
moms-life
Setengah Konten Kesehatan Mental Viral di TikTok Ternyata Misinformasi
HaiBunda
Senin, 13 Oct 2025 14:25 WIB

Daftar Isi
Bunda, di era digital ini, TikTok telah menjadi salah satu tempat utama bagi banyak orang, terutama anak muda, untuk mencari dukungan dan tips seputar kesehatan mental. Sayangnya, ada kabar yang sangat mengkhawatirkan: sebuah investigasi menemukan bahwa lebih dari setengah konten kesehatan mental viral yang paling populer di TikTok ternyata mengandung misinformasi.
Penelitian ini dilakukan oleh The Guardian dengan menganalisis 100 video teratas di bawah tagar #mentalhealthtips dan membaginya kepada para ahli mental profesional untuk ditinjau. Hasilnya sangat mencengangkan dan dianggap "mengkhawatirkan" oleh para ahli.
52 persen konten kesehatan mental viral di #mentalhealthtips tidak akurat
Para ahli psikolog, psikiater, dan akademisi menemukan bahwa 52 dari 100 video yang menawarkan saran tentang trauma, kecemasan, depresi, dan penyakit mental lainnya mengandung sejumlah misinformasi. Banyak video lainnya juga dinilai terlalu kabur atau tidak membantu.
Misinformasi ini datang dalam berbagai bentuk. Para influencer seringkali menjual solusi "perbaikan cepat" (quick fix) yang tidak terbukti dan membuat klaim palsu. Hal ini menunjukkan bahwa video yang pendek dan menarik perhatian seringkali mengalahkan realitas yang lebih terbukti dari profesional yang berkualifikasi.
Ragam misinformasi yang ditemukan dalam konten kesehatan mental viral
Berikut ini adalah contoh misinformasi yang beredar di kategori kesehatan mental viral sangat beragam dan terkadang tidak biasa.
- Salah satu saran paling tidak biasa adalah makan jeruk di kamar mandi untuk mengurangi kecemasan.
- Promosi suplemen seperti saffron, magnesium glycinate, dan holy basil diklaim dapat meredakan kecemasan, padahal bukti ilmiahnya terbatas.
- Ada pula klaim palsu bahwa seseorang dapat menyembuhkan trauma dalam waktu satu jam hanya dengan menulis tentang pengalaman traumatis selama 15 menit.
- Banyak video secara keliru menggunakan istilah seperti wellbeing, anxiety, dan mental disorder secara bergantian, yang dapat menyebabkan kebingungan tentang apa sebenarnya penyakit mental itu.
Bahaya self-diagnosis dan respons TikTok terkait fenomena konten kesehatan mental viral
Salah satu bahaya terbesar adalah kecenderungan video untuk membuat pengalaman sehari-hari tampak patologis dan tidak normal. Dan Poulter, mantan Menteri Kesehatan dan psikiater NHS, mengatakan bahwa video tersebut menafsirkan emosi normal yang kita alami sehari-hari sebagai tanda penyakit mental serius. Contohnya, menyamakan perasaan lelah atau energi rendah dengan diagnosa depresi. Akibatnya, kehidupan orang-orang dengan penyakit mental serius sering dianggap remeh.Â
Selain itu, psikolog terakreditasi Amber Johnston menjelaskan bahwa meskipun ada sedikit kebenaran, video yang ada seringkali menggeneralisasi pengalaman PTSD yang harusnya individual, mengklaim bahwa semua gejala dapat dijelaskan dalam 30 detik. Padahal, diagnosis hanya dapat dilakukan melalui penilaian komprehensif dari profesional kesehatan mental yang berkualifikasi. Selain itu, misinformasi ini dapat membuat penonton yang tidak berhasil pulih merasa gagal atau bersalah, padahal tips tersebut memang tidak mempan.
Dilansir dari People, terkait hal ini, juru bicara TikTok membalas bahwa studi ini memiliki "batasan metodologi yang jelas" yang menentang kebebasan berekspresi. Mereka menyatakan bahwa mereka secara proaktif bekerja sama dengan ahli kesehatan seperti WHO untuk mempromosikan informasi berdasarkan sains. TikTok juga mengklaim menghapus 98 persen misinformasi berbahaya sebelum dilaporkan.
Meskipun TikTok menjadi tempat berekspresi, para ahli tetap menegaskan bahwa tips di media sosial tidak boleh diandalkan sebagai pengganti dukungan profesional.
Bunda, itulah tadi kabar mengejutkan tentang video kesehatan yang kerap viral. Pastikan Bunda dan Si Kecil selalu mencari sumber terpercaya untuk urusan kesehatan mental.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Mengenal Trauma Kolektif yang Bisa Dialami Masyarakat Akibat Kekacauan Negara

Mom's Life
9 Cara Tetap Optimis di Tengah Masalah Negara yang Membuat Stres dan Resah

Mom's Life
Mengenal Gangguan Psikosomatis, Gejala dan Cara Pencegahannya

Mom's Life
Orang Kesepian Ternyata Mudah Sakit, Ini Kata Studi

Mom's Life
Tren 'Cek Khodam' di Media Sosial Berhubungan dengan Kesehatan Mental? Begini Kata Pakar


5 Foto
Mom's Life
5 Potret Becky Tumewu Usai Operasi Mata Akibat Retina Lepas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda