Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Fakta Pendidikan Jepang yang Luar Biasa, Siswa Nyapu & Ngepel Sejak TK

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Senin, 13 Nov 2023 17:35 WIB

Ilustrasi Sekolah di Jepang
Ilustrasi Sekolah di Jepang/Foto: iStock

Pendidikan dan gaya pengasuhan anak di negara Jepang memang tidak pernah membuat orang tua berhenti terkesima. Bukan tanpa alasan, ada banyak ajaran yang diajarkan kepada anak di Jepang yang bahkan tidak diutamakan di Indonesia, Bunda.

Sama seperti Indonesia, Jepang mewajibkan anak untuk masuk SD selama 6 tahun. Setelahnya, mereka pun melanjutkan sekolah selama 3 tahun di SMP dan 3 tahun di SMA.

Melansir dari laman Japan Nakama, setidaknya ada 58,1 persen anak melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sementara itu, sekitar 23,8 persen masuk ke sekolah kejuruan.

Meski ada kesamaan antara sekolah Jepang dan Indonesia, ada juga beberapa aspek sekolah Jepang yang bisa menjadi sebuah culture shock. Dengan sistem pendidikannya sendiri, Jepang telah secara mandiri membentuk generasi muda yang harmonis, Bunda.

Fakta pendidikan di Jepang

Ada beberapa fakta pendidikan di Jepang yang perlu Bunda ketahui. Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Siswa menyapu dan mengepel

Sekolah-sekolah di Jepang akan memberikan waktu untuk bersih-bersih selama 30 menit setiap harinya, Bunda. Hal ini telah diterapkan sejak anak duduk di bangku TK, lho.

Menurut situs Japan Nakama, semua siswa harus membersihkan bagian sekolah termasuk ruang kelas, tangga, perpustakaan, ruang seni, ruang musik, dan sebagainya. Setelahnya, seorang siswa yang memimpin atau ketua kelas akan memanggul guru dan memeriksa kebersihan.

2. Aturan tentang makan siang

Dilansir dari laman CNBC Make It, lebih dari 95 persen SD dan SMP di Jepang mempunyai sistem makan siang sekolah. Makanan direncanakan oleh ahli gizi, tetapi siswa berperan aktif dalam proses penyajian makan siang.

Guru TK biasanya meminta para siswa untuk membicarakan isi kotak bento masing-masing. Hal ini membuat waktu makan siang menjadi menyenangkan, anak-anak pun jadi merasa terdorong untuk mencoba makanan baru.

Memilih makan siang bento dibandingkan makanan cepat saji juga memungkinkan anak-anak mendapatkan porsi sayuran dan buah-buahan yang konsisten. Tak hanya itu, hal ini juga menghindari konsumsi makanan berlemak tinggi dan bahan tambahan makanan.

3. Mengatakan kata tolong

Kebiasaan yang satu ini juga bisa Bunda terapkan kepada Si Kecil. Sebagian besar anak-anak di usia dini kerap melupakan kata 'tolong' saat meminta pertolongan orang lain. Namun, anak-anak di Jepang tidak malu mengatakan kata tolong kepada orang lain.

Klik baca halaman berikutnya ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


PERGI SEKOLAH SENDIRIAN

Ilustrasi Sekolah di Jepang

Ilustrasi Sekolah di Jepang/Foto: iStock

4. Mengutamakan minum air putih

Menilik dari laman CNBC Make It, kafein menjadi salah satu kandungan minuman yang dibatasi atau bahkan dihindari di Jepang, termasuk pada anak-anak. Maka dari itu, konsumsi minuman tanpa kafein pun menjadi penting.

Termasuk dengan cara mengutamakan minum air putih atau bisa juga teh barley, yang kaya mineral tanpa kafein. Ini adalah pilihan populer di kalangan masyarakat Jepang dari segala usia.

Teh barley juga merupakan alternatif yang dianggap baik untuk teh manis dan minuman beraroma yang dibeli di toko. Konsumsi jenis teh ini juga membantu mengurangi asupan kalori harian.

Banner Daun Susutkan Berat Badan & Lemak

5. Memasak makanan kaya nutrisi secara bertahap

Dalam memasak dan menyiapkan bekal, orang tua di Jepang terbiasa untuk melakukan segala hal secara bertahap. Misalnya, menyiapkan acar sederhana buatan sendiri dan membekukan sayuran agar proses memasak jadi lebih praktis.

Selain itu, beberapa sekolah juga memiliki peraturan khusus terkait bekal. Termasuk seperti tidak membawa bekal berupa makanan ringan yang tinggi gula atau lemak, seperti keripik dan kue.

6. Pergi sekolah sendirian

Di Jepang, anak-anak pergi ke sekolah seorang diri tanpa bantuan orang tua mereka. Hal ini disebut sebagai salah satu cara mengajarkannya tumbuh menjadi anak yang mandiri.

Kebiasaan ini mulai diterapkan ketika anak berusia 6 tahun, Bunda. Untuk membiasakannya, ada program latihan kehadiran sekolah kelompok di mana anak-anak yang lebih tua memimpin anak-anak yang lebih muda dari daerah yang sama ke sekolah.

7. Membantu orang tua

Dalam serial Old Enough yang tayang di Netflix, anak-anak sering kali dengan senang hati membantu orang tua mereka. Salah satunya adalah mengantarkan barang yang tertinggal, Bunda.

Bunda bisa menanamkan hal tersebut dengan mengajarkan Si Kecil untuk peka terhadap orang lain. Misalnya dengan membantu ART yang sedang sibuk membersihkan rumah atau membantu Bunda memasak.

Semoga informasinya bermanfaat ya, Bunda.

Simak juga video penyebab dan ciri anak stres saat ujian berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda