HaiBunda

MOM'S LIFE

Kisah Legendaris Men Badung, Dalang Perempuan Bali di Panggung Internasional

Aisyah Khoirunnisa   |   HaiBunda

Kamis, 02 Oct 2025 15:17 WIB
Ni Wayan Nodri atau Men Badung, dalang perempuan pertama di Bali / Foto: Ni Komang Ayu Leona/detikBali

Bunda, pernahkah Bunda menyaksikan pertunjukan dalang perempuan? Dilansir dari detikcom, inilah kisah inspiratif dari Men Badung, seorang perempuan tangguh yang menjalani dua kehidupan yang sangat berbeda. Di satu sisi, ia adalah pedagang sembako yang sangat cekatan. Di sisi lain, ia adalah dalang perempuan pertama Bali yang karyanya pernah dipuji di kancah internasional.

Di balik warung sembako, tersimpan legenda Men Badung dalang perempuan pertama

Sosok legendaris itu adalah Ni Wayan Nodri, atau yang akrab disapa Men Badung. Di usianya yang sudah senja, yaitu 78 tahun, ia menjalani kesehariannya dengan berjualan sembako di Pasar Sukawati, Gianyar, Bali. Dengan cekatan, ia mengemas beras, telur, susu, kacang hijau, gula, hingga kopi untuk para pelanggan. Akan tetapi, jika ada barang yang terlalu berat, ia meminta pelanggan untuk mengambilnya sendiri.

Tak banyak pelanggan yang tahu bahwa perempuan paruh baya yang mereka beli dagangannya hampir setiap hari adalah seorang  legenda dalam dunia seni pertunjukan Bali. Men Badung adalah dalang perempuan pertama di Bali yang eksistensinya diakui secara luas hingga ke luar negeri. 


Men Badung menjadi dalang demi anak, menjaga tradisi karena cinta

Perjalanan Men Badung menjadi seorang dalang luh (dalang perempuan) dimulai dari titik balik yang mengharukan dalam hidupnya. Suaminya yang merupakan guru sekaligus dalang adalah tulang punggung keluarga. Saat sang suami meninggal, Men Badung tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Ia harus berpikir sekeras mungkin untuk mencari biaya hidup bagi anaknya.

"Saat kematian suami, saya tidak lama bersedih. Sudah langsung kepikiran anak. Memutar otak untuk cari biaya hidup. Saya putuskan jadi dalang," tuturnya.

Meskipun keputusannya didorong oleh kebutuhan untuk menghidupi keluarga, jalannya tidak sepenuhnya baru. Men Badung berasal dari keluarga seniman dalang dan sudah terbiasa melihat suaminya berlatih. Ia pun mulai belajar dari adik laki-lakinya. Eksistensinya sebagai dalang luh semakin diakui sejak festival dalang perempuan pertama di Bali diadakan pada tahun 1980.

Saat itu, nama Ni Wayan Nodri alias Men Badung keluar sebagai juara pertama. Prestasi ini membawanya ke panggung internasional. Men Badung tampil memukau di Jerman dan Jepang pada tahun 1985. Penampilannya di panggung internasional secara tegas membuktikan bahwa dalang perempuan dapat disejajarkan dengan dalang laki-laki.

Tantangan berat Men Badung Sang dalang perempuan

Meskipun telah meraih kesuksesan, seni pedalangan di Bali mengalami tantangan besar. Sejak masuknya televisi ke Bali pada tahun 2000-an, minat masyarakat terhadap pertunjukan wayang semakin berkurang.

Men Badung sendiri mengakui, "Masyarakat sekarang lebih memilih menonton TV dari pada menonton gelaran seni wayang." Bahkan, minat untuk belajar mendalang dari masyarakat lokal juga tidak ada. Ironisnya, justru wisatawan asing yang lebih tertarik mempelajari wayang di sanggar seni milik anaknya dibandingkan masyarakat lokal.

Selain minimnya undangan mendalang, dalang perempuan ini juga menghadapi tantangan yang lebih besar, yaitu faktor biologis seperti menstruasi.

"Memainkan wayang itu sakral. Harus sembahyang dulu supaya Tuhan menyertai," ujarnya.

Aturan sakral melarang mendalang saat menstruasi, yang dapat menyebabkan undangan yang sudah diterima menjadi batal jika datang bulan tiba-tiba. Meski demikian, Men Badung tetap menjadi simbol ketangguhan, yang melalui semangatnya, mampu memenangkan pertempuran di pasar sekaligus di panggung seni global.

Selain itu, kisahnya yang berawal dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan anaknya setelah sang suami meninggal, menunjukkan bahwa seorang Bunda akan selalu mencari jalan untuk kelangsungan hidup anaknya.

Itulah kisah Men Badung yang adalah seorang dalang perempuan hebat dari Bali. Sangat menginspirasi, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

Berapa Lama Efek Keracunan Makanan Berlangsung? Ini Penjelasannya Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Cucu Mahfud MD Keracunan MBG di Jogja, Ini Kronologinya

Parenting Nadhifa Fitrina

7 Potret Steffi Zamora & Nino Fernandez Gelar Gender Reveal Kehamilan Pertama, It's Baby Girl!

Kehamilan Annisa Karnesyia

Resep Pajeon seperti di Drama Korea Bon Appetit, Your Majesty

Mom's Life Amira Salsabila

Bolehkah Membiarkan Anak Main dengan Lawan Jenis Sejak Kecil?

Parenting Kinan

Jepang akan Beri Rp22 Juta pada Warganya yang Bersedia Jalani Egg Freezing

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Terapkan Work Life Balance, Ini 7 Negara dengan Jam Kerja Tersingkat

Jepang akan Beri Rp22 Juta pada Warganya yang Bersedia Jalani Egg Freezing

Perjuangan Ferdy Hasan & Istri Besarkan Anak Berkebutuhan Khusus sampai ke Bangku Kuliah

Bolehkah Membiarkan Anak Main dengan Lawan Jenis Sejak Kecil?

7 Potret Steffi Zamora & Nino Fernandez Gelar Gender Reveal Kehamilan Pertama, It's Baby Girl!

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK