Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Sudah Masuk Indonesia, Apakah Cacar Monyet Mematikan?

Annisa A   |   HaiBunda

Senin, 02 Sep 2024 13:01 WIB

Ilustrasi wanita demam
Sudah Masuk Indonesia, Apakah Cacar Monyet Mematikan? / Foto: Getty Images/iStockphoto/demaerre

Kasus monkeypox (Mpox) atau cacar monyet sudah ditemukan di Indonesia. Sebanyak 88 kasus dilaporkan sejak 2022-2024. Lantas, apakah penyakit ini mematikan?

Monkeypox merupakan salah satu penyakit zoonosis, Bunda. Penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia dan dapat menular dari manusia ke manusia.

Menilik laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Mpox pertama kali ditemukan di Denmark pada 1958. Pada saat itu, terdapat dua kasus cacar yang dialami oleh kera yang dipelihara untuk penelitian.

Virus ini pertama kali mengenai manusia pada 1970 di Republik Kongo dan masih terus ditemukan hingga saat ini. Cacar monyet telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global sejak 23 Juli 2022, Bunda.

Seberapa berbahaya cacar monyet?

Meski dapat menular, Mpox merupakan penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya. Pasien Mpox akan mengalami periode sakit selama masa inkubasi virus.

"Cacar monyet ini bisa sembuh sendiri setelah 2-4 minggu pasca masa inkubasinya selesai. Penyakit ini akan sembuh sendiri tidak terlalu berat," ungkap Juru Bicara Kemenkes RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH.

Masa inkubasi Mpox terjadi dalam waktu dua periode. Pada masa invasi selama 0-5 hari, biasanya orang akan mengalami demam tinggi, sakit kepala berat, dan muncul benjolan atau pembesaran kelenjar limfa di leher, ketiak, atau selangkangan.

Selanjutnya, pasien Mpox akan masuk ke masa erupsi selama 1-3 hari pasca demam. Di masa ini, pasien biasanya mengalami ruam pada kulit, wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, alat kelamin, dan selaput lendir mata.

Penderita monkeypox dapat sembuh dengan melakukan perawatan di rumah. Menurut Syahril, hanya terdapat sedikit kasus rawat inap di rumah sakit yang tercatat.

"Dari negara-negara yang melaporkan kasus monkeypox hanya sekitar 10 persen pasien dirawat di rumah sakit," ucapnya.

Meski begitu, dr. Syahril mengimbau agar pasien tetap waspada dengan komplikasi seperti infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis, ensefalitis, dan infeksi kornea yang dapat memicu kebutaan.

Pasien Mpox meninggal dunia

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta melaporkan satu pasien Mpox meninggal dunia usai menjalani perawatan intensif selama dua minggu pada November 2023.

Akan tetapi, Mpox bukan menjadi penyebab meninggalnya pasien tersebut. Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM Dr. dr. Lie Khie Chen, Sp.PD-KPTI mengatakan, pasien tiba di rumah sakit dalam kondisi komorbid yang berat.

Pasien Mpox tersebut sudah mengalami komplikasi dan harus menjalani operasi di RSCM. Ia memiliki masalah sumbatan usus kecil dan HIV positif dengan CD 4 yang sangat rendah (CD4=6).

"Ada satu kasus di RSCM meninggal, tapi bukan karena Mpox, tapi karena penyebab lain yang sangat kompleks," ucap dr. Lie Khie Chen

"Pasca operasi kondisi pasien cukup stabil, namun karena adanya komorbid lainnya, dan juga adanya kondisi lesi yang cukup banyak dan berat sehingga terjadi komplikasi, sehingga setelah 2 minggu perawatan terjadi komplikasi di Paru dan pasien tidak tertolong," paparnya.

Kasus kematian pasien Mpox di RSCM pada tahun lalu tak serta merta meningkatkan fatalitas kasus penyakit tersebut. Hal ini karena setiap pasien memiliki kondisi tubuh dan penyakit penyerta yang berbeda, Bunda.

Beberapa orang termasuk ke dalam kelompok berisiko tinggi terpapar monkeypox. Siapa saja mereka? Baca di halaman selanjutnya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


KELOMPOK RENTAN MPOX

Monkeypox new disease dangerous over the world. Patient with Monkey Pox. Painful rash, red spots blisters on the hand. Close up rash, human hands with Health problem. Banner, copy space. Painful rash, red spots blisters on the hand. Close up Allergy rash, human hands with dermatitis and Health problem. Ill eczema skin of patient. Viral Diseases. Red rashes on the palm. Enterovirus. coxsackie

Ilustrasi Monkeypox / Foto: Getty Images/iStockphoto/Marina Demidiuk

Kelompok berisiko tinggi Mpox

Untuk mengatasi kasus Mpox yang sudah muncul di Indonesia, Kemenkes RI melakukan pemberian vaksin Mpox untuk kelompok berisiko tinggi, sesuai dengan imbauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal pemberian vaksin cacar dan Mpox.

Berdasarkan pemaparan Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI dr. Prima Yosephine, M.K.M, berikut ini adalah orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok berisiko tinggi terpapar cacar monyet:

  • Orang yang berhubungan dengan sesama jenis dan seks bebas
  • Individu yang kontak dengan pasien Mpox dalam dua minggu terakhir
  • Petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah kasus Mpox
  • Petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox
Banner Monkeypox dan Tips Pencegahan

Sementara itu, Prima mengatakan bahwa anak-anak tidak termasuk dalam kelompok sasaran vaksinasi Mpox di Indonesia.

"Sampai saat ini, anak-anak tidak termasuk dalam sasaran yang akan diberikan vaksin Mpox. Namun, petugas kesehatan yang melakukan penanganan kasus Mpox akan diberikan (vaksin) untuk memberi perlindungan dari tertularnya infeksi virus Mpox," kata Prima dalam keterangan resmi Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Kamis (29/8/2024).

Pengobatan monkeypox

Melansir dari situs resmi WHO, Mpox dapat diobati dengan perawatan suportif untuk gejala-gejala seperti nyeri dan demam.

Pengobatan dilakukan dengan perhatian ketat pada pemberian nutrisi, hidrasi, perawatan kulit, pencegahan infeksi sekunder dan pengobatan infeksi penyerta, termasuk HIV jika ada.

Berikut ini hal yang perlu diperhatikan saat menjalani perawatan Mpox:

  • Hindari menggaruk kulit saat mengalami ruam
  • Kulit harus rutin dibersihkan dan dirawat agar tidak kering dengan memakai air steril serta antiseptik
  • Jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan kulit
  • Berkumur dengan air garam untuk membersihkan luka di mulut
  • Mandi air hangat dengan soda kue dan garam epsom untuk meredakan rasa tidak nyaman pada kulit yang terluka
  • Apabila obat nyeri tidak cukup untuk mengatasi rasa sakit, segera hubungi layanan kesehatan

(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda