Fenomena ART Tak Mau Kembali Bekerja Usai Mudik Lebaran, Ini Kata Pakar Sosial

Fenomena ART Tak Mau Kembali Bekerja Usai Mudik Lebaran, Ini Kata Pakar Sosial / Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawpixel

Kehadiran Asisten Rumah Tangga (ART) menjadi faktor penting dalam berjalannya urusan domestik. Namun setelah libur Lebaran, tak sedikit yang mogok bekerja dan menolak kembali usai mudik ke kampung halaman.

Fenomena ini kerap terjadi pada momen liburan hari besar seperti Idul Fitri hingga Hari Natal dan Taun Baru. Menjelang libur panjang, ART biasanya akan meminta izin ke majikan untuk mudik.

Ketika ART seharusnya kembali bekerja, beberapa dari mereka mengajukan resign secara mendadak dengan berbagai alasan. Tak sedikit pula yang hilang tanpa kabar dan tidak kembali ke rumah majikan.

Pengalaman Bunda ditinggal mudik ART dan tak kembali usai Lebaran

Fenomena tersebut banyak terjadi di sekitar kita. Seorang Bunda bernama Ratih dibuat pusing usai sang ART tidak mau kembali bekerja usai mudik Lebaran.

Ratih bercerita, ART yang sempat bekerja dengannya itu tiba-tiba ingin berhenti bekerja lantaran diajak menikah oleh pria di kampung halamannya.

"Kalau saya bukan enggak balik setelah mudik Lebaran, tapi ART enggak mau kerja lagi pas abis Lebaran gara-gara kena bujuk rayu pacarnya mau diajak nikah," ucap Ratih kepada HaiBunda baru-baru ini.

Ratih menyayangkan, sang ART yang seharusnya tidak mengajukan resign mendadak agar ia bisa mencari penggantinya dengan terburu-buru.

"Sempat kesal kenapa enggak ngomong dari bulan puasa, jadi saya bisa nyiapin pengganti. Setelah terima THR langsung izin sakit dan enggak balik kerja lagi. Bertepatan sama jadwal masuk kerja lagi pas selesai libur Lebaran. Kalang kabut cari daycare dan calon Mbak baru, sampai saya izin WFH dari kantor berhari-hari," sambungnya.

Putri, seorang perempuan asal Jakarta yang baru menjadi Bunda mengalami hal serupa. Sebelum Lebaran, ia memiliki seorang ART yang terbiasa membantunya mengasuh anak.

Putri bercerita, sang ART mengaku sedang sakit sehingga suaminya menyuruhnya untuk tidak kembali bekerja di kota.

"Padahal selama liburan, mbak nanyain dedek mulu dan sering video call. Sampai pas dia mau pulang ke kampung, dia nangis katanya enggak tega ninggalin dedek. Bahkan kalau dia lagi beresin kamar, kadang baju-baju yang sudah tidak muat saya berikan ke dia dan anaknya," ujar Putri.

"Aku sudah cocok dari dia bisa bantu masak MPASI, ngerti alat elektronik bayi, bisa ajak main, mandi, dan belajar anakku sampai belajar zikir gitu," paparnya.

Sang ART meminta Putri untuk mencari orang baru sebagai penggantinya. Namun setelah Putri mendapatkan orang baru, ART tersebut malah mengajukan resign setelah bekerja selama empat hari.

"Tepat di hari ini dia bilang enggak betah. Memang, dia sayang banget ke aku dan anakku, tapi mungkin karena aku masih tinggal sama orang tua, kadang mamaku itu cerewet. Ada aja gitu alasannya," kata Putri.

Penyebab ART tak mau kembali usai mudik Lebaran

Banyak alasan yang diungkapkan oleh ART ketika mereka mengajukan resign. Penyebab ART tak mau kembali usai mudik Lebaran, tak bisa ditarik dengan kesimpulan singkat. Pasalnya, ada benang merah yang saling terhubung dalam fenomena ini.

Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Nia Elvina mengatakan, akar masalahnya bersumber dari perekonomian masyarakat menengah ke bawah yang kurang kuat. Oleh karena itu, banyak ibu rumah tangga di desa terpaksa harus mencari nafkah tambahan di kota sebagai ART.

"Di pedesaan lapangan pekerjaan kurang tersedia, sehingga peluang menjadi ART, menurut masyarakat kelas bawah ini menjadi satu-satunya pilihan mereka. Nah momen Lebaran, menjadi momen para istri atau ibu-ibu ini tadi untuk kembali berusaha memberikan kasih sayang dan mendidik putra-putri mereka," kata Nia saat dihubungi HaiBunda belum lama ini.

Ketika pada akhirnya mereka menemukan lapangan pekerjaan di kampung halaman, mereka pun lebih memilih bekerja di sana agar lebih dekat dengan keluarga, ketimbang harus merantau ke kota.

"Masyarakat perdesaan ini (ART), mempunyai pandangan bahwa kalau misalnya tersedia lapangan pekerjaan di perdesaan mereka lebih mengutamakan untuk bekerja di desa," ucap Nia.

Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan, pekerjaan ART bukanlah hal yang mudah. Selain harus berpisah dari keluarga, tak sedikit ART yang mendapatkan jam kerja sangat panjang, bahkan hingga seharian.

"Layanan yang diberikan oleh ART ini ada yang 24 jam sehari karena mereka menerima panggilan tanpa batas waktu dan ruang lingkup pekerjaan. Padahal pekerja idealnya kerja 5-6 hari dengan waktu 8 jam per hari. Tapi apa yang kita lakukan kepada ART?" ujarnya.

"Apakah setiap rumah sudah memerhatikan kesejahteraan, keamanan, kenyamanan, dan kesehatan dari ART? Apakah ada jaminan istirahat?" imbuh Devie.

Pilihan Redaksi

Lantas, bagaimana cara menghadapi ART yang mendadak resign pasca mudik Lebaran? Baca di halaman selanjutnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

MENGHADAPI ART MENDADAK RESIGN

Ilustrasi/ Foto: Getty Images/PonyWang

Kata Sosiolog soal fenomena ART tak kembali usai Lebaran

Devie menambahkan, ART di Indonesia masih membutuhkan perjuangan panjang dalam mencapai kesejahteraan, Bunda. Apabila ART belum sejahtera, majikan tidak dapat mengharapkan layanan optimal dari mereka. ART akan cenderung bekerja secara terpaksa dan bukan dari hati.

Beberapa kasus kekerasan yang menimpa ART juga kerap ditemukan di media. Devie menyebut, penyelewengan terhadap ART membuat bidang pekerjaan ini sama saja seperti praktik perbudakan modern.

"Ini sebuah persoalan besar mengingat kesejahteraan, keselamatan, kesehatan dan keamanan dari kehidupan ART banyak sekali yang sudah kita dapati lebih dari 20 tahun terakhir dari berbagai media tentang kasus-kasus yang terungkap," papar Devie.

"Artinya ada potensi kasus tidak terungkap lebih banyak, di mana baik itu dari pemilik rumah kalangan menengah ke atas ataupun menengah ke bawah, semua nyaris memiliki kesamaan dalam kasus terungkap; mereka tidak mempertimbangkan kesejahteraan, keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dari ART. Bahkan inilah yang dikenal dengan perbudakan modern," tuturnya.

Solusi hadapi ART mendadak resign usai Lebaran

Agar ART betah bekerja di rumah kita, Bunda harus memerhatikan kesejahteraan mereka. Sama seperti karyawan lainnya, ART juga layak mendapatkan gaji dan manfaat lainnya.

"Karena semestinya sebagai ART mereka tidak hanya mendapat gaji melainkan juga perlindungan kesehatan. Namun apakah tiap rumah tangga memerhatikan layanan kesehatan seperti BPJS, baik itu ketenagakerjaan maupun kesehatan? Kita silakan bertanya pada diri masing-masing. Belum lagi persoalan gaji yang jauh dari upah minimal di setiap daerah," Devie menambahkan.

Untuk meringankan pekerjaan ART, Bunda bisa membuat jadwal harian, mingguan, atau bulanan yang dapat digunakan mereka mengatur tugas domestik. Berikan tugas sesuai dengan perjanjian awal, apakah mereka hanya mengurus rumah saja atau harus memegang anak-anak juga.

Apabila ART menginap, sediakan ruangan yang nyaman dan bersih. Jangan gunakan sisa ruangan di rumah yang tidak layak ditempati.

Ketika Bunda menghadapi ART yang mendadak resign, hadapi dengan tenang dan pahami situasi ART tersebut. Diskusikan terlebih dahulu dan buat kesepakatan dengan mereka.

Dalam pembicaraan tersebut, Bunda bisa bernegoisasi dengan melakukan beberapa perubahan, misalnya penambahan gaji, penyesuaian tugas dan jam kerja, atau pemberian fasilitas tertentu untuk membuat mereka lebih nyaman dan sejahtera.

Dengan jaminan pekerjaan yang nyaman dan sejahtera, Bunda sebagai majikan pun berhak untuk meminta layanan yang profesional

"Karena sebaliknya, kita sudah memberi hak mereka secara proporsional dan profesional juga," imbuh Devie.