
moms-life
Penggunaan Antibiotik untuk Batuk: Tanda Dibutuhkan, Efek Samping & Cara Mengonsumsinya
HaiBunda
Selasa, 21 Oct 2025 14:10 WIB

Daftar Isi
Batuk merupakan salah satu keluhan kesehatan yang paling sering dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Penyebabnya bisa beragam mulai dari iritasi ringan akibat debu, infeksi virus, hingga kondisi medis tertentu.
Meski terdengar sepele, ternyata batuk yang berlangsung lama tentu bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat tubuh terasa lebih lelah.
Tak jarang, ketika batuk tidak kunjung sembuh, sebagian orang langsung berpikir untuk mengonsumsi antibiotik agar cepat pulih. Padahal, tidak semua jenis batuk memerlukan antibiotik, lho, Bunda.
Lalu, kapan sebenarnya antibiotik dibutuhkan untuk mengobati batuk? Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Kapan perlu mengonsumsi antibiotik saat mengalami batuk?
Melansir dari laman GoodRx, sebagian besar batuk disebabkan oleh infeksi virus seperti flu atau pilek, bukan bakteri. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik biasanya tidak diperlukan.
Antibiotik hanya bekerja melawan infeksi bakteri, bukan virus. Bahkan, meski dahak berwarna hijau atau kuning, hal itu belum tentu menandakan adanya infeksi bakteri.
Namun, bila batuk berlangsung lebih dari tiga minggu, disertai demam tinggi, sesak napas, atau rasa lelah yang berlebihan, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Dalam kasus tertentu seperti pneumonia atau bronkitis bakteri, dokter mungkin akan mempertimbangkan penggunaan antibiotik.
Penggunaan obat antibiotik saat mengatasi batuk
Antibiotik berfungsi melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Menurut panduan dari GPnotebook, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik seperti amoksisilin, doksisiklin, atau klaritromisin untuk orang dewasa dengan batuk akibat infeksi bakteri.
Namun, penting untuk diingat bahwa antibiotik tidak bisa mengatasi batuk yang disebabkan oleh virus ya, Bunda. Dikutip dari laman NHS Borders, penggunaan antibiotik tanpa indikasi yang jelas dapat mempercepat munculnya resistansi antibiotik, yaitu kondisi ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik. Akibatnya, obat ini akan semakin sulit bekerja saat benar-benar dibutuhkan di kemudian hari.
Jenis infeksi bakteri penyebab batuk yang membutuhkan antibiotik
Beberapa jenis infeksi bakteri yang dapat menyebabkan batuk dan memerlukan antibiotik antara lain:
- Pneumonia: infeksi paru-paru yang menimbulkan batuk berat, demam, dan menggigil.
- Bronkitis bakteri: infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang menyebabkan batuk berdahak dan sesak napas.
- Sinusitis bakteri: peradangan pada sinus yang membuat lendir menetes ke tenggorokan dan menimbulkan batuk.
- Pertusis (batuk rejan): infeksi menular yang menyebabkan batuk parah dan suara "whoop" saat menarik napas.
Infeksi-infeksi tersebut hanya bisa dipastikan melalui pemeriksaan dokter, seperti tes darah maupun rontgen dada.
Cara konsumsi antibiotik untuk batuk dengan tepat
Jika dokter meresepkan antibiotik, pastikan Bunda mengonsumsinya sesuai petunjuk dan sampai habis. Menghentikan penggunaan obat sebelum waktunya bisa membuat bakteri tidak sepenuhnya hilang dan akhirnya menjadi kebal terhadap antibiotik (resistansi).
Pemberian dosis antibiotik bisa berbeda-beda pada tiap individu. Biasanya bergantung pada indikasi, diagnosis, dan kondisi
Risiko efek samping antibiotik
Mengutip laman Children's Health Ireland, antibiotik dapat menimbulkan efek samping, seperti mual, muntah, sakit perut, ruam, atau diare. Dalam beberapa kasus, reaksi alergi terhadap antibiotik juga bisa terjadi.
Penggunaan antibiotik sebenarnya tidak bisa meredakan batuk karena fungsinya adalah membunuh bakteri. Beristirahat dapat memberi waktu bagi sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
Cara mengobati batuk di rumah
Sebagian besar batuk sebenarnya dapat ditangani di rumah tanpa antibiotik. Bunda dapat minum air putih dalam jumlah banyak, istirahat yang cukup, serta konsumsi minuman hangat seperti campuran madu dan lemon yang dapat membantu meredakan batuk.
Untuk anak-anak di atas 6 tahun, obat batuk atau semprotan saline dapat membantu membersihkan saluran pernapasan. Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan tangan, menutup mulut saat batuk, dan tidak berbagi peralatan makan agar infeksi tidak menular ke anggota keluarga lain.
Itu dia penjelasan lengkap mengenai penggunaan antibiotik untuk batuk. Jika batuk tidak kunjung membaik setelah beberapa minggu, segera konsultasikan dengan dokter ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
9 Cara Membersihkan Paru-paru secara Alami dan Mudah

Mom's Life
7 Cara Mengatasi Batuk Gatal Tenggorokan

Mom's Life
Gejala Awal Penyakit Infeksi Pernapasan Polimikroba yang Dialami Paus Fransiskus

Mom's Life
Batuk Tidak Berhenti dan Tenggorokan Gatal? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mom's Life
4 Perbedaan Batuk Biasa dengan Gejala yang Disebabkan COVID-19


5 Foto
Mom's Life
5 Potret Becky Tumewu Usai Operasi Mata Akibat Retina Lepas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda