HaiBunda

MOM'S LIFE

5 Kalimat Toxic yang Sering Diucapkan Orang Egois Menurut Pakar Psikologi

Aisyah Khoirunnisa   |   HaiBunda

Sabtu, 15 Nov 2025 10:10 WIB
Ilustrasi kalimat toxic yang sering diucapkan orang egois menurut pakar psikologi / Foto: Getty Images/baona

Bunda, pernahkah Bunda berinteraksi dengan seseorang, entah itu rekan kerja, kerabat, atau bahkan figur yang lebih dekat, yang selalu merasa paling benar dan sulit menerima kritik? Menurut pakar psikologi tempat kerja, Stefan Falk, orang-orang yang sangat egois dan merasa paling penting memiliki pola bahasa tertentu yang menandakan kurangnya keseimbangan "keegoisan sehat" dan cenderung "terlalu mementingkan diri sendiri".

Meskipun kita semua secara naluriah egois sampai taraf tertentu, tantangan sebenarnya adalah mencapai keseimbangan yang sehat. Dilansir dari CNBC, orang-orang yang gagal mencapai keseimbangan ini sering menggunakan kalimat toxic yang menghambat pertumbuhan diri mereka sendiri dan menyakiti orang-orang di sekitar mereka.

5 kalimat toxic yang sering diucapkan orang egois menurut pakar psikologi 

Berikut adalah 5 kalimat toxic yang sering diucapkan orang egois, menurut pakar psikologi, dan bagaimana dampaknya.


1. "Umpan balik ini terasa menghina." 

Orang yang merasa paling penting menafsirkan umpan balik yang konstruktif sebagai serangan pribadi. Mereka menolak untuk menerima kebenaran universal bahwa selalu ada ruang untuk berkembang. Mereka percaya bahwa mereka tidak dapat melakukan kesalahan, yang membuat mereka hipersensitif terhadap saran apapun bahwa pekerjaan mereka dapat ditingkatkan. Kalimat toxic di atas adalah ekspresi langsung dari kepercayaan mereka ini.

2. "Ide-ideku berharga dan selalu layak dipertimbangkan secara serius." 

Kalimat toxic kedua ini memperlihatkan rasa egois dengan sangat jelas. Tidak peduli seberapa biasa ide mereka sebenarnya, orang-orang egois cenderung berasumsi bahwa mereka selalu membawa nilai yang luar biasa bagi orang lain. Mereka mengabaikan kenyataan bahwa sebagian besar ide, pendapat, dan saran kita pasti memiliki kekurangan, terlepas dari upaya yang telah diinvestasikan di dalamnya. 

3. "Keberhasilan mereka mengambil kesukseskanku." 

Orang yang sangat egois cenderung kurang berhasil dibandingkan seseorang yang menyalurkan kecenderungan mementingkan diri sendiri untuk membantu orang lain. Karena mereka kesulitan melihat nilai dalam mendukung orang-orang di sekitar mereka, mereka berpikir bahwa kemenangan orang lain adalah tidak adil dan merupakan hasil dari perlakuan istimewa. Kalimat toxic ini mereka ucapkan ketika melihat orang lain berhasil.

4. "Mengapa kamu selalu mencoba mengendalikanku?"

Kalimat toxic keempat ini kerap diucapkan ketika orang egois diberikan perintah atau petunjuk. Orang yang merasa paling penting sangat tidak menyukai atasan atau figur otoritas yang memberikan arahan atau menetapkan ekspektasi yang jelas. Bagi mereka, instruksi dari seorang manajer, paling maksimal hanyalah saran, atau paling buruk, merupakan upaya untuk menganiaya atau memperlakukan mereka dengan buruk.

5. "Kamu tidak sopan karena tidak setuju denganku." 

Orang egois berharap pengakuan atas pengalaman dan perspektif mereka, dan sedikit minat untuk belajar dari orang lain. Jadi, ketika seseorang menawarkan perspektif yang berbeda, mereka tidak melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar, tetapi sebagai tanda ketidaktahuan atau kurangnya rasa hormat.

Cara menghadapi kalimat toxic dari orang egois

Berinteraksi dengan orang egois biasanya membawa hasil negatif. Karena itu, Bunda harus belajar cara menghadapinya untuk menjaga kesuksesan dan ketenangan pikiran Bunda.

1. Hindari jika memungkinkan

Cara pertama yang patut dicoba adalah dengan menghindari interaksi dengan orang egois sebisa mungkin. Cara ini akan menghemat banyak energi Bunda dan juga menyingkirkan banyak kemungkinan negatif lainnya. 

2. Tetapkan batasan jelas

Penting untuk bersuara dan menetapkan batasan yang jelas. Tegur mereka baik-baik ketika perilaku mereka sudah berlebihan. Bunda bisa mengajukan pertanyaan seperti, "Bisakah kamu jelaskan bagaimana perilaku ini menguntungkan perusahaan?" atau "Apakah kamu benar-benar percaya perilaku ini melayani kepentingan terbaikmu sendiri?"

2. Coba beritahu mereka tentang risiko menjadi egois

Egoisme memiliki banyak dampak negatif yang bisa Bunda sampaikan. Misalnya, Bunda bisa mengatakan, "Jika kamu hanya fokus pada apa yang sesuai dengan kebutuhanmu, kamu akan bisa fokus pada diri dan tujuanmu sendiri. Ini memengaruhi segalanya, mulai dari tugas hingga interaksi dan pembelajaran, dan tidak akan melayanimu dalam jangka panjang."

Atau, jika mereka selalu tersinggung: "Jika kamu melihat semuanya sebagai serangan pribadi, kamu akan terus-menerus frustrasi, tidak terpenuhi, dan terbebani oleh pikiran negatif tentang orang lain. Bukankah itu melelahkan?"

Bunda, itulah lima kalimat toxic yang kerap diucapkan orang egois beserta cara menghadapinya. Dengan memulai percakapan dari tempat yang otentik, Bunda mungkin bisa melihat adanya jalan keluar, meskipun mungkin tidak mendapatkan respons yang diharapkan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Artis Indonesia yang Baru Pertama Kali Rayakan Hari Ayah di 2025

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Usai Melunasi KPR, Andhara Early Gunting Semua Kartu Kredit untuk Hindari Utang dan Riba

Mom's Life Annisa Karnesyia

Belajar dari Kasus Penculikan Bilqis, Ini Cara Ajarkan Anak Melindungi Diri Menurut Psikolog

Parenting Nadhifa Fitrina

5 Kalimat Toxic yang Sering Diucapkan Orang Egois Menurut Pakar Psikologi

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

7 Cara Ayah Ajak Ngobrol Bayi sejak dalam Kandungan

Kehamilan Tim HaiBunda

10 Nama Terpopuler di Indonesia, Masih Relate untuk Si Kecil?

Nama Bayi Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Usai Melunasi KPR, Andhara Early Gunting Semua Kartu Kredit untuk Hindari Utang dan Riba

Belajar dari Kasus Penculikan Bilqis, Ini Cara Ajarkan Anak Melindungi Diri Menurut Psikolog

7 Cara Ayah Ajak Ngobrol Bayi sejak dalam Kandungan

Ferry Salim Raih Gelar S2 Hukum di Usia 58 Th, Ini Potret saat Wisuda Didampingi Istri

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK