Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Tragis Ratu Dangyeong, Jadi Ratu Korea Hanya 7 Hari dan Dipisahkan dari Suami

Annisa Afani   |   HaiBunda

Minggu, 18 Feb 2024 17:40 WIB

Seoul, South Korea - Aug 8, 2013: Korean Royal guards perform the changing of the guard ceremony at Gwanghwamun, Gyeongbokgung Palace, Seoul, South Korea. The ceremony started in the 14th century and has been well preserved and is now shown to the tourists several times a day.
Kisah Tragis Ratu Dangyeong, Jadi Ratu Korea Hanya 7 Hari dan Dipisahkan dari Suami/Foto: Getty Images/Yongyuan Dai

Korea Selatan selalu saja punya daya tarik tersendiri, tak terkecuali tentang kisah kerajaannya. Korea Selatan ternyata juga memiliki sejarah kerajaan yang tragis, Bunda.

Salah satunya, yakni tentang kisah Ratu Dangyeong yang kehidupannya begitu tragis. Istri pertama Raja Jungjong dari Joseon, Korea ini harus menjadi kambing hitam atas keserakahan beberapa pihak demi kekuasaan.

Ratu Dangyeong merupakan seorang bangsawan yang lahir pada 7 Februari 1487. Tak ada yang tidak tahu nama aslinya, tetapi ia diberi nama Dangyeong setelah kematiannya.

Sang Ayah bernama Shin Su Guen, yakni saudara ipar dari Raja Yeonsangun yang saat itu berkuasa dan memegang takhta kerajaan. Ketika Dangyeong berusia 13 tahun, dia menikah dengan Pangeran Jinseong, saudara tiri dari Raja Yeonsangun.

Pangeran Jinseong menikah dengan Dangyeong saat masih berusia 12 tahun. Mengutip dari History of Royal Woman, disebut bahwa tak ada yang tahu bagaimana perasaan yang ada di antara pasangan ini. Namun, banyak sejarawan yang percaya bahwa Jingseong amat mencintai istrinya.

Terjadi kerusuhan hingga dipisahkan dari suami

Raja Yeonsangun tidak disukai oleh rakyat karena dikenal kejam, cemburuan, dan memiliki temperamen yang buruk. Pada tahun 1498, ia mengetahui kebenaran tentang eksekusi yang dilakukan pada sang ibunda, Ratu Yoon, yang terjadi di masa kekuasaan ayahnya, Raja Seongjong.

Rasa sakit hati yang dialami membuat Yeonsangun mengeksekusi semua orang yang mendukung kematian ibundanya. Peristiwa ini dikenal sebagai Pembersihan Sastrawan Pertama. Pada tahun 1504, ia membunuh dua selir ayahnya serta neneknya, Ratu Insu.

Raja Yeonsangun juga mengeksekusi para cendekiawan yang telah membujuk ayahnya untuk membunuh ibunya, yang kemudian dikenal sebagai Pembersihan Sastrawan Kedua. Karena begitu banyak kematian yang dia perintahkan, sekelompok pejabat berkomplot untuk menggulingkan Yeonsangun dan mendukung Pangeran Jinseong untuk menggantikannya.

Pada tahun 1506, mereka melancarkan kudeta dan menggulingkan Raja Yeonsangun. Raja Yeonsangun diturunkan jabatannya menjadi pangeran, diasingkan ke Pulau Ganghwa, dan meninggal dunia di tahun yang sama.

Pangeran Jinseong yang naik takhta sebagai raja kini dikenal dalam sejarah sebagai Raja Jungjong. Otomatis, sang istri Dangyeong dinobatkan sebagai ratu.

Sayangnya, Dangyeong hanya menjadi ratu hanya selama tujuh hari, Bunda. Para pejabat yang menggulingkan Raja Yeonsangun dan memahkotai Raja Jungjong bertanggung jawab atas kejatuhan Ratu Dangyeong.

Hal tersebut lantaran Ayah Dangyeong yang merupakan pendukung Raja Yeonsangun, menentang penobatan Raja Jungjong dan putrinya sebagai ratu. Pejabat pun menuduh Ayah Dangyeong melakukan pengkhianatan.

Ayah Dangyeong kemudian dibunuh karena membelakangi kudeta tersebut. Naas, karena Ratu Dangyeong adalah putri seorang pengkhianat, para pejabat pun turut menggulingkannya sebagai ratu.

Teruskan membaca kisahnya di halaman berikut ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 


KEMATIAN RATU DANGYEONG

Seoul, South Korea - Aug 8, 2013: Korean Royal guards perform the changing of the guard ceremony at Gwanghwamun, Gyeongbokgung Palace, Seoul, South Korea. The ceremony started in the 14th century and has been well preserved and is now shown to the tourists several times a day.

Kisah Tragis Ratu Dangyeong, Jadi Ratu Korea Hanya 7 Hari dan Dipisahkan dari Suami/Foto: Getty Images/Yongyuan Dai

Saat Ratu Dangyeong digulingkan, Raja Jungjong yang malang tidak dapat melakukan apapun untuk menolong sang istri yang sangat dicintainya. Meskipun seorang raja, ia tidak berkuasa karena para bangsawanlah yang memegang kekuasaan yang sebenarnya.

Ratu Dangyeong kemudian diusir dari istana dan dikirim ke Gunung Inwang. Di sanalah dia dipaksa untuk menjalani sisa hidup, sedangkan Raja Jungjong harus menikahi Ratu Janggyeong.

Dikatakan, Raja Jungjong kala itu sangat merindukan istri pertamanya. Ia pun disebut sering memandang dengan sedih ke arah Gunung Inwang, tempat sang istri melanjutkan hidup.

Hari Valentine 2024

Ratu Dangyeong meninggal sendirian

Pada 27 Desember 1557, Ratu Dangyeong meninggal sendirian di usia 71 tahun dan dimakamkan di tempat pemakaman pribadi. Baru pada tahun 1698, sebuah kuil didirikan untuknya.

Makamnya dikenal dengan nama Olleung dan dibuat sangat sederhana, tidak memiliki batu nisan, dan memiliki beberapa patung harimau dan domba. Kemudian pada 1775, di bawah pemerintahan Raja Yeongjo yang ke-51, Dangyeong akhirnya kembali mendapatkan gelarnya yang pernah dicabut sebagai ratu.

Kisah Ratu Dangyeong menunjukkan betapa tidak berdayanya ia untuk mengendalikan nasibnya sendiri, Bunda. Sang ratu meninggal sebagai seorang perempuan yang kesepian dan terlupakan. Baru setelah hampir dua ratus tahun setelah kematiannya, ia akhirnya menerima pengakuan yang selama ini tidak dia dapatkan.

Simak juga video pasangan artis Korea yang sudah menikah dan punya anak:

[Gambas:Video Haibunda]




(AFN/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda