
moms-life
Pekerja Gen Z Lebih Sering Sakit Dibanding Generasi Sebelumnya, Ternyata Ini Penyebabnya
HaiBunda
Rabu, 11 Sep 2024 09:03 WIB

Data terkini yang dilaporkan oleh New York Post menunjukkan bahwa pekerja Gen Z mengambil lebih banyak cuti berbayar dibandingkan generasi sebelumnya.
Menurut platform SDM Gusto, yang melayani lebih dari 300.000 bisnis di Amerika Serikat (AS), sekitar 30 persen karyawan mengambil cuti sakit dalam 10 bulan pertama tahun 2023, 42 persen lebih banyak dari tahun 2019. Rata-rata waktu istirahat juga bertambah sebanyak 15 persen, kini menjadi 15,5 jam per tahun.
Para ahli menunjukkan adanya pergeseran antar generasi dalam sikap terhadap kesehatan serta keseimbangan kehidupan kerja.
Penyebab pekerja Gen Z lebih sering sakit
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z yang didefinisikan sebagai individu yang lahir antara pertengahan hingga akhir tahun 1990-an dan awal 2010-an, menghargai istirahat dan pemulihan, memprioritaskan kesejahteraan mereka daripada berjuang melawan penyakit.
Melansir dari laman Punch lite, mereka lebih cenderung tinggal di rumah saat tidak sehat untuk menghindari penyebaran infeksi, yang mencerminkan pendekatan yang lebih memperhatikan kesehatan dalam bekerja.
Seorang pelatih karier, Dr. Kyle Elliott, mencatat bahwa pekerja Gen Z memahami bahwa cuti sakit tidak hanya untuk penyakit fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental.
“Lebih mudah untuk mengambil cuti sakit ketika Anda menemukan makna dan tujuan di luar pekerjaan dan karier Anda,” ujar Elliot.
Ia mengatakan generasi ini lebih nyaman menggunakan waktu sakit untuk mengelola stres atau kelelahan, menyadari bahwa pemulihan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Lebih jauh lagi, para ahli menunjukkan bahwa penekanan pada keseimbangan kehidupan dan pekerjaan merupakan pendorong utama. Banyak karyawan Gen Z percaya bahwa kehidupan ini lebih dari sekadar bekerja, dan mereka tidak melihat manfaat bekerja saat sakit.
Data eksklusif dari survei yang dilakukan oleh Top Employers Gen Z mengungkap bahwa 81 persen pekerja muda meyakini bahwa pemberi kerja memiliki tanggung jawab untuk mendukung kesejahteraan fisiknya, sementara 83 persen merasakan hal yang sama tentang dukungan psikologis.
Harapan ini turut mendorong mereka bersedia mengambil cuti sakit bila diperlukan. Seorang analis medis senior, Dr Marc Siegel, menyarankan bahwa meningkatnya cuti sakit juga bisa dikaitkan dengan kelelahan dan kurangnya komitmen terhadap karier, terutama di kalangan karyawan yang lebih muda.
“Orang-orang cenderung mengakali sistem atau meminta hari kesehatan mental karena meningkatnya kecemasan dan depresi dalam masyarakat kita. Sebagian orang hanya ingin memberikan keseimbangan lebih dalam kehidupan mereka antara bekerja dan bermain,” ungkapnya.
Menurut laporan tersebut, situasi pascapandemi menunjukkan adanya peningkatan kecemasan dan depresi, yang mendorong banyak orang mencari keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Pada akhirnya, Gen Z mendefinisikan ulang pendekatan terhadap cuti sakit, melihatnya sebagai bagian penting dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan, bukan sebagai pilihan terakhir.
Nah, itulah penyebab Gen Z lebih sering mengambil cuti sakit berbayar dibandingkan pekerja dari generasi sebelumnya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Seberapa Bahagia Gen Z? Ini Fakta Menarik Menurut Studi

Mom's Life
Data Kemenkes Ungkap Pekerja Gen Z Indonesia Paling Gampang Depresi, Simak Faktanya

Mom's Life
5 Hal yang Bikin Gen Z Sangat Berbeda dengan Generasi Sebelumnya

Mom's Life
Berkarier ala Gen-Z, ini 5 Hal Positif yang Bisa Ditiru

Mom's Life
Mental Generasi Z Disebut Lemah, Benarkah? Ini Faktanya Bun

Mom's Life
Alasan Pekerja Gen Z Alami Burnout di Usia Muda, Ternyata Ini Penyebabnya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda