bunda. Meski begitu, nilai ini berbeda-beda di setiap daerah.

"Gaji awal seorang guru TK itu mulai dari 3.000-3.500 euro (brutto/kotor) dan tergantung lokasinya (di setiap Bundesländer akan berbeda lagi tarifnya). Apakah dengan gaji segitu sudah cukup? Jawabannya tergantung gimana lifestyle kalian," kata Vicky dikutip akun Instagram @vicky_nastasha pada Senin (29/1/2024).

2. Kualitas udara yang baik

Selain itu, Vicky juga membeberkan alasan lain mengapa menjadi guru TK di Jerman sangat menyenangkan. Hal ini turut berhubungan dengan kualitas udara, lho.

Vicky mengungkapkan bahwa orang Jerman memiliki udara yang lebih berkualitas karena masyarakatnya tidak pernah membakar sampah di depan halaman. Tak hanya itu, masyarakat Jerman juga lebih senang jalan kaki atau naik transportasi umum.

"Di Jerman termasuk negara yang aman dibandingkan dengan negara lain seperti Nordamerika atau Indonesia. Dan di Jerman enggak ada yang bakar sampah di jalanan atau halaman rumah. Juga di sini minim polusi karena transportasinya berasa lebih efektif, orang-orang juga sudah biasa jalan kaki," ungkapnya.

3. Cuti 30 hari

Guru TK di Jerman juga diperbolehkan untuk mengambil cuti selama 30 hari di luar tanggal merah lho, Bunda. Mereka juga akan mendapatkan THR yang diberikan pada Hari Natal.

"Waktu cuti ini kita akan tetap dibayar gaji full plus uang THR (di sini bukan di bulan Ramadan tapi waktu Natal) atau disebutnya 13 Monatsgehalt," tuturnya.

4. Bisa keliling Eropa

Bonus lainnya yang didapatkan Vicky ketika menjadi guru TK di Jerman adalah bisa keliling Eropa dengan mudah, Bunda. Hal ini karena setiap negaranya memiliki jarak yang berdekatan.

"Bonusnyaa bisa keliling Eropa lebih mudah karena antar negaranya berdekatan," paparnya.

Dalam unggahan lainnya, Vicky juga menyebut bahwa peluang menjadi guru TK di Jerman sangat besar karena peminatnya sedikit. Kira-kira apa penyebabnya?

Klik baca halaman berikutnya untuk melihat kisah lengkapnya ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


GURU TK DI JERMAN TIDAK BISA NEGOSIASI GAJI

Vicky Nastasha

Vicky Nastasha WNI yang jadi guru TK di Jerman/Foto: Instagram: @vicky_nastasha

Peminat profesi guru TK di Jerman sedikit

Vicky mengungkapkan bahwa orang berusia tua di Jerman lebih banyak daripada anak mudanya. Karena itu, Jerman memiliki masalah pada tenaga kerja. Bukan hanya untuk profesi perawat, termasuk juga guru TK.

Guru TK merupakan profesi pekerjaan sosial di mana bukan menjadi pekerjaan ideal di Jerman. Pekerjaan ini juga tidak bisa melakukan negosiasi dalam hal gaji.

"Guru TK termasuk pekerjaan sosial di mana buat orang Jerman bukan profesi yang ideal. Pekerjaan ini kita tidak bisa bernegosiasi tentang gaji karena ada tabel khusus yang di mana tercantum berapa gaji seorang guru TK dengan level-levelnya," jelas Vicky.

Vicky juga menjelaskan bahwa profesi di perekonomian bebas lebih banyak peminatnya. Bukan tanpa alasan, profesi ini memungkinkan peminatnya untuk melakukan negosiasi gaji serta mendapat fasilitas yang lebih lengkap.

"Sedangkan di profesi lainnya seperti di perekonomian bebas, mereka bisa bernegosiasi gaji setiap tahunnya bahkan bonus, fasilitas mobil, laptop, smartphone, dll."

"Vicky sebagai guru TK tahu berapa gaji yang Vicky akan dapatkan di tahun pertama kerja, sampai 10 tahun ke depan pun, jadi tidak ada ruang untuk bernegosiasi soal gaji," imbuhnya.

Banner Waktu Tidur Ideal

Pendidikan guru TK di Jerman

Selain tidak bisa melakukan negosiasi gaji, profesi guru TK juga kurang diminati di Jerman karena program pelatihannya yang cukup menantang. Tak hanya harus lulus dalam ujian teori, calon guru TK juga harus berhasil dalam ujian lisan serta praktik kerja.

"Bukan hanya profesi guru TK tidak menarik untuk orang Jerman karena keterbatasan ruang main, peningkatan gaji, tapi juga karena pelatihan seperti program Ausbildung-nya ataupun fakultas kuliahnya termasuk kategori yang cukup menantang (gampang masuk,susah keluar)," ungkapnya.

"Selain kita harus lulus ujian teori dan teks lisan, kita juga harus melakukan kerja praktik dengan harus mengikuti ujian negara (teori tulisan,lisan dan praktek) tersebut dan bila ke 3 ujian ini lulus, baru kita bisa mendapatkan titel 'Bachelor Professional in Sozialwesen'," sambung Vicky.

Demikian kisah WNI yang menjadi guru TK di Jerman, Bunda. Semoga informasinya bermanfaat, ya.

Jangan lupa saksikan juga video pola asuh ala orang tua Jerman berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(mua)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda