Selama beberapa dekade studi kepribadian telah mengkategorikan orang sebagai introvert, ekstrovert, atau ambivert.

Namun, banyak yang merasa kepribadian ini tidak sepenuhnya menangkap kecenderungan sosial mereka.

Konsep otrovert yang muncul mengatasi kesenjangan ini, menggambarkan individu yang menempati area abu-abu antara introversi dan ekstroversi.

Mengenal kepribadian otrovert

Saat tumbuh dewasa, Dr. Rami Kaminski merasa seperti “orang luar abadi”. Setelah bertemu banyak orang lain yang memiliki pengalaman serupa, psikiater asal New York ini menemukan bahwa ada serangkaian ciri kepribadian yang berperan.

Untuk menggambarkan profil psikologis ini, Kaminski menciptakan istilah otroversi, membuat tes daring gratis dan menghabiskan waktu selama bertahun-tahun menulis buku The Gift of Not Belonging: How Outsiders Thrive in a World of Joiners.

“Saya pikir (otroversi) adalah cara yang luar biasa untuk menjadi diri sendiri,” ujarnya, dikutip dari laman rnz, Selasa (23/9/2025).

Kaminski mengatakan orang-orang otrovert mandiri secara emosional dan senang menghabiskan waktu sendirian, tetapi cenderung tidak kesepian. Mereka sebenarnya bukan penyendiri, mereka hanya bukan anggota dari suatu kelompok.

“Kamu tidak berada di luar kelompok itu sendiri. Kamu hanya tidak merasa memiliki ikatan emosional, yang merupakan hal yang sangat sederhana dan jauh lebih personal,” tuturnya.

Karena mereka cenderung jeli, penuh empati, dan sangat perhatian, Kaminski mengatakan kaum otrovert dapat menjalin hubungan satu lawan satu yang sangat mendalam.

Dilansir dari laman Times of India, otrovert sering berkembang dalam interaksi satu lawan satu yang bermakna daripada pertemuan sosial besar, menghargai kedalaman daripada kuantitas dalam hubungan.

Mereka cenderung mandiri, kreatif, dan selektif tentang keterlibatan sosial, menyeimbangkan kebutuhan untuk terhubung dengan ruang pribadi.

Mereka mungkin juga menunjukkan kemampuan beradaptasi, kecerdasan emosional, dan kualitas kepemimpinan yang halus baik dalam lingkungan pribadi maupun profesional.

Mengenali kepribadian otrovert menawarkan perspektif baru tentang perilaku sosial, menyoroti bahwa tidak semua orang cocok dengan kategori tradisional dan bahwa ciri-ciri kepribadian yang bernuansa membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia.

Otrovert vs ambivert

Dilansir dari laman Hindustan Times, seorang ambivert menyeimbangkan sifat-sifat introvert dan ekstrovert, beradaptasi berdasarkan suasana hati atau situasi.

Sebaliknya, seorang otrovert kesulitan menyesuaikan diri dalam kelompok, seringkali lebih suka menyendiri atau menghabiskan waktu dengan beberapa orang terpilih.

Apa itu introvert dan ekstrovert?

Introvert dan ekstrovert menggambarkan bagaimana orang mendapatkan energi dan memproses informasi.

Introvert mengisi ulang energi dalam kesendirian dan berfokus pada diri sendiri, sementara ekstrovert mendapatkan energi melalui interaksi sosial dan pengalaman eksternal. Keduanya merupakan tipe kepribadian normal yang berada dalam spektrum dan bukan kategori yang ketat.

Tips untuk menerima tipe kepribadian

Dilansir dari laman Health, yang terpenting adalah apakah bahagia dengan gaya hidup dan pergaulan Bunda? Beberapa orang mungkin merasa tertekan untuk berubah atau menyesuaikan diri dengan orang lain.

Namun, penting untuk mengakui dan menghargai kepribadian sendiri, menemukan kekuatan utama, dan berfokus pada apa yang memberikan kebahagiaan dan kedamaian. Untuk merangkul kepribadian, ada beberapa hal yang perlu diketahui, meliputi:

• Pahami kekuatan dan kelemahan
• Cari tahu bagaimana Bunda dapat menggunakan kekuatan untuk memajukan pertumbuhan secara pribadi
• Terapkan kebiasaan atau strategi baru untuk mengatasi tantangan dan meningkatkan diri tanpa mengubah diri sendiri

Nah, itulah beberapa hal yang dapat Bunda ketahui tentang kepribadian baru otrovert. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!