HaiBunda

MOM'S LIFE

13 Kata-kata yang Sering Digunakan Orang dengan Keterampilan Sosial yang Rendah Menurut Pakar

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Kamis, 14 Nov 2024 03:00 WIB
Ilustrasi Kata-kata yang Sering Digunakan Orang dengan Keterampilan Sosial yang Rendah Menurut Pakar/Foto: Getty Images/Artsyslik
Jakarta -

Sering kali orang dengan keterampilan sosial yang rendah menggunakan kata-kata tertentu. Tanpa mereka sadari, itu dapat dianggap menyinggung orang lain.

Pelatih kehidupan pribadi dan perusahaan, Mason Farmani mengembangkan keterampilan sosial penting karena itu merupakan dasar cara Bunda berinteraksi dengan orang lain dan membangun hubungan.

“Berhati-hatilah dengan cara kamu menyampaikan kalimat karena komunikasi verbal bukan hanya tentang kata-kata. Melainkan tentang bagaimana kata-kata tersebut disampaikan,” Mason, dikutip dari laman Parade, Kamis (7/11/2024).


Hal itu dapat dikatakan lebih berlaku dalam komunikasi tertulis, seperti di media sosial, di mana nada dan bahasa tubuh tidak diperhatikan. Untuk lebih jelasnya, setiap orang terkadang mengatakan hal yang salah.

Namun, orang-orang dengan keterampilan sosial yang buruk sering kali menggunakan kalimat tertentu.

13 Kata-kata yang sering digunakan orang dengan keterampilan sosial rendah

Berikut adalah kumpulan kata-kata yang sering digunakan orang dengan keterampilan sosial rendah:

1. “Sebenarnya…”

Bunda perlu menghindari kata ini dalam banyak kasus. Ketika seseorang salah mengucapkan kata, salah mengutip lirik lagu, atau menggunakan tata bahasa yang tidak 100 persen benar, tidak perlu mengoreksi orang tersebut. Terkadang, lebih sopan untuk membiarkannya begitu saja.

2. “Tidak bermaksud menyinggung, tapi…”

Cara ini adalah cara yang umum dilakukan untuk mencoba meredakan dampak dari perselisihan, tetapi sering kali gagal. Terkadang cara ini malah menghina orang, Bunda.

3. “Itu bodoh”

Komentar seperti ini adalah cara yang sudah pasti untuk membuat orang paling ekstrovert pun terdiam. Tidak ada yang bagus dari ucapan tersebut.

4. “Aku hanya jujur”

Pakar etiket, Nick Leighton, tidak menyarankan untuk berbohong. Namun, menggunakan kejujuran sebagai alasan untuk bersikap kejam bukan bentuk sosial yang baik.

“Etika yang baik membutuhkan kejujuran dan kebijaksanaan. Perhatikan orang lain,” ujar Leighton.

5. “Kamu selalu/tidak pernah…”

Mason mengatakan generalisasi semacam ini tidak proporsional dan tidak adil. Mereka menempatkan pihak lain pada posisi defensif dan memulai konfrontasi.

6. “Kamu tidak seharusnya melakukan dengan cara ini”

Tidak ada yang sempurna, begitu juga dengan kalimat ini. Menghakimi dan mengadili tidak akan melanjutkan percakapan.

7. “Tunggu, aku punya cerita yang lebih bagus”

Orang lain tidak tahu bahwa mereka mendaftar untuk sebuah kompetisi dengan memasuki obrolan dengan cerita yang bermakna.

“Mengungguli seseorang dalam percakapan adalah cara cepat untuk memastikan orang lain tidak ingin mengobrol dengan kamu. Berikan merek waktu untuk bercerita, ajukan beberapa pertanyaan, dan tertawalah jika perlu. Kemudian, kamu dapat membagikan cerita atau menyimpannya untuk nanti,” ujar pakar etiket, Jenny Dreizen.

8. “Itu bukan masalahku”

Kalimat ini mengalihkan beban tanggung jawab kepada orang lain dan menandakan kurangnya keinginan untuk membantu. Hal tersebut dapat membuat Bunda terlihat dingin dan mementingkan diri sendiri.

9. “Mengapa kamu begitu dramatis?”

Kata-kata ini tidak mencerminkan empati yang sangat penting. Kalimat tersebut adalah cara untuk tidak menghargai perasaan orang lain dan memperlakukannya sebagai kekurangan, bukan sebagai bagian yang normal dari komunikasi.

10. “Tenanglah”

Jangan ada orang yang benar-benar menjadi lebih tenang ketika disuruh tenang. Oleh karena itu, kata ini tidak disarankan.

11. “Kamu tidak benar-benar percaya itu, kan?”

Bagaimana jika mereka melakukannya? Menempatkan seseorang dalam posisi defensif adalah manuver membangun hubungan yang buruk.

12. “Terserah”

Kata ‘Terserah’ kerap disampaikan orang dengan keterampilan sosial yang rendah. Kata ini dianggap meremehkan seseorang.

13. “Sudah kubilang”

Kalimat ini bisa jadi membuat orang terlihat sombong dan merasa benar sendiri. Ini menunjukkan seseorang sedang menertawakan kesalahannya alih-alih bersikap empati atau membantu.

Nah, itulah beberapa kata-kata yang sering digunakan oleh orang dengan keterampilan sosial yang rendah. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Tips agar Bunda Menjadi Wanita Karier yang Sukses & Mandiri

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Potret Pemain Film Dominique Sanda dan Sang Putra yang Baru Wisuda Dokter

Mom's Life Annisa Karnesyia

Anthony Ginting dan Istri Gelar Gender Reveal Ungkap Jenis Kelamin Anak Pertama, Intip Potretnya

Kehamilan Annisa Karnesyia

Mengapa Bayi Baru Lahir Berat Badannya Turun?

Parenting Kinan

5 Perjuangan Public Figure Berkali-kali Gagal Bayi Tabung, Meutya Hafid IVF 10 Kali

Kehamilan Annisa Karnesyia

Pihak Dahlia Poland Bongkar Fakta Gugatan Cerai ke Fandy Christian, Ternyata...

Mom's Life Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Momen Kebersamaan Alleia Bersama Sang Ayah, Ariel NOAH yang Jarang Tersorot, Ini 5 Potretnya

Mengapa Bayi Baru Lahir Berat Badannya Turun?

Anthony Ginting dan Istri Gelar Gender Reveal Ungkap Jenis Kelamin Anak Pertama, Intip Potretnya

40 Contoh Teks Perkenalan Diri Bahasa Inggris dan Artinya, Lengkap!

Potret Pemain Film Dominique Sanda dan Sang Putra yang Baru Wisuda Dokter

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK