
moms-life
Jangan Sering Ucap "Maaf", Ini 10 Kata Penggantinya agar Terlihat Profesional Menurut Psikolog
HaiBunda
Kamis, 27 Jun 2024 07:35 WIB

Daftar Isi
-
10 Kata pengganti “Maaf” agar terlihat profesional menurut psikolog
- 1. “Terima kasih atas kesabaran kamu”
- 2. “Aku menghargai pengertian kamu”
- 3. “Mari kita cari solusinya bersama”
- 4. “Aku mendengarkanmu, aku akan melakukan yang lebih baik lagi”
- 5. “Aku akan mengambil langkah untuk mencegah hal ini”
- 6. “Terima kasih atas masukkannya, ini penting bagiku”
- 7. “Saya mengerti kamu kesal”
- 8. “Mari kita selesaikan masalah ini bersama”
- 9. “Ini tidak berjalan sesuai rencana”
- 10. “Aku tahu kamu sedang terluka saat ini, bagaimana aku bisa membantu?”
Orang yang meminta maaf secara berlebihan memang terkesan sopan, namun hal ini lebih banyak merugikan daripada menguntungkan, termasuk mengurangi kepercayaan diri seseorang. Untuk itu, ada beberapa kata pengganti “Maaf” yang bisa digunakan menurut psikolog.
Terlalu banyak minta maaf adalah mekanisme pertahanan diri yang tidak membantu. Ini dapat merusak pandangan orang lain terhadap Bunda dan diri sendiri, dan hal ini dapat berdampak buruk bagi Bunda, baik di rumah maupun tempat kerja.
Menemukan kata yang lebih tepat dan profesional adalah langkah pertama menuju cara Bunda berkomunikasi dengan baik.
10 Kata pengganti “Maaf” agar terlihat profesional menurut psikolog
Berikut adalah kumpulan kata pengganti “Maaf” yang bisa Bunda sampaikan agar terlihat lebih profesional:
1. “Terima kasih atas kesabaran kamu”
Mengungkapkan rasa terima kasih atas kesabaran orang lain akan membuat mereka tahu bahwa Bunda peduli dengan dampak kesalahan sendiri. Alih-alih meminta maaf atas kesalahan ini, justru Bunda lebih baik berterima kasih atas kesediaan mereka untuk bersabar.
2. “Aku menghargai pengertian kamu”
Meskipun meminta maaf adalah hal yang baik saat terjadi pertengkaran atau konflik besar, hal ini tidak selalu diperlukan dalam percakapan yang tidak terlalu intens.
Misalnya, jika sedang mencoba berkompromi dengan seseorang, Bunda tidak perlu minta maaf jika tidak melakukan kesalahan. Dengan melakukan ini, Bunda memberi tahu mereka bahwa Bunda menghargai perspektif mereka, namun tidak meminta maaf yang tidak perlu.
3. “Mari kita cari solusinya bersama”
Bekerja dengan orang lain untuk memecahkan suatu masalah biasanya tidaklah mudah, itu sebenarnya cukup sulit. Berkolaborasi dengan orang-orang untuk menyelesaikan suatu masalah jauh lebih memberdayakan dan efisien daripada menyalahkan diri sendiri atas ketidakmampuan untuk mencapai suatu kesimpulan.
4. “Aku mendengarkanmu, aku akan melakukan yang lebih baik lagi”
Dengan memberi tahu orang lain bahwa Bunda secara aktif mendengarkan kekhawatirannya dan memiliki rencana untuk mengubah perilaku yang lebih baik, Bunda menunjukkan komitmen untuk menantikan solusi alih-alih terus mengasihani diri sendiri.
5. “Aku akan mengambil langkah untuk mencegah hal ini”
Melansir dari laman Parade, ini menunjukkan bahwa Bunda bersedia melakukan apa yang diperlukan untuk menghentikan situasi tersebut terjadi lagi di masa yang akan datang.
Menggunakan bahasa ini juga membuat Bunda bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa berulang kali minta maaf, yang biasanya hanya membuat situasi semakin tegang.
6. “Terima kasih atas masukkannya, ini penting bagiku”
Meskipun respons ini terkesan lebih formal daripada respons yang biasa digunakan saat berbicara dengan teman atau keluarga, respons ini sangat berguna, khususnya saat lawan bicara merasa tidak didengarkan.
Hal ini memfasilitasi komunikasi yang terbuka, dibandingkan dengan permintaan maaf yang berlebihan, sehingga menghentikan percakapan. Bunda juga menunjukkan kepada mereka bahwa Bunda menghargai masukkannya.
7. “Saya mengerti kamu kesal”
Bunda benar-benar harus memahami pernyataan ini, ajukan pernyataan tentang apa yang membuat mereka kesal atau apakah itu sesuatu yang pernah dilakukan sebelumnya untuk mengetahui akar masalahnya.
8. “Mari kita selesaikan masalah ini bersama”
Inilah contoh bagus lainnya dalam mendorong kolaborasi dan efisiensi daripada meminta maaf secara tidak perlu. Hal ini tidak hanya membuka pintu bagi kritik yang membangun, namun juga membantu mendorong semua orang yang terlibat untuk mengambil peran mereka dalam situasi tersebut.
9. “Ini tidak berjalan sesuai rencana”
Dengan pernyataan sederhana ini, Bunda memahami bahwa ada sesuatu yang tidak beres dan mencairkan suasana. Hal ini memungkinkan untuk bergerak maju menuju solusi daripada meminta maaf secara berlebihan.
10. “Aku tahu kamu sedang terluka saat ini, bagaimana aku bisa membantu?”
Jika seseorang terluka, berduka, mereka bisa terlihat tidak terikat ketika yang mereka butuhkan hanyalah dukungan.
Mengenali rasa sakit mereka dan menanyakan apa yang bisa dilakukan untuk membuat mereka merasa lebih baik adalah menunjukkan kepedulian yang tulus.
Nah, itulah beberapa kata pengganti “Maaf” yang bisa Bunda sampaikan menurut psikolog. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/fia)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Jangan Sering Bilang "Iya", Ini Kata Penggantinya Jika Lelah Mengiyakan Segala Hal

Mom's Life
Jangan Ucap "Tidak" di Tempat Kerja, Ini 6 Kata Penggantinya agar Terlihat Profesional Menurut Psikolog

Mom's Life
50 Kata-kata Minta Maaf Sebelum Puasa Ramadhan untuk Dikirimkan ke Keluarga hingga Teman

Mom's Life
35 Kata-Kata Bijak Kecewa pada Pasangan, Semangat Move On Bun

Mom's Life
50 Kata-Kata Bijak Tentang Hubungan Kakak Adik, Ungkapan Rasa Sayang

Mom's Life
Kata-kata Bijak dalam Bahasa Inggris untuk Memotivasi Bunda
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda