HaiBunda

MOM'S LIFE

7 Cara Mengobati Cacar Monyet untuk Meredakan Gejala

ANNISA ZAHRA AULIANY   |   HaiBunda

Selasa, 03 Sep 2024 10:55 WIB
Ilustrasi pasien cacar monyet atau monkeypox dirawat di rumah sakit/ Foto: Getty Images/iStockphoto/kckate16

Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit virus menular yang belakangan ini menimbulkan kekhawatiran dunia internasional. Mendengar kata virus, Bunda pasti bertanya-tanya apakah ada obat cacar monyet dan apakah penyakit ini berbahaya terhadap kelangsungan hidup seseorang.

Setelah status darurat kesehatan global diumumkan oleh World Health Organization (WHO), tindakan pencegahan oleh pemerintah segera diterapkan. Sebanyak 1.600 dosis vaksin dikonfirmasi Kemenkes akan datang ke Indonesia untuk mencegah terjadinya penularan lebih lanjut.

Namun, ada baiknya masyarakat memahami dulu gejala cacar monyet ini serta cara mengobatinya. Berikut Bubun bahas info seputar penyakit Monkeypox serta obat yang bisa digunakan untuk meredakan gejala cacar monyet.


Apa itu cacar monyet atau monkeypox?

Cacar monyet atau Mpox adalah penyakit virus menular yang hampir mirip dengan cacar air. Sesuai namanya, virus cacar monyet pertama kali ditemukan pada seekor monyet pada tahun 1958 di Denmark.

Perbedaan cacar monyet dan cacar air sendiri adalah dari segi penyebabnya. Jika cacar air disebabkan oleh virus varicella zoster atau VZV, cacar monyet disebabkan oleh virus Monkeypox atau MPXV yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus.

Cacar monyet pada dasarnya merupakan penyakit yang biasanya sering ditemukan di Afrika Tengah dan Barat. Namun, pada tahun 2022 WHO menerima laporan kasus cacar monyet yang muncul di negara non-endemis termasuk Indonesia.

Penyebab cacar monyet

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, cacar monyet disebabkan oleh infeksi virus Monkeypox atau MPXV. Monkeypox adalah virus DNA untai ganda dari genus Orthopoxvirus yang termasuk dalam famili Poxviridae.

Virus Monkeypox biasanya ditularkan dari hewan ke manusia. Virus ini banyak ditemukan pada satwa liar di beberapa negara Afrika bagian tengah dan barat.

Selain penularan virus cacar monyet dari hewan, cacar monyet juga disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

  • Berkontak fisik dengan pasien terinfeksi cacar monyet. Adapun penularan dapat terjadi bila berpelukan, berciuman, hingga melakukan kegiatan seks.
  • Menyentuh barang terpapar virus cacar monyet. Virus Mpox dapat menular jika seseorang menyentuh benda milik penderita seperti handuk, selimut, kasur, dan lainnya.
  • Berada di dekat penderita seperti berbicara atau berhadapan terlalu dekat. Virus bisa menular lewat udara dan terjadi di dalam ruangan yang terlalu padat.

Gejala cacar monyet dan Monkeypox

Gejala cacar monyet yang paling umum dapat dilihat dari bentuknya. Bentuk cacar monyet dapat berupa ruam atau benjolan-benjolan kecil yang berisi nanah.

Dilansir laman Mayo Clinic, gejala cacar monyet atau Mpox dapat muncul dalam tiga hingga 17 hari sejak pertama kali terpapar virus. Waktu antara pertama kali terpapar dengan munculnya gejala disebut masa inkubasi.

Adapun gejala cacar monyet atau Monkeypox dapat berlangsung selama dua hingga empat minggu dan menimbulkan beberapa kondisi berikut ini:

  • Ruam kulit berupa benjolan-benjolan berisi nanah, biasanya muncul di daerah selangkangan, area genital, hingga tangan
  • Demam tinggi, terjadi sebagai respons tubuh terhadap adanya infeksi virus
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di area leher, ketiak, dan selangkangan
  • Sakit kepala, biasanya diiringi dengan gejala lainnya seperti demam dan flu
  • Nyeri otot dan sakit punggung, terjadi karena adanya infeksi virus yang memengaruhi sistem imun tubuh
  • Kelelahan dan meriang, umumnya merupakan gejala awal seseorang terinfeksi cacar monyet dan akan disertai demam, flu, sakit kepala, dan nyeri punggung

Cara mencegah cacar monyet dan Monkeypox

Langkah utama untuk mencegah terinfeksi virus cacar monyet atau Monkeypox adalah menjauhkan diri dari situasi yang berisiko terjadinya penularan. Adapun cara mencegah penularan virus cacar monyet adalah sebagai berikut:

  • Menjauh dan hindari kontak dengan seseorang yang terlihat memiliki ruam seperti cacar monyet
  • Jangan menyentuh benda yang kemungkinan terpapar virus Mpox seperti selimut, handuk, pakaian, dan benda lainnya yang bersentuhan dengan pasien terinfeksi atau hewan dengan virus Mpox
  • Isolasi atau pisahkan area antara orang sehat dengan pasien yang telah terinfeksi cacar monyet
  • Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air setelah berkontak dengan orang-orang khususnya yang berisiko terkena cacar monyet
  • Hindari hewan liar atau bangkainya yang kemungkinan membawa virus cacar monyet

Tindakan pencegahan penyakit cacar monyet yang penting dilakukan adalah vaksinasi Mpox. Terdapat dua jenis vaksin Mpox yang kini diedarkan yakni JYNNEOS dan ACAM2000.

Vaksin Mpox yang telah dibeli pemerintah Indonesia adalah JYNNEOS. Vaksin asal Denmark ini merupakan jenis vaksin cacar monyet yang paling umum dan terbilang aman digunakan.

JYNNEOS adalah vaksin generasi ketiga yang terdiri dari dua dosis. Vaksin ini disuntikkan dengan jarak 28 hari dan diberikan untuk seseorang yang belum pernah terkena cacar monyet maupun yang belum divaksin.

Sementara itu, vaksin ACAM2000 hingga kini masih belum menjadi pilihan terbaik untuk mencegah cacar monyet. Hal ini karena ACAM2000 mengandung virus vaccinia yang dapat berkembang biak di dalam tubuh manusia.

Namun, perlu diketahui bahwa vaksinasi Mpox diprioritaskan kepada kelompok tertentu. Menurut arahan WHO, vaksinasi Mpox sebaiknya dilakukan oleh kelompok prioritas termasuk penyuka sesama jenis khususnya pria, kaum biseksual, dan orang yang memiliki banyak pasangan seks.

Cara diagnosis cacar monyet

Cara diagnosis Mpox yang paling umum adalah dengan melakukan tes PCR. Mengutip Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox (Monkeypox) oleh Kemenkes RI, tes PCR dilakukan dengan mengambil material lesi kulit atau dengan spesimen lain seperti swab oral atau orofaringeal sesuai keadaan.

Untuk lebih jelasnya, tenaga medis akan mengusap ruam atau luka kulit pasien terduga cacar monyet untuk dijadikan spesimen diagnostik di laboratorium. Jika pasien belum memiliki gejala ruam kulit, pengujian dapat dilakukan dengan swab tenggorokan atau anus.

Faktor risiko cacar monyet

Terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya penularan cacar monyet. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Petugas atau tenaga medis yang bekerja di garda terdepan dalam menangani pasien terinfeksi cacar monyet atau Mpox
  • Orang-orang yang tinggal bersama atau berdekatan dengan seseorang yang menderita cacar monyet
  • Seseorang yang merupakan biseksual, gay, dan sering melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu orang
  • Seseorang yang merupakan pekerja seks dan pasangannya

Apakah cacar monyet berbahaya?

Bunda tidak perlu khawatir karena kasus cacar monyet yang saat ini terjadi di Indonesia tidaklah berbahaya. Terdapat dua jenis virus cacar monyet yaitu clade I dan clade II. Di Indonesia, virus yang menyerang pasien merupakan clade II yang mana tergolong tidak berbahaya.

Melansir laman CDC, berikut ini penjelasan mengenai dua jenis virus cacar monyet:

  • Clade I: Virus ini tergolong dalam kondisi yang lebih parah dan berbahaya, serta dapat berujung kepada kematian. Sebesar 10 persen penderita cacar monyet clade I kehilangan nyawanya. Namun, clade I adalah endemik yang terjadi di Afrika Tengah.
  • Clade II: Jenis virus ini telah mengglobal yang pertama kali muncul pada tahun 2022. Infeksi virus Mpox clade II tidaklah parah dan 99,9 persen penderitanya sembuh total. Clade II merupakan endemik di Afrika Barat.

7 Cara mengobati cacar monyet untuk meredakan gejala

Seseorang yang terkena cacar monyet biasanya tidak memerlukan perawatan dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun, ada beberapa obat cacar monyet dan langkah untuk meredakan gejala apabila mengganggu kenyamanan penderitanya.

Berikut ini beberapa obat cacar monyet yang dapat digunakan untuk meredakan gejala serta cara mengobati ruam cacar monyet di rumah:

1. Mengonsumsi obat TPOXX atau tecovirimat

TPOXX atau tecovirimat adalah obat cacar monyet yang dikembangkan untuk pengobatan pasien pada tahun 2022. Dilansir CDC, penelitian pada hewan telah membuktikan tecovirimat dapat digunakan untuk mengobati pasien yang terinfeksi virus orthopox. Namun, TPOXX hingga kini masih terus diuji keamanan dan efektivitasnya pada manusia.

3. Obat antivirus intravena (IV)

Obat cacar monyet ini merupakan infus yang diberikan apabila penderita mengalami komplikasi yang parah. Prosedur pengobatan ini harus dilakukan oleh tenaga medis.

3. Obat antivirus Cidovofir

Cidovofir adalah obat antivirus berupa suntikan yang telah disetujui oleh FDA. Obat cacar monyet ini telah terbukti efektif terhadap orthopoxvirus dalam sebuah penelitian in vitro dan hewan. Cidovofir untuk mengobati cacar monyet biasanya diberikan untuk pasien yang mengalami masalah kekebalan tubuh yang serius.

4. Obat cacar monyet Brincidofovir

Brincidovofir atau CMX001 atau Tembexa adalah obat awal cidovofir yang telah disetujui oleh FDA. Obat ini dapat digunakan untuk mengobati penyakit cacar pada pasien dewasa dan anak-anak. Brincidovofir terbukti ampuh melawan orthopoxvirus dalam penelitian in vitro dan hewan, tapi tidak boleh digunakan bersamaan dengan cidofovir.

5. Minum paracetamol untuk meredakan nyeri ruam

Dilansir laman WHO, paracetamol juga dapat digunakan sebagai obat untuk meredakan gejala cacar monyet. Ruam yang terasa perih atau tidak nyaman dapat diobati dengan meminum paracetamol.

6. Mandi air hangat

Mandi air hangat juga dapat dilakukan untuk mengobati cacar monyet. Gunakan baking soda atau garam epsom yang bermanfaat untuk meredakan ruam pada kulit dan mengatasi infeksi.

7. Jaga agar ruam tetap kering

Pastikan ruam kulit tetap kering dan jangan tertutup oleh apa pun. Hal ini dilakukan untuk mencegah ruam menjadi luka basah sehingga menimbulkan iritasi.

Perlu diingat bahwa obat cacar monyet di atas harus dikonsumsi dengan arahan dokter untuk memastikan keamanannya. Cara mengobati cacar monyet juga dapat dilakukan di rumah dengan menjaga kebersihan tubuh khususnya ruam pada kulit. Semoga bermanfaat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

Cara Mengobati Mpox & Mencegah Bekas Luka Bertahan Lama

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Terpisah Puluhan Tahun, Teman Sekolah Ini Kembali Dipertemukan dan Akhirnya Menikah

Mom's Life Annisa Karnesyia

Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia

Mom's Life Amira Salsabila

Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil

Kehamilan Annisa Karnesyia

7 Artis Pindah ke Luar Negeri Beralih Profesi, Jadi Psikolog hingga Tukang Las

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Kenali Pola Tidur Bayi 2 Bulan dan Membentuknya agar Ideal

Parenting Asri Ediyati

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

3 Cara Menyendawakan Bayi Baru Lahir, Bunda Perlu Tahu

Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil

Terpisah Puluhan Tahun, Teman Sekolah Ini Kembali Dipertemukan dan Akhirnya Menikah

7 Artis Pindah ke Luar Negeri Beralih Profesi, Jadi Psikolog hingga Tukang Las

Kenali Pola Tidur Bayi 2 Bulan dan Membentuknya agar Ideal

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK